Berita

[Berita][bleft]

Artikel

[Ekonomi][twocolumns]

Pasar Tradisional Mulai Sepi


PASAR SEPI: Pasar Jambu yang sepi dan mulai ditinggalkan oleh masyarakat, yang kini lebih memilih berbelanja di pasar modern. (HARSEM/NINO ADISUMARTO)


UNGARAN- Menjamurnya pembangunan toko modern mulai berimbas pada pada pasar tradisional yang mulai ditinggalkan konsumen. Bahkan beberapa pedagang sengaja menutup kiosnya. 

Kepala Dinas Koperasi, UMKM,dan Perindag, Yusuf Ismail melalui Kepala Bidang (Kabid) Pasar dan PKL, Yosef Gunawan Wibisono menjelaskan, kondisi tersebut justru berbanding terbalik dengan angka pemasukan kas daerah dari sektor retribusi pasar, yang justru meningkat. 

Untuk tahun 2011 pada periode Januari - Mei nilai retribusi pasar sebesar Rp 1,6 miliar, sedangkan tahun 2012 pada periode yang sama sebesar Rp 2 miliar lebih.

Menurut Yosef, sepinya pasar tradisional disebabkan keadaan sarana dan prasarana yang masih memprihatinkan. Hal tersebut juga ditengarai sebagai salah satu indikator rendahnya aktivitas perdagangan di pasar. 

Namun demikian, pihaknya tidak memungkiri, bahwa merebaknya toko modern juga berperan mengggiring masyarakat meninggalkan pasar tradisional. Akibat penurunan aktivitas perdagangan di pasar, lanjut Yosef, saat ini dua dari 33 pasar di Kabupaten Semarang diturunkan kelasnya, yakni Pasar Pringapus dan Kembangsari. "Kedua pasar itu tadinya termasuk pasar kelas 1 dengan tingkat aktivitas yang tinggi, sekarang hanya menempati kelas 2 karena aktivitasnya surut," kata Yosef.

Menurut Yosef, saat ini jumlah pasar kelas 1 ada 6 pasar, kelas 2, 11 pasar dan kelas 3, 17 pasar.

Diungkapkan, pihaknya optimis tahun 2012 ini target pendapatan retribusi pasar sebesar Rp 5 miliar dapat terealisasi. Untuk itu pihaknya berupaya melakukan pembenahan pada sektor kebersihan, sarana dan prasarana (Sarpras) serta penataan para pedagang. 

Hal ini merupakan upaya pemerintah untuk kembali menghidupkan aktivitas pasar tradisonal. "Karena keterbatasan kondisi pasar, banyak pedagang yang mengeluh bila ditarik retribusi karena sepinya pengunjung," ujar Yosef.

Sementara, pantauan Harsem di Pasar Jambu, kemarin memperlihatkan aktivitas perdagangan di pasar tersebut mulai menurun dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Sejumlah kios tampak tutup, dan sejumlah lapak ditinggalkan pedagang. 

"Saat ini hanya ada sekitar 30 pedagang yang masih bertahan. Banyak kios dan los pasar yang tutup. Para pedagang enggan berjualan karena sepi pembeli. Sekarang masyarakat lebih senang berbelanja di pasar modern dan toko keliling," ungkap Muhtadi, Lurah Pasar Jambu.

Samiyem (45) pedagang toko kelontong di Pasar Jambu menuturkan, merebaknya toko modern di sekitar pasar juga sangat mempengaruhi penurunan jumlah konsumen. Hal ini dinilai sangat merugikan pedagang pasar tradisional. 

"Sekarang masyarakat jadi jarang berbelanja ke pasar tradisional. Masalahnya, fasilitas pasar modern jauh lebih baik dan representatif dibandingkan pasar tradisional," katanya. (ino/15)

Post A Comment
  • Blogger Comment using Blogger
  • Facebook Comment using Facebook
  • Disqus Comment using Disqus

No comments :

Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.


Desakundi

[Desakundi][threecolumns]

Pendidikan

[Pendidikan][list]

Ekonomi

[Ekonomi][grids]

Politik

[Politik][bsummary]

Oase

[Oase][threecolumns]
Create gif animations. Loogix.com. Animated avatars. Animated avatar. Motley Animated avatar. Gif animator. Animated avatar. Gif animator. Zoom Gif animator. Motley Create gif animations. Zoom Animated avatar. Movie Create gif animations. Gif animator. Zoom Animated avatar. Loogix.com. Animated avatars. Negative Animated avatar. Zoom Rumah Zakat Animated avatar. Negative Babyface, Harian Semarang liquid executive club, tonitok rendezvous