Berita

[Berita][bleft]

Artikel

[Ekonomi][twocolumns]

Relokasi untuk Pedagang Langsung Disiapkan

Pasar Babadan ludes terbakar. Para pedagang, baik yang menempati lapak-lapak maupun yang ‘berdomisili’ di ruko-ruko, kini nyaris kehilangan mata pencaharian. Pemkab setempat tampaknya tanggap akan situasi ini.

Bupati Semarang Dokter H Mundjirin menegaskan bahwa pihaknya akan memberikan dua opsi tempat relokasi pedagang. Pertama, lokasinya disekitar pasar yang terbakar dan kedua berada di kawasan pasar ikan higienis yang tidak jauh dari Pasar Babadan, sekitar 200 meter dari pasar tersebut.

Menanggapi tawaran relokasi tersebut, beberapa pedagang belum menyatakan setuju namun masih akan melakukan koordinasi dengan pedagang semuanya. Hal ini tidak dapat langsung diterima tawaran Bupati Semarang ini, mengingat harus dibicarakan dulu.

 “Kami akan rembug bareng dengan seluruh pedagang, apakah kami semua setuju dipisahkan tempat relokasi ataukah akan menolak belum tahu. Tunggu saja hasil pembicaraan nanti, sekarang kita semua masih berduka akibat kebakaran ini,” terang Slamet, Muslih dan Yudi, ketiganya pedagang Pasar Babadan.

Pemandangan kelabu memang menyelimuti wajah setiap pedagang. Mayoritas dari mereka saat kebakaran terjadi mengaku sudah belanja barang dagangan untuk persiapan Lebaran.

"Kami hanya bisa pasrah saat melihat kobaran api dari kejauhan. Saat kebakaran terjadi, saya masih menghadiri pengajian rutin di salah satu tetangga usai salat tarawih berjamaah," kata pedagang pakaian, Mastain (50).

Meski telah dilarang petugas keamanan, dia memilih tetap masuk kios guna mengamankan pakaian di lantai satu agar tidak terbakar. Namun upaya warga Lingkungan Jatisari Ungaran ini untuk mengevakuasi barang dagangan di gudang yang terletak di atap kios blok B-9 ini gagal menyusul keberadaaan api yang cepat merambat ke seluruh bangunan pasar.

"Barang di gudang atas tidak bisa selamat, padahal baru belanja di Tanah Abang empat hari lalu senilai Rp 75 juta," ungkapnya lemas.

Pasangan suami istri Triyono (48) dan Rubini (47) warga Lingkungan Pagersari, Bergas juga benasib sama. Pemilik dua unit kios berisi yang terletak di dalam bangunan pasar utama ini tidak bisa berbuat banyak, karena keduanya tidak bisa masuk ke dalam bangunan pasar mengingat keadaan semua pintu pasar yang terkunci.

"Daganganku sak kiose dadi awu kabeh, Mas," katanya Rubini lirih.

Terkait kebakaran ini, dirinya bersama pedagang lainnya berharap Pemkab Semarang cepat dalam mencarikan solusi untuk penempatan sementara agar mereka tidak semakin merugi. "Jangan menunggu lama, segera diputuskan dan dirumuskan rencana pembangunannya," ujarnya. (hes/SMNetwork/rif)
Post A Comment
  • Blogger Comment using Blogger
  • Facebook Comment using Facebook
  • Disqus Comment using Disqus

No comments :

Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.


Desakundi

[Desakundi][threecolumns]

Pendidikan

[Pendidikan][list]

Ekonomi

[Ekonomi][grids]

Politik

[Politik][bsummary]

Oase

[Oase][threecolumns]
Create gif animations. Loogix.com. Animated avatars. Animated avatar. Motley Animated avatar. Gif animator. Animated avatar. Gif animator. Zoom Gif animator. Motley Create gif animations. Zoom Animated avatar. Movie Create gif animations. Gif animator. Zoom Animated avatar. Loogix.com. Animated avatars. Negative Animated avatar. Zoom Rumah Zakat Animated avatar. Negative Babyface, Harian Semarang liquid executive club, tonitok rendezvous