Sejarah Muhariah
TAK ada yang berubah pada diri Ahmad Muhariah. Masih murah senyum dan grapyak. Yang berubah adalah bebannya kini kian berat, tak seperti musim lalu saat terjadi suksesi dari pelengseran Edy Paryono dan Bambang Nurdiansyah.
Tapi, ia tampaknya enjoy saja. Beberapa kali bertemu Harsem, ia banyak mesem, sebagaimana ketika kami berkunjung ke rumahnya di Jalan Tlogobayem. Itu bisa kita artikan, ia tidak tertekan, meski publik sepakbola Kota Lunpia menumpuk hasrat juara di pundaknya.
Dengan bantuan manajemen yang kooperatif, pemain-pemain yang nurut dan tak banyak cing-cong, Muhariah akan bekerja, menaklukkan rimba divisi utama, dan menatap gelar juara, menapaki jejak Edy Paryono yang pernah membawa gerbong PSIS promosi ke divisi utama pada 2002 sesudah tim ini terlempar setahun sebelumnya.
Di sisinya ada M Dofir. Pria Jember dengan dua anak perempuan ini diharap menerjemahkan makna aliran air yang tak pernah mampat, seperti prinsip PDAM di mana ia kini bekerja. Ia berkolaborasi dengan Muhariah, bosnya, untuk mengaplikasikan ilmu sepakbola dengan karakter menyerang, serta primordialisme. Maklum saja, Dofir pernah sekian lama memakai kostum PSIS.
Muhariah dan Dofir sama-sama mantan gelandang. Itu mengapa sesungguhnya PSIS akan sangat kuat di sektor tengah lantaran pelatih dan asistennya paham benar mekanisme serbuan dan pertahanan. Semoga keduanya menorehkan sejarah. (rief-harian semarang)
___________
Dipersilahkan jika ingin mengcopy dan menyebarluaskan artikel pada blog ini dengan tujuan untuk kemaslahatan bersama dan bukan untuk disalahgunakan. Namun perlu diingat, wajib menyertakan penulis/sumber blog ini http://hariansemarangbanget.blogspot.com. (terima kasih).
Tapi, ia tampaknya enjoy saja. Beberapa kali bertemu Harsem, ia banyak mesem, sebagaimana ketika kami berkunjung ke rumahnya di Jalan Tlogobayem. Itu bisa kita artikan, ia tidak tertekan, meski publik sepakbola Kota Lunpia menumpuk hasrat juara di pundaknya.
Dengan bantuan manajemen yang kooperatif, pemain-pemain yang nurut dan tak banyak cing-cong, Muhariah akan bekerja, menaklukkan rimba divisi utama, dan menatap gelar juara, menapaki jejak Edy Paryono yang pernah membawa gerbong PSIS promosi ke divisi utama pada 2002 sesudah tim ini terlempar setahun sebelumnya.
Di sisinya ada M Dofir. Pria Jember dengan dua anak perempuan ini diharap menerjemahkan makna aliran air yang tak pernah mampat, seperti prinsip PDAM di mana ia kini bekerja. Ia berkolaborasi dengan Muhariah, bosnya, untuk mengaplikasikan ilmu sepakbola dengan karakter menyerang, serta primordialisme. Maklum saja, Dofir pernah sekian lama memakai kostum PSIS.
Muhariah dan Dofir sama-sama mantan gelandang. Itu mengapa sesungguhnya PSIS akan sangat kuat di sektor tengah lantaran pelatih dan asistennya paham benar mekanisme serbuan dan pertahanan. Semoga keduanya menorehkan sejarah. (rief-harian semarang)
___________
Dipersilahkan jika ingin mengcopy dan menyebarluaskan artikel pada blog ini dengan tujuan untuk kemaslahatan bersama dan bukan untuk disalahgunakan. Namun perlu diingat, wajib menyertakan penulis/sumber blog ini http://hariansemarangbanget.blogspot.com. (terima kasih).
Post A Comment
No comments :
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.