Ngepit Bersandal Jepit, Mampir di Grobogan
BERSANDAL JEPIT:Empat warga Perancis mengenakan sandal jepit saat mampir di Grobogan, Sabtu (7/4). Mereka tengah menjalankan misi keliling dunia |
GROBOGAN-Empat warga Perancis ini memang hebat. Demi mengunjungi keindahan pulau Bali dan Lombak, mereka ngepit sejauh lebih dari 9 ribu kilometer, dari negara asalnya menuju Indonesia. Dalam perjalanannya, mereka mampir di Grobogan, Sabtu (7/4).
Meski menempuh perjalanan jauh, mereka mengenakan terlihat pakaian seadanya. Tanpa kostum balap sepeda, melainkan hanya klambi mbledeh dan sandal jepit. “Kami sedang dalam perjalanan keliling dunia, termasuk ke Bali dan Lombok,” jelas Romain, salah satu dari keempat pelancong itu.
Pada Jumat (6/4) sore, mereka memasuki wilayah Kabupaten Grobogan dari arah barat (Semarang) dan menginap satu malam di Purwodadi, sebelum akhirnya meneruskan perjalanan kearah Kabupaten Blora, Sabtu (7/4).
“Awalnya saya mengira empat warga asing itu hanya berlibur, kemudian iseng-iseng bersepeda lintas daerah. Ternyata mereka sedang dalam misi mengelilingi dunia. Meski tidak mengerti apa yang mereka bicarakan, tetapi orangnya ramah dan berbaur,” kata Pamungkas (22) warga Purwodadi, saat nongkrong bersama empat warga asing itu di sebuah warung kopi di Desa Mayahan, Kecamatan Tawangharjo, Sabtu (7/4).
Keempat warga Perancis tersebut, Romain Nicolino, Bryan, Alex, dan Robin, telah mengawali perjalanan keliling dunia sejak 10 September 2011. Berangkat dari kota Chamoix, Perancis, secara berurutan mereka melewati Spanyol, Portugal, dan kemudian menyeberang ke Amerika Selatan yaitu ke Brasil, Argentina, Bolivia, dan Chili.
“Dari Amerika Selatan, kami sengaja ke Indonesia, karena iklimnya hampir sama yaitu tropis. Setelah dari Indonesia, ada dua kemungkinan, yaitu langsung mengelilingi Asia atau menyeberang ke Australia terlebih dahulu. Kepastiannya, akan kami tentukan setelah selesai keliling Indonesia dan melihat kondisi cuaca atau musim dari negara yang akan kami kunjungi,” Romain.
Pada sepeda yang mereka pergunakan, terpasang alat speedometer. Dari alat pencatat jarak tersebut, tertera angka 9.345 kilometer. Ini jarak yang mereka tempuh sejak dari Chamonix sampai Desa Mayahan, Kecamatan Tawangharjo.
“Warga Indonesia ramah-ramah dan mudah diajak berkomunikasi. Meski secara bahasa mereka bingung, tetapi dengan bahasa tubuh lainnya, kami mudah menangkap. Namun, kami kaget melihat kondisi jalan di Pulau Jawa yang rusak,” ujar Alex, yang telah memiliki satu anak itu.
Ditanya tujuan utama ke Indonesia, menurut Robin mereka ingin merasakan sensasi bersepeda di Bali dan Lombok. Selama ini, keindahan kedua pulau itu hanya diketahui melalui internet dan majalah tempat wisata di pesawat. (Dheky Kenedi-JBSM/16)
Post A Comment
No comments :
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.