35 Warga Kadilangon Kena DB
Warga Dukuh Kadilangon, Desa Kebonbatur santai bercengkerama di teras rumahnya (HARSEM/SUKMAWIJAYA) |
DEMAK- 35 Warga Dukuh Kadilangon Desa Kebonbatur, Mranggen terserang Demam Berdarah Dengue (DBD), sehingga pemerintah desa menetapkannya jadi kasus luar biasa (KLB). Namun Dinas Kesehatan (Dinkes) Demak tak sepakat dengan penetapan itu.
Puluhan warga sudah terjangkit kasus demam berdarah, dan pemdes mendesak agar dinkes segera turun tangan untuk mengatasi wabah penyakit DB, sebelum korban semakin bertambah lebih banyak.
Suasana Dukuh Kadilangon dalam sepekan ini, sangat mencekam. Warga dirundung gelisah dan dihantui adanya penyakit DBD yang mematikan tersebut. “Kasus ini sangat langka terjadi dan termasuk luar biasa bagi kami,” ungkap Kades Kebonbatur H Mahbub, kemarin.
Dari data pemdes, terdapat 35 warga dinyatakan positif terserang penyakit demam berdarah, sepuluh di antaranya kini masih dirawat secara intensif di sejumlah rumah sakit, yaitu di RSUD Sunan Kalijaga Demak dan RSUD Semarang.
25 Warga kini sudah diperbolehkan pulang untuk rawat jalan, terang Mahbub, lantaran kondisi penderita sudah mulai membaik. Dan 10 warga yang kini masih dirawat, di antaranya Dina Alivia (7), Sivani (14), Nida Rahwan (8) dan Askah Aulia (8), warga RT 06/RW 07.
Sementara enam warga lain berasal dari RT 03/RW 08, yaitu Azin Murtadho (12), Ali Musyafak (48), Syamsul Kudsi (12), Kalimah Mur (35), Eni Saerozi (12) dan Mat Rofi’i (12). Saat ini mereka masih dalam kondisi lemas di rumah sakit.
Menurut Mahbub, data tersebut muncul ketika keluarga penderita memohon surat rujukan ke beberapa rumah sakit, dan sekali lagi dirinya mendesak agar pemerintah melalui Dinkes segera menangani kasus tersebut melalui pemfoggingan lingkungan.
Terpisah, keluarga penderita yang sudah diizinkan pulang, Ahmad Rozi (45), sakit yang diderita keponakannya sudah terjadi sejak dua pekan lalu. Sempat warga yang ingin berobat mengalami kesulitan biaya, lantaran para pasien berasal dari keluarga miskin dengan mata pencaharian sebagai buruh tani. (swi/tab)
Kebonbatur Belum Masuk KLB
MENANGGAPI endemis DB di Dukuh Kadilangon, Dinkes Demak hanya merespon datar persoalan tersebut. “Dari pelacakan laporan desa, endemis di Desa Kebonbatur belum menjadi data pasti, karena DBD harus dibuktikan dengan data,” jawab Humas Dinkes Demak Sukardjo ketika ditemui wartawan, kemarin.
Dutambahkan Sukarjo, tiga wilayah endemis mencakup Kecamatan Mranggen, Karanganyar dan Wedung. “Seorang warga meninggal dunia di Desa Batursari, Mranggen. Karenanya, kami meminta masyarakat harus waspada serangan DBD,” terangnya.
Lanjutnya, Desa Kebonbatur belum termasuk KLB (kejadian luar biasa), dan untuk menangani kasus DBD diperlukan tiga penanganan, yakni pelacakan, deteksi dini, dan pemberantasan sarang nyamuk (membunuh jentik nyamuk). Sedangkan fogging merupakan alternatif terakhir, karena insektisida berdampak negatif bagi makanan dan sumber air lain.
Diakui oleh Sukardjo, Kecamatan Mranggen merupakan endemis tahunan demam berdarah seperti tiga kecamatan lain di Demak, yaitu Demak Kota, Karanganyar, dan Wedung. Bahkan tahun 2010 terdapat 637 orang penderita demam berdarah, dan di tahun 2011 jumlah penderita menurun menjadi 219 penderita dan dua meninggal.
Endemis sering muncul karena pemukiman warga menjadi daerah strategis perindukan nyamuk. Juga karena akibat perilaku masyarakat yang kurang sehat terhadap lingkungan. (swi/H41/SMNetwork/tab)
Post A Comment
No comments :
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.