Dishub Janji Berantas Jukir Nakal
Para kilor sedang mengikuti pembekalan, di GPD kemarin (HARSEM/HERU SANTOSO) |
SALATIGA–Tukang parkir atau juru parkir (jukir) yang nakal atau melanggar aturan akan dpecat. Demikian ancam Dinas Perhubungan Komunikasi Budaya dan Pariwisata (Dishubkombudpar). Entah serius atau cuma gertak sambal, tetapi begitulah pernyataan Kepala Dishubkombudpar Bustanul Arifin.
Dia mengatakan dalam pembekalan di Gedung Pertemuan daerah (GPD), Kamis (10/1) kemarin. Ditegaskan, jukir merupakan pekerjaan penuh waktu, jangan dianggap sambilan. Sudah merupakan mata pencaharian sehingga segala aturan dan regulasi harus diperhatikan.
Sebagai kelengkapan kerjanya, mereka akan diberikan seragam topi dan rompi yang baru namun untuk rompi yang lama harus dikembalikan kepada Dishubkombudpar.
“Saya tegaskan, jukir telah menandatangani surat pernyataan siap menarima sanksi jika melanggar. Sanki tegas adalah pemecatan. Selain itu, harus dimengerti semua jukir jika menjadi jukir itu bukan kerja sambilan tetapi mata pencaharian,” tegas Bustanul.
Menurutnya, dalam bekerja para jukir ini harus memberikan karcis parkir kepada pengguna parkir. Jika memang jukir tidak memberi karcis maka pengguna parkir tersebut tidak perlu membayarnya.
Mulai sekarang para jukir tanpa diminta harus mau dan harus memberi karcis parkir. Langkah ini merupakan salah satu upaya mentaati aturan dan kedisiplinan para jukir di Salatiga.
Lebih lanjut diungkapkan, dalam memberikan setoran ke kantor, para jukir tidak perlu lagi menunda namun usai kerja langsung menyetorkannya. Dari sini langsung dapat dicatat pendapatannya per hari maupun setoran yang masuk ke dinas.
Apabila melakukan pelanggaran, sanksi terberat adalah pemecatan. Pasalnya, untuk mencari jukir tidaklah sulit. Kalau perlu Dishub membuka lowongan juru parkir yang diambilkan dari warga sekitar lokasi parkir.
Salah satu jukir, Agus (33) meminta kepada Dishub agar memberikan perlindungan terhadap jukir resmi. Perlindungan yang dimaksudkan adalah Jamsostek dan lainnya. Pasalnya, selama ini banyak masyarakat yang masih saja melakukan pelecehan dan tidak menghargai kerja juru parkir.
“Hingga kini masih banyak pengguna parkir menolak membayar, padahal mereka itu dengan gagah memakai seragam resmi pegawai. Sudah cerewet, ngeyel, tidak mau membayar serta berlaku tidak sopan.
“Mohon pihak dinas dapat menindaklanjutinya dengan melakukan sosialisasi,” kata Agus, yang mengaku pernah mendapatkan perlakukan tersebut. (hes/nji)
Post A Comment
No comments :
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.