Kelurahan Mijen, Menarik Bagi PengembangLokasi kantor Kelurahan Mijen memang sangat strategis, letaknya persis di pinggir jalan raya, dekat dengan Kecamatan Mijen. Tentu itu sangat memudahkan warganya untuk datang ke kelurahan.
Secara geografis, wilayah Mijen terletak di dataran tinggi, yang sangat menguntungkan ketika musim hujan tiba. Seperti yang diungkapkan Seklur Mijen, Sri Mulyani, daerahnya tidak rawan banjir di kala hujan. “Kalaupun hujan paling hanya ada genangan air,” ungkap pelaksana tugas sehari-hari Kelurahan Mijen itu, karena lurahnya, RM H Subeno tengah menunaikan ibadah haji.
Kelurahan Mijen terdiri dari 7 RW dan 26 RT dengan luas wilayah 473.891 hektar yang terdiri dari 4954 KK. Kebanyakan warganya berprofesi sebagai petani, pegawai dan swasta.
Kendati terletak jauh dari Kota Semarang, bukan berarti wilayah ini sepi, justru daerah Mijen begitu ramai dengan pendatang dengan banyaknya pengembang perumahan yang masuk di wilayah tersebut. Apalagi dengan adanya proyek pelebaran jalan Ngaliyan - Boja yang sudah berlangsung, otomatis kawasan itu makin menarik bagi para pengembang dan mereka yang ingin berinvestasi.
Hidup Rukun
Sejauh ini warga asli dan pendatang dari perumahan hidup rukun. Setiap pembangunan wilayah atau lingkungan warga pendatang juga ikut berpartisipasi. “Semua program yang ada kita, selalu urun rembuk dengan warga. Semuanya kita libatkan untuk pembangunan wilayah, baik fisik maupun nonfisik,” ungkap nenek empat cucu ini, sembari tersenyum.
Perempuan kelahiran 23 April 1957 ini berupaya menjalankan tugasnya sebaik mungkin, menghadapi musim hujan yang akan tiba. Seperti yang diinstruksikan walikota, semua wilayah tetap melakukan antisipasi dan waspada banjir.
"Kita tetap membangun posko bencana di kelurahan dan dapur umum. Semua warga juga sudah kita sosialisasikan untuk membersihkan lingkungannya, seperti got atau selokan. Juga pemangkasan pohon yang diperkirakan membahayakan,” ungkapnya.
Selain itu memang di pinggir jalan tidak ada talud, jadi kadang kalau hujan, airnya lari ke perkarangan warga. “Jadi kami minta kepada dinas terkait untuk membangun talud di pinggir jalan,” ujarnya.
Sayang untuk pembuatan talud di pinggir jalan, setiap kali pihaknya mengusulkan ke dinas terkait selalu tidak ada tanggapan. “Kendati tidak ada banjir besar, tapi jika setiap hujan selalu tergenang air, bisa menimbulkan bahaya juga bagi warga, kalau terus dibiarkan. Jalan raya ini kepentingan umum yang vital, jadi talud ini penting juga,” tambahnya.
Selain itu semua warga Mijen juga diminta waspada terhadap kemungkinan terjadinya angin kencang, baik di kala musim hujan maupun tidak. Semua warga benar-benar diminta untuk memperhatikan pohon-pohon tua yang ada di lingkungan agar memangkas dan menggantikannya dengan pohon baru.
“Kita juga mengantisipasi dengan penanaman pohon baru. Walau tidak banjir, tapi di sini juga pernah longsor walau tidak parah,” ujarnya. (lissa febriana - harian semarang)
___________
Dipersilahkan jika ingin mengcopy dan menyebarluaskan artikel pada blog ini dengan tujuan untuk kemaslahatan bersama dan bukan untuk disalahgunakan. Namun perlu diingat, wajib menyertakan penulis/sumber blog ini http://hariansemarangbanget.blogspot.com. Terima kasih.
Secara geografis, wilayah Mijen terletak di dataran tinggi, yang sangat menguntungkan ketika musim hujan tiba. Seperti yang diungkapkan Seklur Mijen, Sri Mulyani, daerahnya tidak rawan banjir di kala hujan. “Kalaupun hujan paling hanya ada genangan air,” ungkap pelaksana tugas sehari-hari Kelurahan Mijen itu, karena lurahnya, RM H Subeno tengah menunaikan ibadah haji.
Kelurahan Mijen terdiri dari 7 RW dan 26 RT dengan luas wilayah 473.891 hektar yang terdiri dari 4954 KK. Kebanyakan warganya berprofesi sebagai petani, pegawai dan swasta.
Kendati terletak jauh dari Kota Semarang, bukan berarti wilayah ini sepi, justru daerah Mijen begitu ramai dengan pendatang dengan banyaknya pengembang perumahan yang masuk di wilayah tersebut. Apalagi dengan adanya proyek pelebaran jalan Ngaliyan - Boja yang sudah berlangsung, otomatis kawasan itu makin menarik bagi para pengembang dan mereka yang ingin berinvestasi.
Hidup Rukun
Sejauh ini warga asli dan pendatang dari perumahan hidup rukun. Setiap pembangunan wilayah atau lingkungan warga pendatang juga ikut berpartisipasi. “Semua program yang ada kita, selalu urun rembuk dengan warga. Semuanya kita libatkan untuk pembangunan wilayah, baik fisik maupun nonfisik,” ungkap nenek empat cucu ini, sembari tersenyum.
Perempuan kelahiran 23 April 1957 ini berupaya menjalankan tugasnya sebaik mungkin, menghadapi musim hujan yang akan tiba. Seperti yang diinstruksikan walikota, semua wilayah tetap melakukan antisipasi dan waspada banjir.
"Kita tetap membangun posko bencana di kelurahan dan dapur umum. Semua warga juga sudah kita sosialisasikan untuk membersihkan lingkungannya, seperti got atau selokan. Juga pemangkasan pohon yang diperkirakan membahayakan,” ungkapnya.
Selain itu memang di pinggir jalan tidak ada talud, jadi kadang kalau hujan, airnya lari ke perkarangan warga. “Jadi kami minta kepada dinas terkait untuk membangun talud di pinggir jalan,” ujarnya.
Sayang untuk pembuatan talud di pinggir jalan, setiap kali pihaknya mengusulkan ke dinas terkait selalu tidak ada tanggapan. “Kendati tidak ada banjir besar, tapi jika setiap hujan selalu tergenang air, bisa menimbulkan bahaya juga bagi warga, kalau terus dibiarkan. Jalan raya ini kepentingan umum yang vital, jadi talud ini penting juga,” tambahnya.
Selain itu semua warga Mijen juga diminta waspada terhadap kemungkinan terjadinya angin kencang, baik di kala musim hujan maupun tidak. Semua warga benar-benar diminta untuk memperhatikan pohon-pohon tua yang ada di lingkungan agar memangkas dan menggantikannya dengan pohon baru.
“Kita juga mengantisipasi dengan penanaman pohon baru. Walau tidak banjir, tapi di sini juga pernah longsor walau tidak parah,” ujarnya. (lissa febriana - harian semarang)
___________
Dipersilahkan jika ingin mengcopy dan menyebarluaskan artikel pada blog ini dengan tujuan untuk kemaslahatan bersama dan bukan untuk disalahgunakan. Namun perlu diingat, wajib menyertakan penulis/sumber blog ini http://hariansemarangbanget.blogspot.com. Terima kasih.
Post by: tonitok
Labels
Mbangun Kutho
Heru+Setiabudi+dan+Tarmuji.(FOTO+ARIEL).jpg)
Post A Comment
No comments :
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.