Magnet dan Macan
IA magnet Mahesa Jenar musim ini. Karakternya licin dan kuat, naluri membunuhnya pun tinggi. Jangan lupa, ia juga macan kotak penalti.
Publik sepakbola Semarang terpana akan kehadiran pemain kelahiran Rio de Janeiro, 18 Februari 1978, ini. Penyerang tajam yang sudah terbukti kapasitasnya sebagai striker haus gol itu teruji ketika masih berkostum Pelita Jaya, musim lalu.
Cristiano Lopes mengawali karir sepakbola di akademi sepakbola anak milik klub CR Vasco da Gama, saat umurnya delapan tahun. Usia 18, ia langsung hijrah ke NAC Breda, Belanda. Tahun
2000 ia direkrut Stuttgart FC, kemudian kembali lagi ke tanah airnya dengan berkostum Unit
Uberlandia, Brasil.
Di Indonesia, Lopes menjatuhkan pilihan untuk merumput di Persita, pada 2004. Setelah itu, ia baru melanglangbuana ke sejumlah kota dengan Persimaros, PSPS, dan Pelita Jaya. Akhirnya musim ini ia pun menjatuhkan pilihan PSIS.
Baginya tidak masalah jika ia harus bermain di klub divisi utama, padahal ia pasti masih laris manis di ranah super liga. “Bukan masalah, yang penting timnya bagus. Saya lihat materi PSIS yang lokal juga bagus, jadi saya tertarik bergabung,” katanya seusai latihan, kemarin sore.
Bagi pemain yang hobi update status facebook ini, udara panas membuatnya terkesima selama delapan hari tinggal di Kota Semarang. Ia mengaku beberapa waktu lalu pernah ke Semarang, bersama timnya saat berlaga di super liga, tapi udaranya tidak sepanas seperti yang dirasakannya kali ini. Mungkin karena pada saat bermain di Semarang, ia hanya tinggal di dalam
hotel.
Ayah dari Jasmine (6) yang kini tinggal bersama rekan senegaranya, Anderson Alexandro Feirrera Dos Santos (Leke) di Perumahan Graha Wahid, Kedungmundu, Semarang ini sudah mulai merasa nyaman di Kota Lunpia, apalagi, menurutnya, orang Indonesia ramahramah.
Striker haus gol yang akan menjadi tandem Imral Usman di barisan depan ini sudah sangat lancar berbahasa Indonesia. “Gampang kok belajarnya. Pertama sempat pakai penerjemah, tapi cepat bisa kok,” tuturnya. Baiklah, Lopes, bikin Semarang senang, ya. (wiwig/phutut - harian semarang)
___________
Dipersilahkan jika ingin mengcopy dan menyebarluaskan artikel pada blog ini dengan tujuan untuk kemaslahatan bersama dan bukan untuk disalahgunakan. Namun perlu diingat, wajib menyertakan sumber blog ini http://hariansemarangbanget.blogspot.com. (terima kasih).
Publik sepakbola Semarang terpana akan kehadiran pemain kelahiran Rio de Janeiro, 18 Februari 1978, ini. Penyerang tajam yang sudah terbukti kapasitasnya sebagai striker haus gol itu teruji ketika masih berkostum Pelita Jaya, musim lalu.
Cristiano Lopes mengawali karir sepakbola di akademi sepakbola anak milik klub CR Vasco da Gama, saat umurnya delapan tahun. Usia 18, ia langsung hijrah ke NAC Breda, Belanda. Tahun
2000 ia direkrut Stuttgart FC, kemudian kembali lagi ke tanah airnya dengan berkostum Unit
Uberlandia, Brasil.
Di Indonesia, Lopes menjatuhkan pilihan untuk merumput di Persita, pada 2004. Setelah itu, ia baru melanglangbuana ke sejumlah kota dengan Persimaros, PSPS, dan Pelita Jaya. Akhirnya musim ini ia pun menjatuhkan pilihan PSIS.
Baginya tidak masalah jika ia harus bermain di klub divisi utama, padahal ia pasti masih laris manis di ranah super liga. “Bukan masalah, yang penting timnya bagus. Saya lihat materi PSIS yang lokal juga bagus, jadi saya tertarik bergabung,” katanya seusai latihan, kemarin sore.
Bagi pemain yang hobi update status facebook ini, udara panas membuatnya terkesima selama delapan hari tinggal di Kota Semarang. Ia mengaku beberapa waktu lalu pernah ke Semarang, bersama timnya saat berlaga di super liga, tapi udaranya tidak sepanas seperti yang dirasakannya kali ini. Mungkin karena pada saat bermain di Semarang, ia hanya tinggal di dalam
hotel.
Ayah dari Jasmine (6) yang kini tinggal bersama rekan senegaranya, Anderson Alexandro Feirrera Dos Santos (Leke) di Perumahan Graha Wahid, Kedungmundu, Semarang ini sudah mulai merasa nyaman di Kota Lunpia, apalagi, menurutnya, orang Indonesia ramahramah.
Striker haus gol yang akan menjadi tandem Imral Usman di barisan depan ini sudah sangat lancar berbahasa Indonesia. “Gampang kok belajarnya. Pertama sempat pakai penerjemah, tapi cepat bisa kok,” tuturnya. Baiklah, Lopes, bikin Semarang senang, ya. (wiwig/phutut - harian semarang)
___________
Dipersilahkan jika ingin mengcopy dan menyebarluaskan artikel pada blog ini dengan tujuan untuk kemaslahatan bersama dan bukan untuk disalahgunakan. Namun perlu diingat, wajib menyertakan sumber blog ini http://hariansemarangbanget.blogspot.com. (terima kasih).
Heru+Setiabudi+dan+Tarmuji.(FOTO+ARIEL).jpg)
Post A Comment
No comments :
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.