Cagub Harus Peduli Kepariwisataan
Sony Harmada |
SEMARANG – Selama ini, objek wisata di wilayah Provinsi Jateng masih masih sangat minim. Untuk itu, perlu ada pembenahan, perbaikan dan pembangunan objek wisata berkualitas sehingga ada peningkatan di sektor pariwisata.
Hal itu menjadi penting untuk ditingkatkan karena sektor tersebut mampu menjadi daya ungkit pertumbuhan ekonomi masyarakat. Sebagai contoh, satu objek wisata alami atau buatan mampu memberikan efek berantai bagi usaha kecil masyarakat yang berjualan di sekitar objek tersebut.
Dari situ, masyarakat pun mampu meningkatkan pendapatannya sekaligus mengembangkan dan memperkenalkan produknya kepada para wisatawan. Tidak hanya bermanfaat bagi masyarakat tapi juga bagi daerah itu sendiri.
Ramainya wisatawan yang datang juga mampu memunculkan daya tarik tersendiri bagi calon investor. Mereka dipastikan melirik daerah yang memiliki potensi tersendiri. Oleh karena itu, menjelang pemilihan gubernur (Pilgub) Jateng pada 2013 mendatang, harus muncul bakal calon gubernur (cagub) yang peduli pada sektor kepariwisataan tersebut. Jika dibandingkan dengan provinsi lain seperti Jabar dan Jatim, provinsi ini masih kalah jauh di sektor tersebut.
Sebagai contoh, ada tempat hiburan yang bertaraf internasional (Taman Mini Indonesia Indah dan Dunia Fantasi di DKI Jakarta, TransStudio di Jabar, dan Jatim Park di Jatim). Ada baiknya, bakal pemimpin periode selanjutnya sudah merancang atau menggandeng calon investor yang bersedia membangun tempat hiburan seperti itu.
Hiburan Malam
Bahkan, tempat hiburan malam di Jateng pun masih sangat minim. Bukan sebagai tempat hura-hura atau ajang prostitusi belaka, namun big picture-nya adalah tingginya angka pendapatan dan jumlah wisatawan yang bakal datang.
Hiburan malam pun tidak hanya tempat karaoke, diskotik, ataupun bar tapi gedung megah untuk konser musik juga layak dibangun. Kalau dilihat dari perkembangan yang ada di Kota Semarang, tempat karaoke sudah menjamur. Namun, Dinas Pariwisata setempat seakan tidak ‘mempedulikannya’ atau tidak menyosialisasikannya kepada masyarakat luas karena tempat-tempat hiburan seperti itu masih dianggap sebagai tempat maksiat.
Padahal, dari tempat-tempat seperti itu, penyumbang terbesar pajak hiburan di Kota Semarang. Dinas terkait justru lebih menyosialisasikan wisata religi (Mesjid Agung, Gereja Blenduk, Klenteng Sampokong) yang justru dinilai oleh kalangan muda sebagai tempat yang kurang asyik buat nongkrong.
Ya, boleh-boleh saja meningkatkan angka kunjungan ke objek wisata religi itu. Namun, harus pula diimbangi dengan tempat hiburan moderen, karena di samping mampu meningkatkan pajak hiburan, tingkat kunjungan juga jauh lebih ramai. Dari kondisi itu, perlu adanya pengawasan dan pembinaan terhadap tempat hiburan malam sehingga lebih layak lagi didatangi oleh para wisatawan dari luar kota atau luar negeri (*)
Warga Sri Rejeki Semarang Barat. Bekerja sebagai Pialang Saham di Danareksa Semarang.
Warga Sri Rejeki Semarang Barat. Bekerja sebagai Pialang Saham di Danareksa Semarang.
Post A Comment
No comments :
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.