Tarawih Rasa Madinah Imam Rasa Mekah
MASJID Agung Jawa Tengah (MAJT) memang layak menyandang nama besar. Di masjid kebanggaan warga Jawa Tengah ini, segala yang menyangkut kegiatannya memang serba besar dan agung.
Demi melayani umat, Badan Pengelola (BP) MAJT memberi layanan istimewa ala kiblat umat Islam, yaitu menyelenggarakan tarawih mirip di Masjid Nabawi Madinah. Tidak mainmain, setiap malam minimal satu juz Alquran dibaca dalam 20 rakaat tarawih yang dipimpin imam kelas dunia.
Suara bacaan ayat Alquran dalam sholat selama satu setengah jam itu, persis dengan suara imam Masjidil Haram Mekah. Jamaah serasa sholat di masjid kiblat umat Islam tersebut. Jika sebulan penuh Anda berjamaah tarawih di sana, Alquran telah Anda khatamkan.
Tiga imam utama, yaitu KH Ahmad Toha dari Pekalongan, KH Ulil Absor dari Jepara, dan KH Zaenuri Ahmad dari Tuntang, Kabupaten Semarang, adalah para penghafal Alquran (al-hafidz) yang pernah mendapat predikat juara hafalan Alquran tingkat dunia. Kefasihan bacaannya, serta duplikasi cengkok imam Masjidil Haram diakui oleh khodimul haramin (pelayan dua masjid haram) Kerajaan Saudi Arabia.
Staf BP MAJT Fatquri Busyairi mengatakan, sholat tarawih di MAJT disenangi masyarakat karena kekhasannya. “Yang khas di masjid ini adalah tarawih sambil mengkhatamkan Alquran, dan suara imamnya mirip imam di Masjidil Haram di Mekah,” terang dia.
Begitu miripnya dengan suasana tarawih di dua masjid peninggalan Nabi Muhammad tersebut, membuat banyak orang dari berbadai daerah di luar Kota Semarang rela datang untuk menikmati sajian ala Timur Tengah tersebut.
H Subhan (56) warga Sukorejo, Kabupaten Kendal, sejak setahun lalu sering tarawih di MAJT karena ingin mengulang pengalamannya saat berhaji tahun 2004 lalu. “Saya rindu sholat di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Jadi saya ikut jamaah di sini. Rasanya menjadi pengobat rindu,” tuturnya.
Rofiq (35), warga Rembang yang mukim di Demak juga sering ikut tarawih di MAJT. Dia mengaku suka nonton siaran langsung tarawih di Masjidil Haram yang ditayangkan sebuah stasiun televisi swasta.
“Siaran langsung tarawih itu ingin saya rasakan langsung. Tapi karena belum cukup bekal, ya saya tarawih di sini,” ungkapnya polos.
Lain lagi dengan Agus (24), warga Ungaran. Dia suka tarawih di MAJT karena ingin mengecek hafalan Alqurannya. Santri yang sedang getol menghafal Alquran ini mengaku mendapat bimbingan tidak langsung tentang kebenaran bacaan ayatnya ketika berjamaah tarawih.
“Saya rasa satu setengah jam atau dua jam tidak lama. Sebab yang saya dapatkan adalah bimbingan tidak langsung atas kebenaran hafalan Alquran saya,” urai dia.
Suasana sholat tarawih di MAJT memang lain. Bukan pada jumlah rakaatnya. Perbedaan yang sangat jelas itu terletak pada surat yang dibacakan imam. Dengan kata lain, dalam 20 rakaat sholat tarawih ditambah tiga rakaat sholat witir, satu juz Alquran bisa selesai dibacakan.
Dengan ciri khas ini, maka imam yang dipilih pun tidak sembarangan. Ada satu orang imam ditambah empat orang pendamping, yang semuanya adalah hafidz atau penghafal Alquran. Sehingga apabila imam melakukan kesalahan, empat orang pendamping ini bisa membetulkan ayat yang sedang dibacakan.
Meski sholat tarawih berlangsung lebih lama dari yang biasa dilakukan di masjidmasjid lain, namun jamaah tarawihnya justru selalu padat.
Imam Murjito, salah seorang jamaah menyatakan bahwa dirinya sangat senang melaksanakan tarawih di Masjid Agung. “Terus terang saya senang sholat tarawih di sini. Selain karena bacaan Alqurannya jelas, sholatnya pun terasa lebih khusyuk dan tenang”, jelas Imam Murjito yang juga
pengajar qiroati di Raudlotul Mujawwidin ini. Namun dirinya menyatakan tidak kuat apabila harus menyelesaikan 23 rakaat. Selesai rakaat ke delapan, dirinya mundur dari shaf, untuk selanjutnya menjalankan sholat witir sendiri.
Untuk membedakan dengan rakaat yang lain, setelah rakaat ke delapan, dibacakan Asmaul Husna oleh imam. Suara yang merdu dari sang imam menambah kekhusyukan jamaah dalam melaksanakan ibadah tarawih. (ichwan/dayat_harian semarang)
___________
Dipersilahkan mengcopy dan menyebarluaskan artikel pada blog ini dengan tujuan untuk kemaslahatan bersama dan bukan untuk disalah gunakan. Namun perlu diingat, wajib menyertakan sumber blog ini yaitu http://hariansemarangbanget.blogspot.com. (terima kasih).
