Selesai Direnovasi, Plafon Gedung DPRD Ambrol

Plafon pada salah satu atap ruangan di DPRD salatiga ambrol, kemarin.
HARSEM/HERU SANTOSO

SALATIGA–Gedung DPRD Kota Salatiga yang baru selesai direnovasi dengan anggaran Rp 2 miliar, diduga berkualitas buruk. Beberapa tempat atau bagian bahkan mengalami kerusakan. Di antaranya atap salah satu ruangan depan yang ambrol, pemasangan keramik di ruang mushola yang acak-acakan dan salah satu ruang Wakil Ketua DPRD di lantai II mengalami kebocoran dan tembok retak.

Krist (30), salah seorang tenaga dari CV Sarana Karya, rekanan yang mengerjakan renovasi gedung dewan mengatakan, pihak rekan sudah menyelesaikan pembangunan dan sekarang ini adalah masuk dalam masa pemulihan  selama 180 hari, yang dimulai sejak 21 Desember 2012 lalu. Bocornya atas di ruang depan lantai I, diakuinya karena ada kebocoran air PDAM dari lantai II.

“Ambrolnya atap yang terbuat dari gypsum tersebut disebabkan ada kebocoran air PDAM. Masalah ini akan segera kami laporkan kepada pimpinan CV Sarana Karya, Pak Ngadenan. Untuk anggaran pengerjaan renovasi ini mencapai Rp 883 juta. Itu saja keterangan kami,” jelas Krist kepada Harsem, di gedung dewan, Senin (7/1) kemarin.

Sementara, Wakil Ketua DPRD Kota Salatiga, HM Fathurahman menyatakan, bahwa munculnya kerusakan disana-sini di gedung dewan ini, harusnya pihak rekanan segera melakukan perbaikan. Pasalnya, masa sekarang ini merupakan masa pemeliharaan. Sehingga, saatnya diserahkan harus sudah tidak ada masalah apapun.

“Saat diserahkan, bangunan harus sudah benar-benar jadi dan tidak ada masalah di kemudian hari. Jika memang tidak layak, harus diselesaikan. Perihal atap yang ambrol, saya belum mengetahui. Namun tembok satu ruangan wakil ketua memang mengalami retak-retak,” tandas maman, demikian biasa disapa ketika dihubungi Harsem, Senin (7/1) kemarin.

Beberapa anggota DPRD Salatiga yang melihat atap yang ambrol mengaku heran dan sangat menyayangkan. Pasalnya, renovasi ini telah memakan anggaran yang besar, namun hasil pekerjaannya boleh dibilang amburadul dan asal-asalan.

“Ruangan belum digunakan saja, sudah rusak. Heran saya, kok dikerjakan asal-asalan. Terus terang kami sangat menyayangkan,” kata beberapa anggota DPRD Salatiga yang enggan ditulis namanya. (hes/nji)

Newer Post Older Post