Akpol Siap Jadi Destinasi Wisata

TERIMA PENJELASAN: Gubernur Akpol Irjen Pol Djoko Susilo, Kepala Dinas Budaya dan Pariwisata Kota Semarang, Nurjanah bersama penggiat wisata, saat kunjungan ke JCLEC mendapat penjelasan dari Director Excutive Program JCLEC, Brian Thomson. (Harsem/Wara Merdekawati)

TIGAPULUH dua tahun sudah Akademi Kepolisian berada di Kota Semarang. Lembaga pendidikan yang menghasilkan perwira yang profesional dan humanis ini dulunya terkesan eksklusif. Tak ayal membuat masyarakat Kota Semarang menjadi enggan untuk masuk ke dalam Akademi Kepolisian.

Namun, di era kepemimpinan Gubernur Akpol Irjen Pol Djoko Susilo, Akpol mulai membuka diri kepada masyarakat. Ini dibuktikan dengan siapnya Akpol menjadi salah satu destinasi wisata Kota Semarang dengan berbagai potensi obyek wisata dan kekayaan budaya nusantara di area pendidikan kepolisian itu.

“Akpol siap menjadi unggulan pariwisata di Kota Semarang, agar masyarakat tidak takut datang ke Akpol. Akpol tidak menjadi eksklusif tetapi juga terbuka untuk masyarakat, misalnya yang ingin joging track,” katanya saat menerima kunjungan para penggiat pariwisata, kemarin.

Sejumlah potensi yang ada di Kampus Akpol yang berdiri di lahan seluas 125 hektar, di antaranya area publik, hutan kampus (program Go Green), museum Akpol, ruang seminar, jogging track yang memadai, ruang seminar, dormitori, dan performanve taruna-taruni Akpol. Ada pula gedung pertemuan yang mampu menampung hingga 2.000 orang.

“Selain gedung pertemuan, di sini juga terdapat infrastruktur olahraga seperti tennis, lapangan tembak, sepakbola, dan kolam renang yang semuanya bisa dimanfaatkan. Untuk seni dan budaya bisa dikaitkan dengan kearifan lokal, seperti drumband, tari tradisional, tek-tek. Menyediakan tempat bagi taruna taruni untuk bisa berkomunikasi dengan masyarakat,” jelasnya.

Salah satunya Jakarta Centre for Law Enforcement Cooperation (JCLEC) yang merupakan pusat pelatihan para penegak hukum di kompleks Akpol yang dikelola Australian Federal Police. Dalam JCLEC para penegak hukum diberikan pelatihan khusus untuk penanganan kasus narkoba, dan terorisme yang terjadi di lintas wilayah negara.

“Lembaga ini mulai dibuka pada tahun 2004. Peserta tidak hanya berasal dari Indonesia saja, melainkan dari 51 negara. Di antaranya, Timur Tengah, Eropa, dan Australia. Sejak pertama pelatihan dibuka hingga saat ini sudah mendidik sebanyak 12 ribu anggota polisi,” jelas Director Excutive Program JCLEC, Brian Thomson.

Di atas lahan seluas 6 hektar ini, dilengkapi dengan fasilitas akomodasi untuk peserta, ruang pelatihan, auditorium, gymnastic, dan ruang keris yang merupakan tempat pelatihan Syndicat yang satu-satunya di ASEAN.

Sementara itu, Kepala Dinas Budaya dan Pariwisata Kota Semarang, Nurjanah mengaku, keterlibatan Akpol menjadi destinasi pariwisata menjadi aset yang luar biasa karena keberadaan Akpol hanya satu-satunya di Indonesia. Apalagi, disinergikan dengan program Pemkot, Ayo Wisata ke Semarang.

“Dengan program ini menjadikan Semarang makin ramai dikunjungi, apalagi dengan penambahan destinasi, tentunya menambah tempat-tempat unggulan tujuan wisatawan untuk berwisata,” ungkapnya.

Pihaknya mengaku, siap mempromosikan Akpol sebagai destinasi wisata Kota Semarang. “Tahun 2013 ini ada program ICM ITM, yakni terkait Semarang sebagai kota MICE. Akpol yang memiliki tempat pertemuan, tentunya bisa menjadi cara untuk promosi wisata ke Akpol,” katanya. (wam/12)

Newer Post Older Post