Dolog Diminta Intervensi Harga Produk Pertanian
TELITI BERAS : Anggota Dewan meneliti kondisi beras simpanan pangan di Gudang Dolog Demak(HARSEM/SUKMAWIJAYA) |
DEMAK- Ketersedian pangan di Demak dipandang cukup, namun sejumlah komoditi seperti kedelai, gula, terigu atau beras selalu mengalami fluktuatif harga.
Menyikapi persoalan itu anggota Komisi B DPRD Provinsi Jateng, Istajib memandang perlu dihidupkan kembali fungsi kontrol dan perlindungan harga dari Dolog, yang dahulu mampu mengintervensi harganya.
Bersama para anggota Komisi B lain, Istajib mencoba menyerap aspirasi tersebut dan menyurvei ketersedian pangan di Dolog Divre I Semarang.
“Terkait fluktuasi harga komoditi seperti kedelei kami akan mendesak DPR RI dan pemerintah segera mempertimbangkan peran Dolog sebagai perlindungan harga dari petani,” jelas Istajib saat melihat kualitas beras di Gudang Dolog Demak.
Semula pertanian kedelai sangat prospektif, namun sejak tahun 2010-2012, luasan pertanian kedelai di Jateng mulai munyusut hingga puluhan hektar. Akibatnya, permintaan kedelai impor saat ini tinggi, harganya lebih mahal dari beras.
Harga komoditi di Indonesia masih terpengaruh oleh cukong-cukong besar yang gemar memutar balik harga pangan. Hal ini perlu ada intervensi dari pemerintah, apalagi Indonesia akan berswasembada pangan, seperti swasembada gula tahun 2013 atau swasembada beras 2014.
Sementara Kepala Dolog Divre I Semarang Mustofa memandang ketersedian pangan di wilayahnya cukup. Masyarakat tak perlu kawatir dalam bulan puasa dan hari raya masih ada stok beras di Dolog.
“Seluruh beras di Divre I mencapai 110 ribu ton beras, sedangkan di Demak ada ketersedian 10 ribu ton,” ungkap Mustofa. Untuk sementara Dolog masih bisa memberi perlindungan harga beras.
Selain Komisi B DPRD Jateng, Komisi D DPRD Demak juga melakukan survei kualitas beras di stok Dolog. Rombongan yang dipimpin oleh Ketua Komisi B, HM Suradi, langsung diantar ke dalam gudang.
Sejumlah dewan sempat kaget dengan stok beras Dolog yang sebagian diserang semacam kutu yang menempel di karung beras. “Kami berharap hama ini segera dihilangkan, jangan sampai merusak stok beras yang sudah menjadi perhitungan ketersediaan pangan,” ungkap Suradi, kemarin.
Ketua Gudang Dolog Demak, Wahir Maserang menjelaskan semacam kutu yang menempel di luar karung beras tersebut bukanlah hama, namun dalam prosedur perawatan pihaknya memang akan membersihkan stok beras dari kutu tersebut.
“Semula gudang sudah di-spraying (insektisida kontak), makanya ketika para tamu menyurvei tak mengalai gatal-gatal karena kutu. Selanjutnya kami akan lakukan fumigasi, setelah dilakukan seluruh kutu akan mati dan beras bebas dari kutu,” ungkapnya. (swi/15)
Post A Comment
No comments :
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.