Penjajahan Belanda Ciptakan Radikalisme
CEGAH RADIKALISME:Tokoh agama Kendal M Danial Royyan (kanan) memberikan paparan dalam dialog publik bertema Radikalisme, Akar Permasalahan dan Pencegahannya.(SM/ROSYID RIDHO-JBSM) |
KENDAL-Seiring perkembangan zaman dan terbukanya ideologi asing, radikalisme berkembang sangat pesat. Jika tidak dicegah, radikalisme bisa memecah persatuan dan kesatuan bangsa.
“Munculnya radikalisme disebabkan enam faktor. Yakni sejarah, pengaruh organisasi transnasional, dari dalam diri sendiri, euforia paska tumbangnya orde baru, adanya kebijakan yang salah, dan sistem politik dan hukum yang dianggap tidak adil,” kata Rektor Universitas Wahid Hasyim Semarang Dr Noor Achmad dalam dialog publik Radikalisme, Akar Permasalahan dan Pencegahannya di Tirto Arum Kendal, akhir pekan lalu.
Kegiatan diselenggarakan Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kendal bekerja sama dengan Borobudur Advertising dan Tirto Arum Baru. Selain Noor Achmad, dialog yang dimoderatori Zainal Arifin dari KNPI tersebut, menghadirkan narasumber CY Budiyoko dari Gereja Katolik Kendal dan Moh Danial Royyan tokoh agama Kendal dan dihadiri organisasi kepemudaan dan elemen masyarakat di Kendal.
Noor Achmad menjelaskan, sejarah kemunculan radikalisme karena bangsa Indonesia pernah dijajah Belanda. Muncul kelompok yang beranggapan penjajah harus diperangi. Dari enam tersebut, yang paling dominal adalah ideologi transnasional, pemahaman yang salah terhadap agama, dan faktor ekonomi yang bersifat kapitalis. “Kelompok-kelompok tertentu ingin melakukan perlawanan, sehingga munculah radikalisme,” katanya.
Menurutnya, ukuran jelas mengenai radikalisme tanpa menghilangkan demokratisasi. Pihaknya berharap undang-undang ormas di jangan sampai mengebiri. “Yang terpenting adalah perangkat hukumnya dibuat sebaik-baiknya, sehingga demokratisasi tetap tumbuh,” tutur dia.
CY Budiyoko menambahkan, bangsa Indonesia menjamin adanya kebebasan berpendapat, berserikat dan berkumpul. Itu menimbulkan konsekuensi maraknya kelompok yang mengekspresikan kebebasan secara berlebihan hingga mengabaikan hukum.
“Agar radikalisme tidak semakin marak, kelompok yang melakukan tindak kekerasan perlu ditindak tegas sesuai hukum yang berlaku “ jelas Budiyoko yang juga pengurus Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kendal.
Sementara, Ketua KNPI Kendal Ali Martin mengatakan, dialog merupakan sarana meminimalisasi berkembangnya ideologi radikal di kalangan pemuda. “Seringkali pemuda menjadi subyek sekaligus obyek gerakan radikalisme,” kata dia. (H36-JBSM/16)
Post A Comment
No comments :
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.