Berita

[Berita][bleft]

Artikel

[Ekonomi][twocolumns]

Dewan Senang RSBI Dihapus




KALANGAN dewan ternyata menyambut gembira penghapusan RSBI oleh MK. Hal itu didasarkan atas kurang optimalnya penyelenggaraan RSBI selama ini.

    Penegasan itu disampaikan oleh Ketua Fraksi PAN DPRD Jateng Khafid Sirotudin, kemarin. Menurut dia selama ini penyelenggaraan RSBI telah membebani masyarakat. “RSBI itu telah membebani masyarakat karena selama ini ukurannya adalah kuantitatif, yakni besarnya uang yang diterima dari orang tua siswa. Bukannya segi kualitatif,” tegasnya.

    Menurut dia, seharusnya aturan itu dibuat untuk memberikan yang terbaik bagi masyarakat yakni mampu menciptakan siswa-siswa berkualitas. Ia mengatakan penyelenggaraan RSBI itu justru terus ‘menyedot’ keuangan masyarakat. “Harusnya, bagaimana menciptakan anak bangsa yang berkualitas. Ini yang perlu diuruskan,” kata Anggota Komisi C DPRD Jateng itu.

    Sementara, Sekretaris Fraksi PKB DPRD Jateng Muh. Zen menyadari keputusan MK tersebut tentu menjadi pukulan bagi pihak sekolah dan juga orang tua murid. Namun, kata dia, seharusnya  pihak sekolah pun tidak perlu merasa terpukul karena, sejak beroperasinya RSBI, sejauh ini belum ada satu pun RSBI yang meningkat statusnya menjadi SBI.

“RSBI mulai ada sejak 2004. Seharusnya, pada 2010 sudah ada yang berubah menjadi SBI. Namun kenyataannya, tidak ada satupun RSBI menjadi SBI. Hal itu menandakan bahwa keberadaan RSBI sejauh ini tidak berjalan sebagaimana yang diharapkan. Dengan melihat itu, seharusnya tidak terpukul,” ungkap Anggota Komisi E DPRD Jateng itu.

Ojo Nglokro
Zen berharap pihak sekolah tetap melakukan proses belajar mengajar secara wajar atau tidak nglokro. Jangan lantas, karena status RSBI hilang, maka pelaksanaan proses belajar dilakukan semaunya sendiri. “Keputusan MK itu hendaknya menjadi pembelajaran dan sekaligus sebagai ajang evaluasi terhadap dunia pendidikan di Indonesia,” harapnya.

Ditambahkannya pula, keputusan MK yang membubarkan RSBI itu juga tidak lepas dari kualitas RSBI yang memang dipertanyakan banyak pihak. Kenyataan di lapangan selama ini, RSBI justru dijadikan sarana untuk menarik biaya sebanyak mungkin dari orang tua siswa. “Image di masyarakat tentang RSBI memang sudah negatif. Terlebih, kualitas RSBI juga masih dipertanyakan,” tandasnya. (ano/sae)
Post A Comment
  • Blogger Comment using Blogger
  • Facebook Comment using Facebook
  • Disqus Comment using Disqus

No comments :

Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.


Desakundi

[Desakundi][threecolumns]

Pendidikan

[Pendidikan][list]

Ekonomi

[Ekonomi][grids]

Politik

[Politik][bsummary]

Oase

[Oase][threecolumns]
Create gif animations. Loogix.com. Animated avatars. Animated avatar. Motley Animated avatar. Gif animator. Animated avatar. Gif animator. Zoom Gif animator. Motley Create gif animations. Zoom Animated avatar. Movie Create gif animations. Gif animator. Zoom Animated avatar. Loogix.com. Animated avatars. Negative Animated avatar. Zoom Rumah Zakat Animated avatar. Negative Babyface, Harian Semarang liquid executive club, tonitok rendezvous