Pemerintah Didesak Kucurkan Subsidi, HARGA KEDELAI DIPERMAINKAN IMPORTIR
SEMARANG- Pemerintah pusat didesak mengucurkan subsidi kedelai kepada para perajin, menyusul kenaikan harga komoditas tersebut yang terus melambung.
Dalam rapat koordinasi kedelai yang digelar Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Dinperindag) Jateng bersama dengan perwakilan perajin tempe tahu, Puskopti, Primkopti serta instansi terkait.
Para perajin ini menilai meski pemerintah telah menurunkan bea masuk kedelai dari 10% menjadi 5% saat ini dan akan dibebaskan pada Agustus nanti namun kebijakan tersebut dinilai hanya menguntungkan pihak tertentu saja seperti importer.
''Bayangkan dalam sehari harga kedelai koq bisa naik tiga kali dari pagi siang sore. Selama ini importer bisa mempermainkan harga seenaknya, kami berharap subsidi bisa dikucurkan lagi bagi perajin antara Rp 1.000-Rp 1.500 per kilogram,'' ujar HM Muh Zayain, perajin tempe tahu asal Grobogan yang juga pengurus Primkopti wilayah tersebut di kantor Dinperindag Jateng Jalan Pahlawan, Kamis (26/7).
Wakil Ketua Primkopti Kendal Rivai menegaskan bahwa subsidi sudah menjadi harga mati sebab akan lebih banyak lagi perajin yang gulung tikar.
Apalagi dengan harga kedelai yang menyentuh Rp 8.200/kg, membuat perajin kelimpungan.
Ketua Puskopti Jateng, Sutrisno menilai kenaikan harga kedelai yang masih bisa terjangkau perajin berada di kisaran Rp 6.000-Rp 7.000/kg dari sebelumnya hanya Rp 5.000-Rp 5.500/kg.
''Kalau sudah di atas Rp 7.000 pemerintah harusnya turun tangan karena sekarang ini tata niaga kedelai tidak diatur,'' terangnya.
Dalam urusan kedelai, pihaknya menilai pemerintah tidak serius mengatur tata niaganya. "Dengan harga yang melambung sekarang ini, kami berharap pemerintah membuat tata niaga kedelai agar importer tidak seenaknya mempermainkan harga," tandasnya.
Kepala Dinperindag Jateng Ihwan Sudrajat mengungkapkan, usulan dari para perajin tahu tempe termasuk juga subsidi kedelai akan disampaikan ke pusat agar secepatnya bisa ditindaklanjuti.
Jika melihat tren kenaikan harga kedelai ini, ia memperkirakan harga komoditas ini kemungkinan akan stabil di harga tinggi cukup lama.
''Kalau trennya seperti itu dan harga bertahan tinggi, pemerintah mungkin perlu memberikan subsidi. Segera hari ini juga kami akan kirimkan semua saran dan masukan agar pusat bisa menindaklanjutinya,'' papar Ihwan. (J14-JBSM/11)
Dalam rapat koordinasi kedelai yang digelar Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Dinperindag) Jateng bersama dengan perwakilan perajin tempe tahu, Puskopti, Primkopti serta instansi terkait.
Para perajin ini menilai meski pemerintah telah menurunkan bea masuk kedelai dari 10% menjadi 5% saat ini dan akan dibebaskan pada Agustus nanti namun kebijakan tersebut dinilai hanya menguntungkan pihak tertentu saja seperti importer.
''Bayangkan dalam sehari harga kedelai koq bisa naik tiga kali dari pagi siang sore. Selama ini importer bisa mempermainkan harga seenaknya, kami berharap subsidi bisa dikucurkan lagi bagi perajin antara Rp 1.000-Rp 1.500 per kilogram,'' ujar HM Muh Zayain, perajin tempe tahu asal Grobogan yang juga pengurus Primkopti wilayah tersebut di kantor Dinperindag Jateng Jalan Pahlawan, Kamis (26/7).
Wakil Ketua Primkopti Kendal Rivai menegaskan bahwa subsidi sudah menjadi harga mati sebab akan lebih banyak lagi perajin yang gulung tikar.
Apalagi dengan harga kedelai yang menyentuh Rp 8.200/kg, membuat perajin kelimpungan.
Ketua Puskopti Jateng, Sutrisno menilai kenaikan harga kedelai yang masih bisa terjangkau perajin berada di kisaran Rp 6.000-Rp 7.000/kg dari sebelumnya hanya Rp 5.000-Rp 5.500/kg.
''Kalau sudah di atas Rp 7.000 pemerintah harusnya turun tangan karena sekarang ini tata niaga kedelai tidak diatur,'' terangnya.
Dalam urusan kedelai, pihaknya menilai pemerintah tidak serius mengatur tata niaganya. "Dengan harga yang melambung sekarang ini, kami berharap pemerintah membuat tata niaga kedelai agar importer tidak seenaknya mempermainkan harga," tandasnya.
Kepala Dinperindag Jateng Ihwan Sudrajat mengungkapkan, usulan dari para perajin tahu tempe termasuk juga subsidi kedelai akan disampaikan ke pusat agar secepatnya bisa ditindaklanjuti.
Jika melihat tren kenaikan harga kedelai ini, ia memperkirakan harga komoditas ini kemungkinan akan stabil di harga tinggi cukup lama.
''Kalau trennya seperti itu dan harga bertahan tinggi, pemerintah mungkin perlu memberikan subsidi. Segera hari ini juga kami akan kirimkan semua saran dan masukan agar pusat bisa menindaklanjutinya,'' papar Ihwan. (J14-JBSM/11)
Post A Comment
No comments :
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.