Berita

[Berita][bleft]

Artikel

[Ekonomi][twocolumns]

Banjir, Rezeki Musiman bagi Anak-anak



BENCANA banjir yang setiap tahun terjadi di Semarang, mendatangkan “rezeki” tersendiri bagi anak-anak. Di sepanjang jalan raya Genuk terlihat beberapa anak yang menawarkan untuk mendorong mobil atau sepeda motor yang mogok karena tingginya genangan air yang dilewati.

Ada sejumlah pengendara yang dengan senang hati menerima tawaran tersebut, dan tentu saja memberikan imbalan uang. Namun ada pula yang menolak dan memilih untuk mendorong kendaraannya sendiri
.
Aldo, siswa SDN Mlatiharjo 1 merupakan salah satu dari puluhan anak yang ikut menawarkan bantuannya. Berada di sekitar kawasan rel Muktiharjo yang kebetulan digenangi air cukup tinggi, dirinya menunggu kendaraan yang mogok.

Sekali waktu, dirinya menceburkan diri di tengah banjir dan bermain-main bersama teman yang lain. Tak terlihat sedikit pun ketakutan akan penyakit yang dibawa oleh air kotor tersebut.

“Nggak takut sakit, karena saya biasa bermain begini,” ujar siswa kelas empat ini kepada Harsem di tengah keasyikannya bermain dengan banjir, kemarin.

Dirinya juga mengaku, kegiatan tersebut tak mengganggu sekolahnya. “Karena sekolah libur, soalnya sekolahan juga kena banjir, jadi libur,” ujarnya.

Dengan kegiatan yang dilakoninya bersama teman sebaya, dirinya mendapatkan uang yang cukup banyak. “Uangnya kadang dipakai buat beli makanan, sebagian dipakai untuk sekolah,” ujarnya tanpa mau menyebutkan nominal yang diperolehnya.

Siswa lain yang juga sibuk dengan “profesi” barunya tersebut adalah Ari (16). Siswa STM Pelita ini memilih untuk tidak masuk sekolah dengan alasan rumahnya kena banjir. “Saya bolos, soalnya tadi bantuin mindah-midah perabot rumah yang kena banjir,” jelasnya.

Usai membantu menyelamatkan perabot rumah, dirinya juga memilih menawarkan bantuannya untuk mendorong kendaraan yang mogok. Karena sudah besar, dirinya juga tak jarang membantu membersikan knalpot kendaraan dari air yang masuk.

“Sehari saya bisa dapat Rp 50 ribu hingga Rp 60 ribu. Uangnya kadang dipakai buat jajan, tapi kalau dapat banyak, sebagian dikasihkan ke ibu,” jelasnya.

Orang tuanya pun tahu dirinya melakukan hal itu. “Nggak marah kok, asalkan saya tidak minta-minta ke pengendara motor,” jelasnya.

    Selain itu, ada lagi, Rian (9). Siswa SDI Al Fatah ini juga libur karena sekolahnya sedang kebanjiran. “Senang karena bisa main-main air dengan teman-teman,” tuturnya.

    Dirinya pun mengaku tidak takut sakit karena hal itu sudah biasa dilakukannya. “Lagian kan setahun cuma sekali,” ujarnya singkat. (awi/sae)

Post A Comment
  • Blogger Comment using Blogger
  • Facebook Comment using Facebook
  • Disqus Comment using Disqus

No comments :

Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.


Desakundi

[Desakundi][threecolumns]

Pendidikan

[Pendidikan][list]

Ekonomi

[Ekonomi][grids]

Politik

[Politik][bsummary]

Oase

[Oase][threecolumns]
Create gif animations. Loogix.com. Animated avatars. Animated avatar. Motley Animated avatar. Gif animator. Animated avatar. Gif animator. Zoom Gif animator. Motley Create gif animations. Zoom Animated avatar. Movie Create gif animations. Gif animator. Zoom Animated avatar. Loogix.com. Animated avatars. Negative Animated avatar. Zoom Rumah Zakat Animated avatar. Negative Babyface, Harian Semarang liquid executive club, tonitok rendezvous