Jateng Telah Menerima 100 Penghargaan
Dewan: Penghargaan yang Tak Relevan
Saat ini bejibun penghargaan dari pemerintah pusat diterima Provinsi Jateng. Namun, kalangan dewan masih meragukan prestasi Jateng tersebut.
Anggota Fraksi PKS DPRD Jateng Hadi Santoso menilai penghargaan yang diterima itu masih belum jelas kriteria dan indikatornya. “Penghargaan yang diterima pemprov itu tak sesuai kenyataan riil di lapangan,” ungkapnya, kemarin.
Sebagai contoh, pemprov menerima penghargaan ketahanan pangan tapi nyatanya kini masih ada beberapa daerah rawan pangan. Selain itu, penghargaan sebagai pengelola tata ruang terbaik nasional tidak sesuai kenyataan di lapangan. Itu bisa dilihat dengan adanya masyarakat di Pati yang masih mempertanyakan Perda Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Jateng.
“Mari kita lihat obyektif di lapangan, jangan silau oleh penghargaan. Apa gunanya banyak penghargaan kalau tak membawa kemajuan masyarakat Jateng?” tegas pria yang juga Anggota Komisi D DPRD Jateng ini.
Soal dugaan adanya unsur politis dalam pemberian penghargaan itu, ia belum bisa memastikan. “Pemberian penghargaan menjadi kewenangan pemerintah pusat, dan kita lihat saja apa yang diinginkan pemerintah pusat,” ujarnya.
Ia juga mengingatkan, penghargaan yang diterima dari pemerintah pusat itu tak bisa diklaim sebagai keberhasilan kinerja Gubernur Bibit Waluyo seorang, tetapi juga hasil kerja pemprov yang di dalamnya terdapat Wakil Gubernur Rustriningsih dan Sekretaris Daerah Hadi Prabowo.
Ia meminta Biro Humas Pemprov Jateng saat merilis penghargaan harus lebih pandai memilah, penghargaan untuk pemprov dan pribadi gubernur. “Jangan semua disamakan. Kasihan mereka yang telah ikut bekerja tapi tak diakui hasilnya,” terangnya.
Sementara itu, pengamat politik Undip Teguh Yuwono juga mempertanyakan banyaknya penghargaan itu. Pasalnya, kenyataan di lapangan seperti indeks pembangunan manusia (IPM) Jateng masih sangat rendah.
“Lihat saja IPM Jateng yang masih di ranking 16 dari 33 provinsi di Indonesia. Persoalan mikro, masih banyak orang yang kurang mampu. Kemiskinan menjadi persoalan yang akut di Jateng,” ungkap Teguh.
Seperti diketahui, jumlah penghargaan yang diterima selama kepemimpinan Bibit Waluyo telah mencapai 100. Anugerah terbaru dari pemerintah pusat yang diterima Bibit yakni Penghargaan Satya Lencana Kesetiakawanan Sosial. (ano/rif)
Saat ini bejibun penghargaan dari pemerintah pusat diterima Provinsi Jateng. Namun, kalangan dewan masih meragukan prestasi Jateng tersebut.
Anggota Fraksi PKS DPRD Jateng Hadi Santoso menilai penghargaan yang diterima itu masih belum jelas kriteria dan indikatornya. “Penghargaan yang diterima pemprov itu tak sesuai kenyataan riil di lapangan,” ungkapnya, kemarin.
Sebagai contoh, pemprov menerima penghargaan ketahanan pangan tapi nyatanya kini masih ada beberapa daerah rawan pangan. Selain itu, penghargaan sebagai pengelola tata ruang terbaik nasional tidak sesuai kenyataan di lapangan. Itu bisa dilihat dengan adanya masyarakat di Pati yang masih mempertanyakan Perda Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Jateng.
“Mari kita lihat obyektif di lapangan, jangan silau oleh penghargaan. Apa gunanya banyak penghargaan kalau tak membawa kemajuan masyarakat Jateng?” tegas pria yang juga Anggota Komisi D DPRD Jateng ini.
Soal dugaan adanya unsur politis dalam pemberian penghargaan itu, ia belum bisa memastikan. “Pemberian penghargaan menjadi kewenangan pemerintah pusat, dan kita lihat saja apa yang diinginkan pemerintah pusat,” ujarnya.
Ia juga mengingatkan, penghargaan yang diterima dari pemerintah pusat itu tak bisa diklaim sebagai keberhasilan kinerja Gubernur Bibit Waluyo seorang, tetapi juga hasil kerja pemprov yang di dalamnya terdapat Wakil Gubernur Rustriningsih dan Sekretaris Daerah Hadi Prabowo.
Ia meminta Biro Humas Pemprov Jateng saat merilis penghargaan harus lebih pandai memilah, penghargaan untuk pemprov dan pribadi gubernur. “Jangan semua disamakan. Kasihan mereka yang telah ikut bekerja tapi tak diakui hasilnya,” terangnya.
Sementara itu, pengamat politik Undip Teguh Yuwono juga mempertanyakan banyaknya penghargaan itu. Pasalnya, kenyataan di lapangan seperti indeks pembangunan manusia (IPM) Jateng masih sangat rendah.
“Lihat saja IPM Jateng yang masih di ranking 16 dari 33 provinsi di Indonesia. Persoalan mikro, masih banyak orang yang kurang mampu. Kemiskinan menjadi persoalan yang akut di Jateng,” ungkap Teguh.
Seperti diketahui, jumlah penghargaan yang diterima selama kepemimpinan Bibit Waluyo telah mencapai 100. Anugerah terbaru dari pemerintah pusat yang diterima Bibit yakni Penghargaan Satya Lencana Kesetiakawanan Sosial. (ano/rif)
Post A Comment
No comments :
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.