Berita

[Berita][bleft]

Artikel

[Ekonomi][twocolumns]

Pengawasan Distribusi Elpiji Diperketat

Pemerintah akan memperketat pengawasan distribusi elpiji mengantisipasi kenaikan harga elpiji kemasan 12 kg dalam waktu dekat.

MENTERI ESDM Purnomo Yusgiantoro usai membuka Forum Penelitian dan Pengembangan ESDM di Jakarta, Rabu mengatakan, kenaikan harga elpiji 12 kg memang memungkinkan peralihan konsumen ke elpiji 3 kg. “Di lapangan bisa terjadi peralihan, karenanya pengawasan harus diperketat,” katanya.

Menurut dia, pemerintah juga melakukan uji coba sistem distribusi elpiji 3 kg secara tertutup agar alokasi subsidi menjadi tepat sasaran. “Uji coba sistem tertutup ini mendukung program konversi elpiji yang ditargetkan rampung tahun depan,” ujarnya.

Purnomo juga mengatakan, rencana kenaikan harga elpiji 12 kg merupakan kewenangan Menneg BUMN mengingat komoditas tersebut tidak mendapat subsidi. Sedang, Departemen ESDM hanya mengatur harga elpiji 3 kg yang mendapat subsidi.

Namun demikian, menurut dia, kenaikan mesti dilakukan secara bertahap dan melihat daya beli masyarakat.

Dirjen Migas Departemen ESDM Evita Legowo menambahkan, ada tiga pertimbangan sebelum pemerintah menyetujui usulan kenaikan harga elpiji yakni tidak memberatkan masyarakat, marjin yang wajar, dan keberlanjutan pasokan.

Sesuai Permen ESDM tentang tata niaga elpiji yang kini masih disusun, pemerintah hanya memberikan subsidi kepada elpiji kemasan tabung 3 kg. Sedang, tabung lainnya yakni 12 kg, 50 kg, dan curah diserahkan kepada perusahaan.Namun, badan usaha tetap harus mendapat persetujuan harga dari pemerintah.

Pertamina kembali mengajukan usulan kenaikan harga karena mengaku selalu merugi dalam bisnis elpiji 12 kg. BUMN itu mengusulkan kenaikan harga elpiji kemasan tabung 12 kg secara bertahap sebesar Rp100 per kg atau Rp1.200 per tabung. Tahun lalu, Pertamina mengusulkan kenaikan harga elpiji 12 kg sebesar Rp500 per kg per bulan.

Namun, usulan tersebut ditolak pemerintah dengan alasan memberatkan masyarakat. Pertamina memperkirakan akan mengalami kerugian Rp3,47 triliun dari penjualan elpiji kemasan 12 kg pada tahun 2009. Angka kerugian tersebut dihitung dengan asumsi harga elpiji internasional yang mengacu “contract price” (CP) Aramco bulan Januari 2009 sebesar 505 dolar AS per ton dan kurs Rp11.600 per dolar AS.

Dengan acuan tersebut, maka harga keekonomian elpiji sampai ke konsumen mencapai Rp8.943 per liter. Selanjutnya, dengan harga jual ke konsumen Rp5,750 per liter dan rencana penjualan elpiji 12 kg tahun 2009 mencapai 1.085.430 ton, maka kerugian yang ditanggung Pertamina mencapai Rp3,47 triliun. (ant/sardi)
Post A Comment
  • Blogger Comment using Blogger
  • Facebook Comment using Facebook
  • Disqus Comment using Disqus

No comments :

Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.


Desakundi

[Desakundi][threecolumns]

Pendidikan

[Pendidikan][list]

Ekonomi

[Ekonomi][grids]

Politik

[Politik][bsummary]

Oase

[Oase][threecolumns]
Create gif animations. Loogix.com. Animated avatars. Animated avatar. Motley Animated avatar. Gif animator. Animated avatar. Gif animator. Zoom Gif animator. Motley Create gif animations. Zoom Animated avatar. Movie Create gif animations. Gif animator. Zoom Animated avatar. Loogix.com. Animated avatars. Negative Animated avatar. Zoom Rumah Zakat Animated avatar. Negative Babyface, Harian Semarang liquid executive club, tonitok rendezvous