Studi Banding Pengelolaan Bengkok

Assisten I Pemkot Salatiga Sri Wityowati menerima cinderamata (HARSEM/HERU SANTOSO)

SALATIGA–Sebanyak 11 PNS yang berasal dari DPPKAD Kota Mojokerto, Jawa Timur melakukan kunjungan kerja di Pemkot Salatiga, Jumat (22/2) kemarin. Rombongan ini melakukan kunker terkait dengan pengelolaan eks tanah bengkok dan diterima langsung Asisten III Setda, Sri Wityowati.

Ketua Rombongan Mojokerto, Rahmi Widjajanti mengatakan bahwa dengan dibentuknya Kota Mojokerto akhirnya muncul permasalahan baru terkait dengan pengelolaan tanah  (eks bengkok).  “Ini terkait dengan informasi yang kami terima jika Kota Salatiga telah memiliki Perwali yang mangatur pengelolaan eks tanah bengkok sejak tahun 2005,” kata Rahmi.

Ditambahkan, Kota Mojokerto ini hanya terdiri dari 2 kecamatan dan sangat sulit untuk dilakukan pemekaran. Kendala dalam perluasan wilayah adalah kabupaten tetangga keberatan melepaskan wilayahnya, padahal penduduk sekitar sudah setuju.

Kabag Tata Pemerintahan Pemkot Salatiga Tatik Rusmiati mengatakan, bahwa dalam pengalihan tanah bengkok menjadi asset Pemkot Salatiga, sejarahnya dulu juga berdarah-darah. Namun berbagai pertimbangan untuk mengamankan aset, pengalihan harus segera dilaksanakan.

“Awalnya Kota Salatiga hanya terdiri sembilan kelurahan dan satu kecamatan. Namun, setelah pemekaran, menjadi 4 kecamatan dengan 22 kelurahan. Untuk tahun 2013 ini kami akan memekarkan lagi satu kelurahan menjadi 2 kelurahan jumlah penduduknya sudah melebihi,” tandas Tatik. (hes/nji)

Newer Post Older Post