Gubernur Diminta Intervensi Harga Tembakau
UNGARAN- Kalangan anggota Dewan Kabupaten Semarang meminta Gubernur turun tangan untuk menyikapi harga tembakau di tingkat petani yang terus merosot. Penurunan harga tembakau pada musim ini membuat nasib petani nasib petani semakin terpuruk.
Ketua Komisi B DPRD Kabupaten Semarang, Achsin Ma'ruf mengatakan pimpinan daerah mulai dari Gubernur hingga Bupati/Walikota perlu memanggil pihak pabrik agar dapat mengetahui persoalan yang terjadi di lapangan.
“Kami sangat prihatin dengan kondisi petani tembakau saat ini, Gubernur dan kepala daerah seperti Bupati/Walikota harus membantu memecahkan solusi persoalan terkait pengendalian harga tembakau,” katanya, kemarin.
Menurut dia tata niaga tembakau sebelum masuk ke produsen rokok, harus melalui tengkulak terlebih dahulu. Dari gudang milik tengkulak tembakau tersebut baru masuk ke gudang produsen rokok. Atas alur tata niaga tersebut, pihaknya mensinyalir ada permainan di perjalanan tersebut yang dilakukan oleh segelintir orang.
Padahal, lanjutnya harga rokok selalu terus meningkat dari waktu ke waktu dan dan pemain tembakau itu-itu saja orangnya. Untuk itu pihaknya meminta Gubernur memanggil para produsen rokok untuk dimintai keterangan terkait harga tembakau yang terus merosot.
“Jika pemerintah lamban dalam penanganan tentunya kami pun menjadi sangsi target atau program penekanan angka kemiskinan di Jawa Tengah dan di Kabupaten/Kota akan tercapai,” tuturnya.
Sementara itu, terkait adanya proteksi yang dilakukan oleh Pemkab Temanggung untuk melindungi petani tembakau dengan tidak menerima tembakau dari luar wilayah, pihaknya menekankan hal tersebut harusnya tidak terjadi.
Dia menilai, langkah proteksi yang dilakukan sejumlah pemerintah daerah tidak akan memberikan solusi tentang harga tembakau yang seakan terjun bebas. Dengan adanya proteksi antar wilayah justru berimbas pada melemahnya sistem ketahanan para petani.
“Awalnya petani akan rugi, kemudian jera untuk menanam komoditas tembakau atau tanaman lain bila hasil panen mereka tidak dapat terjual,” tegasnya.
Seperti diketahui, posisi cadangan tembakau siap panen di Dusun Tekelan, Desa Batur, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang hingga kini mencapai 250 ton. Karena harga jual yang cenderung menurun, para petani pun memilih enggan memanen tembakau mereka dan membiarkannya mengering di area lahan tegalan atau persawahan.
“Harga tembakau daun basah petik per kilonya hanya berkisar Rp 3.000 hingga Rp 3.500. Kami pun bingung akan dibawa kemana nasib para petani jika pemerintah tidak segera mencarikan solusi terkait harga jual tembakau yang terus merosot,” kata salah satu petani warga Dusun Tekelan, Supriyo (37). (H86/jbsm/14)
Post A Comment
No comments :
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.