LBH Bangun Posko Perlindungan Anak

POSKO PENGADUAN: Lurah Gajahmungkur Bambang Edy menerima asistensi Posko Pengaduan dan Perlindungan Anak

GAJAHMUNGKUR - Mengantisipasi terjadinya pemidanaan anak, LBH di Semarang membangun posko-posko di tingkat kelurahan. Posko itu disebut Posko Pengaduan dan Perlindungan Anak. Sehingga, anak yang melakukan kejahatan tidak harus dibawa ke pengadilan.

Salah satunya, posko pengaduan dan perlindungan anak (PPA) berada di Kelurahan Gajahmungkur, Kecamatan Gajahmungkur. Lurah Gajahmungkur, Bambang Edy, menyambut positif dengan adanya posko ini. Pasalnya, dengan adanya posko tersebut dapat membantu anak yang terlibat masalah hukum.

Seperti halnya kasus pencurian sandal jepit yang menimpa AAL, belum lama ini. Dengan adanya posko perlindungan anak, diharapkan kasus-kasus yang terkait dengan anak dapat diselesaikan di tingkat komunitas.

“Keberadaan PPA di Kelurahan Gajahmungkur untuk melindungi secara hukum keberadaan anak-anak di bawah umur. Anak-anak yang terlibat hukum, tidak dibawa ke pengadilan tetapi bisa diselesaikan di posko,” ungkapnya.

Dalam posko ini, lanjut Bambang, juga melibatkan komite sekolah. Karena anak sepanjang waktunya paling tidak berada di lingkungan tersebut, di sekolah, kemudian di rumah mungkin bisa komunitas yang berperan, dalam hal ini kelurahan.

“Sedangkan di sekolah yang berperan komite sekolah. Karena seharusnya apabila anak terlibat dalam hukum bisa diselesaikan di tingkat anak tidak harus diselesaikan di pengadilan, yang tentunya bisa memengaruhi psikologis anak,” lanjutnya.

Sebagai wujud nyata, keberadaan posko ini, ungkap Bambang, dengan memberikan pemahaman hukum di masyarakat. Misalnya, dengan memberikan semacam sosialisasi dan penyuluhan ke orang tua.

“Seperti cara mendidik anak, dan juga memperhatikan anak dengan membatasi tayangan televisi apa yang dia lihat. Sebab papara dari media televisi bisa memengaruhi perilaku anak,” pungkasnya. (wam/12)

Newer Post Older Post