Paguyuban Lansia Dharma Senja Berawal dari Pinggir Kali, Akhirnya Masuk Gedung
PAGUYUBAN LANSIA: Lansia keturunan Tionghoa ini masih tetap bergembira setiap Kamis di Gedung Rasa Dharma Pecinan. Mereka terwadahi dalam sebuah paguyuban. |
SUARA alunan musik dengan berbagai genre terdengar begitu merdu dari dalam Gedung Rasa Dharma, Jalan Gang Pinggir. Siapa sangka jika pemilik suara-suara merdu itu ternyata sosok yang sudah berusia senja atau kalangan lanjut usia (lansia) dari etnis keturunan.
Kegiatan nyanyi-nyanyi ala lansia yang diikuti oleh puluhan orang yang tergabung dalam Paguyuban Lansia Dharma Senja ini ada dua kelompok. Kelompok yang berkegiatan pada Rabu diketuai oleh King Lian, dan Kamis diketuai oleh Eko Harto. Kegiatn ini sama-sama dilakukan di Gedung Rasa Dharma mulai pagi hingga pukul 13.00 WIB.
Seperti dikatakan Ketua Paguyuban Lansia Dharma Senja, Eko Harto, puluhan lansia yang tergabung dalam paguyuban ini dari beragam keyakinan, ada kristen, budha, konghuchu dan juga Islam. Paguyuban ini terbuka untuk umum.
Puluhan lansia larut dalam rutinitas yang sudah lama mereka jalani bersama, dengan bernyanyi, line dance atau langkah dansa yang merupakan tradisi lama yang dimiliki banyak negara, serta senam dan lainnya.
Dia mengungkapkan, biasanya seseorang bergabung jika merasa mulai memasuki usia tua akan merasa kesepian. Yang merasa kesepian, biasanya anak-anak yang sudah menikah dan tinggal di tempat berlainan di luar kota, luar pulau bahkan luar negeri. Paguyuban menjadi salah satu tempat untuk mencari kebahagiaan.
”Kita semua menyatu di sini, kendati kami semua sudah lansia tapi kami juga masih butuh bersosialisasi. Dengan paguyuban ini kami bisa bertukar pikiran dengan sesama anggota. Habis nyanyi, line dance kita makan minum bersama,” ujarnya ramah.
Dikatakan Eko, kegiatan menyanyi atau menari merupakan hiburan tersendiri bagi para lansia, sembari menjalankan sisa waktu. ”Jujur kami tidak hanya menari dan menyanyi saja, kami juga sering mengadakan kegiatan bakti sosial seperti pengobatan gratis bekerjasama dengan berbagai pihak. Kami juga merayakan HUT RI dan juga merayakan hari besar nasional lainnya,” beberanya.
Paguyuban lansia adalah kelompok kategorial yang secara otomatis keanggotaannya semua umat yang berusia sekitar 60 tahun ke atas. Tak hanya kaum muda yang mebuat perkumpulan, kaum lansia pun membentuk sebuah paguyuban.
Agar lebih terkoordinasi para lansia etnis keturunan ini pun membentuk sebuah wadah atau paguyuban lansia yang diberi nama Paguyuban Lansia Dharma Senja yang berdiri sejak tahun 1995.
Diceritakan, sebelum menempati Gedung Rasa Dharma ini, kegiatan paguyuban yang diawali oleh delapan orang melakukan kegiatan kumpul-kumpul di pinggir Kali Sabandaran.
”Cikal bakalnya dulu hanya delapan orang, karena itu juga kami lambangkan paguyuban ini dengan logo delapan orang yang saling bergandegan tangan. Awalnya delapan orang ini rutin kumpul-kumpul di pinggir Kali Sabandaran,” ujar Eko Harto saat ditemuai di Gedung Rasa Dharma, kemarin.
Karena pada waktu itu suasana kurang kondusif, lanjut Eko, (alm) Ridwan Reksa Buana yang dulu menjadi Ketua Gedung Rasa Dharma meminta Paguyuban Lansia Dharma Senja yang sering kumpul-kumpul di pinggir Kali Sabandara untuk masuk ke dalam gedung agar tidak menimbulkan sesuatu hal yang tidak diinginkan.
”Tahun 1999 kami mulai masuk ke Gedung Rasa Dharma ini dan anggota pun terus bertambah hingga jumlahnya ratusan. Karena ada tempat kegiatan kami semakin terarah dan berbagai kegiatan bakti sosial seperti pengobatan gratis,”ujarnya.
Seiring berputarnya waktu, keanggotaan Paguyuban Lansia Dharma Senja ini pun sekarang terus bertambah hingga mencapai 500-an anggota.
”Yang terdaftar sekitar 500-an orang lansia, namun yang aktif kurang lebih 100. Karena di sini juga banyak terdapat paguyuban lansia lainnya, seperti Paguyuban Lansia Dharma Wulan, Beringin, dan masih banyak lagi paguyuban lansia yang ada di Semarang ini. Biasanya kalau ada kegiatan pemerintah yang berkaitan dengan lansia kami semua para lansia se -Kota Semarang berkumpul,” bebernya.
Paguyuban Lansia Dharma Senja berharap adanya perhatian dari Pemerintah Kota Semarang. ”Kami berharap bisa menerima bantuan seperti yang pernah kami terima dari pemerintah sebelumnya,” tandasnya. (lissa febrina/12)
Labels
Warta Kota
Post A Comment
No comments :
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.