Tujuh Tahun Hidup dengan ‘Buaya’ Tahu Istri Serong, Suami Menangis, Lalu …

Meski sekarang banyak yang tidak mempersoalkan keperjakaan, nyatanya masih ada yang sulit menerima suami yang telah ternoda.

Kira, bukan nama sebenarnya, sebenarnya sangat mencintai suaminya, sebut saja Ardi. Empat tahun pacaran, ia merasa telah kenal Ardi. Namun, yang tampak dari kekasih terlihat sempurna. Padahal yang tersembunyi sangatlah banyaknya.

Benar saja. Setelah menikah, watak asli pun muncul. Pada suatu senja di rumah mereka di alan Tentara Pelajar, Semarang, ponsel Ardi yang ditinggal mandi berbunyi. Kira mencuri baca SMS di ponsel itu. Kalimatnya sungguh mesra, dari perempuan bernama Sasi. Seketika panas hati Kira.

Begitu Ardi keluar dari kamar mandi, langsung Kira menginterogasi. Belum selesai Ardi gelagapan menjawab, tiba-tiba HP yang dipegang Kira berdering lagi. Ternyata ada SMS lagi, dari seseorang bernama Rosa yang berisi ajakan makan siang di restoran. Maka bertambah muntap Kira.

Ardi hanya bisa menjawab, itu teman lamanya yang belum tahu kalau ia telah menikah. Dia minta maaf dan langsung merusak SIM-card HP di hadapan sang istri. Katanya, sebagai solusi agar tak bisa dihubungi lagi.

Kira memang sedikit luluh hatinya. Tetapi ia tetap galau. Pikirannya berkecamuk. Mengapa ada dua wanita menghubungi suaminya. Jangan-jangan masih banyak yang lainnya.

Memikirkan hal itu, dadanya jadi sesak. Segala yang buruk melintas di benak. Ia benar-benar curiga pada Ardi. Saat Ardi bekerja, Kira membongkar isi rumah. Barang-barang milik suami Ardi dia kosek. Dibuka satu persatu kardus, tas maupun lemari.

Dia temukan setumpuk surat cinta. Warna-warni dan banyak corak, dari orang yang berbeda-beda. Beberapa nomor telepon yang sempat ia catat dari HP suaminya, dia hubungi. Terutama teman-teman lelaki suaminya, untuk mencari informasi.

Didapatlah cerita, Arya dulu playboy. Sejak SMA dia sudah memacari cewek-cewek belia, dan mengajaknya tidur. Gonta-ganti pasangan seperti kumbang mengisap kembang. Ia simpulkan, Ardi dulu adalah buaya.

Sejak itu, Kira mendiamkan Ardi. Omong hanya seperlunya saja. Tak semangat dia memasak atau menemani tidur. Hanya karena takut dosa saja dia layani suami. Baginya yang penting Arya terturuti kebutuhan seksualnya. Tujuh tahun ia lakukan itu. Kepercayaannya sudah runtuh. Sampai kemudian ia jatuh cinta pada seorang pria. Sebut saja Vidy.

Kira bertemu Vidy di sebuah resepsi pernikahan seorang sepupu di Pekojan. Dari sekadar saling tatap, lalu keduanya memadu kasih. 

Vidy bekerja di sebuah Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di bilangan jalan Majapahit. Sejak dua tahun terakhir pernikahannya dengan Wulan – nama kami samarkan – tidak harmonis, karena ada campur tangan orangtua Wulan yang mulai benci pada Vidy yang belum juga memberi bayi pada Wulan.
    
Kira mendapatkan nomor ponsel Vidy di resepsi itu lewat kesempatan sempit. Sebab, baik dirinya maupun Vidy sama-sama membawa pasangannya ke resepsi. Bukan kebiasaan Kira berkenalan secara singkat begini, tapi entah mengapa ia melakukannya. Boleh jadi ia muak terhadap Ardi, suaminya yang tukang selingkuh.

Vidy dan Kira mendadak menjadi remaja lagi. Dari mulai nonton konser di Stadion Diponegoro hingga pameran elektronik di Java Mall keduanya mendatangi. Beralasan sakit perut, Kira tidak berangkat kerja. Itu terjadi pertengahan Agustus tahun lalu. Padahal, sebenarnya ia janjian makan siang dengan Vidy, dan dilanjutkan ke sebuah hotel di kawasan Kaliwiru.

Di sanalah keduanya memadu kasih secara dewasa. Kira selalu merasa nyaman berdekatan dengan Vidy. Begitu pula Vidy, ia merasa dihargai setiap berdua dengan Kira. Sampai kemudian, di hotel itu pula, Vidy dan Kira melakukan hubungan badan.

Vidy melakukannya dengan sepenuh hati. Inu, semata ia menyimpan dendam. Sebab dituduh mandul oleh keluarga Wulan. Sementara Kira melayani Vidy dengan kelembutan yang belum pernah diberikan pada Ardi, karena bersama Vidy ia merasa benar-benar sebagai perempuan yang dihargai.

Dua bulan kemudian, Kira hamil. Ia tadinya menyembunyikan kehamilannya, baik pada Ardi maupun Vidy. Pada Ardi ia tidak mengutarakannya, sebab selama ini mereka jarang melakukan hubungan intim. Pada Vidy ia juga sungkan, sebab secara sah ia masih suami Wulan.

Tapi Ardi melihat perubahan pada diri Kira. Akhirnya, setelah beberapa hari ia didesak Ardi, Kira mengaku hamil. Ardi tentu saja curiga. Ia marah bukan kepalang, menuduh istrinya berselingkuh. Dengan lantang ia bertanya, siapa yang menghamili Kira. Kira tentu tidak langsung mengaku, karena Ardi bisa melakukan apa saja terhadap Vidy.

Sampai akhirnya Kira mengaku juga bahwa Vidy lah yang menghamili. Kira sudah siap dimaki atau bahkan ditampar sebagaimana seorang suami yang sangat terluka, karena istrinya serong dengan pria lain.

Tetapi itu tidak terjadi. Ardi justru memeluk Kira. Dalam dekapannya yang erat, Ardi menangis sesenggukan, memohon maaf atas kelakuannya selama ini, dan berjanji akan mencintai Kira sebagaimana mestinya. (Riana Dewi/njs)

Newer Post Older Post