Dewa Naik ke Langit, Patung Dibersihkan
Selain patung dewa dewi, mereka juga tampak sibuk membersihkan altar persembahan serta menata kembali altar tersebut. Ritual ini dilakukan untuk menyambut kembalinya dewa pada Perayaan Imlek mendatang.
Lidwina, salah satu Lo Cu atau seseorang yang mengabdikan diri pada dewa mengatakan, bersihbersih kelenteng baru bisa dilakukan setelah para dewa naik ke khayangan untuk melaporkan keadaan yang terjadi di bumi selama ini.
“Naiknya para dewa ke khayangan itu terjadi pada tanggal 24 bulan 12 penanggalan Cina yang dinamakan Sang Sin, setelah itu para dewa akan kembali pada tanggal 4 bulan 1 tahun depan yang dinamakan Sin Cia,” katanya.
Pemerhati agama Konghucu, Tan Hing Tiong mengatakan, ritual bersih-bersih menjelang Imlek ini tidak hanya dilakukan di kelenteng, melainkan bisa dilakukan di rumah masing-masing. Dan ritual bersih-bersih rumah bisa dilakukan sebelum ritual bersihbersih kelenteng. “Tapi malam sebelumnya ada ritual sembahyangan dulu,” katanya.
Ritual sembahyangan tersebut yakni dengan membakar kertas yang disebut Hun Bhe Coa, berjumlah tiga lembar yang bergambar kuda dan tandu. Kertas itu juga disebut kertas penghartar dewa menuju langit untuk menitipkan serangkain doa.
“Biasanya, ritual bersih-bersih rumah maupun kelenteng dilakukan sekitar seminggu sebelum Perayaan Imlek, setelah para dewa naik ke khayangan, yang biasa disebut Sang Sin. Ritual membakar Hun Bhe Coa ini nantinya juga dilakukan ketika dewa turun pada H+4 Imlek untuk menyambut kedatangan dewa dan datangnya rezeki,” kata pria yang juga bernama HA S Pratana.
Sementara itu sesepuh kelenteng Kahar Lukman mengatakan, ritual tersebut dilakukan dengan mengelap untuk membersihkan debu dari badan patung. Tak hanya itu, baju patung yang sudah rusak juga akan diganti. “Kalau orang zaman sekarang membersihkannya dengan air bunga. Tapi kami tetap mempertahankan tradisi dengan mencuci patung dengan air teh. Ini air teh biasa, kalau terlalu kotor ya dicuci dengan deterjen,” ujarnya.
Lukman mengaku tak khawatir perlakuan membasuh dengan air tersebut akan merusak patung yang sebagian besar terbuat dari kayu. Hal itu dikarenakan patung itu sebenarnya telah dilapisi dengan emas tipis yang akan tahan hingga puluhan tahun. (puji - harian semarang)
Ritual sembahyangan tersebut yakni dengan membakar kertas yang disebut Hun Bhe Coa, berjumlah tiga lembar yang bergambar kuda dan tandu. Kertas itu juga disebut kertas penghartar dewa menuju langit untuk menitipkan serangkain doa.
“Biasanya, ritual bersih-bersih rumah maupun kelenteng dilakukan sekitar seminggu sebelum Perayaan Imlek, setelah para dewa naik ke khayangan, yang biasa disebut Sang Sin. Ritual membakar Hun Bhe Coa ini nantinya juga dilakukan ketika dewa turun pada H+4 Imlek untuk menyambut kedatangan dewa dan datangnya rezeki,” kata pria yang juga bernama HA S Pratana.
Sementara itu sesepuh kelenteng Kahar Lukman mengatakan, ritual tersebut dilakukan dengan mengelap untuk membersihkan debu dari badan patung. Tak hanya itu, baju patung yang sudah rusak juga akan diganti. “Kalau orang zaman sekarang membersihkannya dengan air bunga. Tapi kami tetap mempertahankan tradisi dengan mencuci patung dengan air teh. Ini air teh biasa, kalau terlalu kotor ya dicuci dengan deterjen,” ujarnya.
Lukman mengaku tak khawatir perlakuan membasuh dengan air tersebut akan merusak patung yang sebagian besar terbuat dari kayu. Hal itu dikarenakan patung itu sebenarnya telah dilapisi dengan emas tipis yang akan tahan hingga puluhan tahun. (puji - harian semarang)

Post A Comment
No comments :
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.