Demi melayani umat, Badan Pengelola (BP) MAJT memberi layanan istimewa ala kiblat umat Islam, yaitu menyelenggarakan tarawih mirip di Masjid Nabawi Madinah. Tidak mainmain, setiap malam minimal satu juz Alquran dibaca dalam 20 rakaat tarawih yang dipimpin imam kelas dunia.
Suara bacaan ayat Alquran dalam sholat selama satu setengah jam itu, persis dengan suara imam Masjidil Haram Mekah. Jamaah serasa sholat di masjid kiblat umat Islam tersebut. Jika sebulan penuh Anda berjamaah tarawih di sana, Alquran telah Anda khatamkan.
Tiga imam utama, yaitu KH Ahmad Toha dari Pekalongan, KH Ulil Absor dari Jepara, dan KH Zaenuri Ahmad dari Tuntang, Kabupaten Semarang, adalah para penghafal Alquran (al-hafidz) yang pernah mendapat predikat juara hafalan Alquran tingkat dunia. Kefasihan bacaannya, serta duplikasi cengkok imam Masjidil Haram diakui oleh khodimul haramin (pelayan dua masjid haram) Kerajaan Saudi Arabia.
Staf BP MAJT Fatquri Busyairi mengatakan, sholat tarawih di MAJT disenangi masyarakat karena kekhasannya. “Yang khas di masjid ini adalah tarawih sambil mengkhatamkan Alquran, dan suara imamnya mirip imam di Masjidil Haram di Mekah,” terang dia.
Begitu miripnya dengan suasana tarawih di dua masjid peninggalan Nabi Muhammad tersebut, membuat banyak orang dari berbadai daerah di luar Kota Semarang rela datang untuk menikmati sajian ala Timur Tengah tersebut.
H Subhan (56) warga Sukorejo, Kabupaten Kendal, sejak setahun lalu sering tarawih di MAJT karena ingin mengulang pengalamannya saat berhaji tahun 2004 lalu. “Saya rindu sholat di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Jadi saya ikut jamaah di sini. Rasanya menjadi pengobat rindu,” tuturnya.
Rofiq (35), warga Rembang yang mukim di Demak juga sering ikut tarawih di MAJT. Dia mengaku suka nonton siaran langsung tarawih di Masjidil Haram yang ditayangkan sebuah stasiun televisi swasta.
“Siaran langsung tarawih itu ingin saya rasakan langsung. Tapi karena belum cukup bekal, ya saya tarawih di sini,” ungkapnya polos.
Lain lagi dengan Agus (24), warga Ungaran. Dia suka tarawih di MAJT karena ingin mengecek hafalan Alqurannya. Santri yang sedang getol menghafal Alquran ini mengaku mendapat bimbingan tidak langsung tentang kebenaran bacaan ayatnya ketika berjamaah tarawih.
“Saya rasa satu setengah jam atau dua jam tidak lama. Sebab yang saya dapatkan adalah bimbingan tidak langsung atas kebenaran hafalan Alquran saya,” urai dia.
Suasana sholat tarawih di MAJT memang lain. Bukan pada jumlah rakaatnya. Perbedaan yang sangat jelas itu terletak pada surat yang dibacakan imam. Dengan kata lain, dalam 20 rakaat sholat tarawih ditambah tiga rakaat sholat witir, satu juz Alquran bisa selesai dibacakan.
Dengan ciri khas ini, maka imam yang dipilih pun tidak sembarangan. Ada satu orang imam ditambah empat orang pendamping, yang semuanya adalah hafidz atau penghafal Alquran. Sehingga apabila imam melakukan kesalahan, empat orang pendamping ini bisa membetulkan ayat yang sedang dibacakan.
Meski sholat tarawih berlangsung lebih lama dari yang biasa dilakukan di masjidmasjid lain, namun jamaah tarawihnya justru selalu padat.
Imam Murjito, salah seorang jamaah menyatakan bahwa dirinya sangat senang melaksanakan tarawih di Masjid Agung. “Terus terang saya senang sholat tarawih di sini. Selain karena bacaan Alqurannya jelas, sholatnya pun terasa lebih khusyuk dan tenang”, jelas Imam Murjito yang juga
pengajar qiroati di Raudlotul Mujawwidin ini. Namun dirinya menyatakan tidak kuat apabila harus menyelesaikan 23 rakaat. Selesai rakaat ke delapan, dirinya mundur dari shaf, untuk selanjutnya menjalankan sholat witir sendiri.
Untuk membedakan dengan rakaat yang lain, setelah rakaat ke delapan, dibacakan Asmaul Husna oleh imam. Suara yang merdu dari sang imam menambah kekhusyukan jamaah dalam melaksanakan ibadah tarawih. (ichwan/dayat_harian semarang)
___________
Dipersilahkan mengcopy dan menyebarluaskan artikel pada blog ini dengan tujuan untuk kemaslahatan bersama dan bukan untuk disalah gunakan. Namun perlu diingat, wajib menyertakan sumber blog ini yaitu http://hariansemarangbanget.blogspot.com. (terima kasih).
Post A Comment
No comments :
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.