Harini Tinjau Pasar Tradisional
CALON walikota yang diusung Koalisi Merah Putih (Partai Gerindra- PKS), Harini Krisniati, terus bergerilya mencari dukungan. Kemarin, satu-satunya calon walikota perempuan ini, mendatangi sejumlah pasar tradisional yang ada di Kota Semarang.
Berangkat dari posko pemenangan di Jalan Sriwijaya, pukul 07.00 Harini Krisniati meluncur ke Pasar Waru, disertai sejumlahtim suksesnya. Di pasar ini, Harini menyapa sekitar 200-an pedagang yang setia duduk dilapaknya masing- masing. Dan tanpa rasa canggung, Harini tanpa rasa canggung menyalami satu per satu persatu pedang-pedagang tersebut.
Justru yang canggung adalah para pedagang sendiri. Hal itu terlihat Harini tiba di lapak pedagang yang jualan ikan laut. “Amis ini, bu?” kata Tuminah, pedagang pemilik lapak ikan laut itu saat Harini mengulurkan ta ngan meng ajak bersalaman. “Ndak apa-apa,” Jawab Harini sambil tetap mengajukan tangan mengajak bersalaman.
Tuminah, penjual ikan menyatakan simpati kepada Bu Harini yang menyempatkan diri mengunjungi lapaknya. Meskipun tidak semua pedagang orang Semarang, karena ada yang dari sayung Demak, rata rata menyatakan senang ada calon pemimpin yang menyapa. Tuminah berpesan agar kalau nantinya jadi, Harini tidak melupakan warganya. “Ampun lali kaleh wargane nggih,bu?” katanya polos.
Pandangan Yusri, penjual bumbu dapur di Pasar Waru justru berbeda. Saat berbicara singkat dengan Harini, Yusri menyatakan bangga dengan adanya calon pemimpin dari kalangan perempuan. Menurut Yusri, majunya calon perempuan berarti ada kemajuan dari kaum ibu.
Hal senada juga diungkapkan Daryanti, seorang pedagang sayur Pasar Regol, Bugangan, saat Harini menyambangi pasar tersebut. Karena sesama perempuan, Daryanti, mengaku bersemangat karena ada calon perempuan. "Saiki ra pek Pak Walikota, tapi Bu Walikota,” katanya singkat.
Modal Gratis
Pasar Regol yang berisi sekitar 110 pedagang tersebut tampak ramai oleh pengunjung. Beberapa
bakul menyampaikan uneg unegnya secara terbuka. Seperti Waliyah, salah satu pedagang anggota kelompok kakilima Bugangan tersebut dengan terus terang meminta modal. “Kalau terpilih, beri kami modal gratis ya, bu! Kalau tidak nanti tak datangi ke balaikota,” katanya di sambut tawa pedagang yang lain.
Usai bercengkrama dengan pedagang di Pasar Regol, Harini meneruskan kunjungannya ke Pasar Dargo. Pasar yang terkenal sebagai pusat beras tersebut terlihat lengang. Menurut Budiharjo, salah seorang petugas pasar, sepinya Pasar Dargo saat ini disebabkan karena banyak produsen beras yang langsung menjualnya ke konsumen dan distributor.
“Sekarang komunikasi lebih mudah bu. Tingggal telpon atau sms langsung dianter sampai rumah. Jadi di sini sepi. Lantai dua juga tak kalah sepi bu,” keluh Budiharjo saat berjumpa dengan Harini.
Dan memang benar apa yang dikatakan Budiharjo. Suasana di lantai dua pasar tersebut nampak
lengang. Hanya beberapa pedagang yang bertahan dengan pembeli seadanya.
Ketua Tim Sukses Pasangan Harini-Ari, Ahmadi mengatakan, sengaja calon yang diusungnya mengunjungi sejumlah pasar tradisional di Kota Semarang. tujuannya adalah untuk lebih mengetahui persoalan yang ada. Selama ini maraknya pusat perbelanjaan seringkali menjadi kambing hitam menurunnya pasar tradisional, padahal belum tentu demikian. “Makanya kita kesini agar memiliki penilaian lebih obyektif. Dan ternyata problem pasar tradisional sangat beragam,” tandasnya. (abas-harian semarang)
Berangkat dari posko pemenangan di Jalan Sriwijaya, pukul 07.00 Harini Krisniati meluncur ke Pasar Waru, disertai sejumlahtim suksesnya. Di pasar ini, Harini menyapa sekitar 200-an pedagang yang setia duduk dilapaknya masing- masing. Dan tanpa rasa canggung, Harini tanpa rasa canggung menyalami satu per satu persatu pedang-pedagang tersebut.
Justru yang canggung adalah para pedagang sendiri. Hal itu terlihat Harini tiba di lapak pedagang yang jualan ikan laut. “Amis ini, bu?” kata Tuminah, pedagang pemilik lapak ikan laut itu saat Harini mengulurkan ta ngan meng ajak bersalaman. “Ndak apa-apa,” Jawab Harini sambil tetap mengajukan tangan mengajak bersalaman.
Tuminah, penjual ikan menyatakan simpati kepada Bu Harini yang menyempatkan diri mengunjungi lapaknya. Meskipun tidak semua pedagang orang Semarang, karena ada yang dari sayung Demak, rata rata menyatakan senang ada calon pemimpin yang menyapa. Tuminah berpesan agar kalau nantinya jadi, Harini tidak melupakan warganya. “Ampun lali kaleh wargane nggih,bu?” katanya polos.
Pandangan Yusri, penjual bumbu dapur di Pasar Waru justru berbeda. Saat berbicara singkat dengan Harini, Yusri menyatakan bangga dengan adanya calon pemimpin dari kalangan perempuan. Menurut Yusri, majunya calon perempuan berarti ada kemajuan dari kaum ibu.
Hal senada juga diungkapkan Daryanti, seorang pedagang sayur Pasar Regol, Bugangan, saat Harini menyambangi pasar tersebut. Karena sesama perempuan, Daryanti, mengaku bersemangat karena ada calon perempuan. "Saiki ra pek Pak Walikota, tapi Bu Walikota,” katanya singkat.
Modal Gratis
Pasar Regol yang berisi sekitar 110 pedagang tersebut tampak ramai oleh pengunjung. Beberapa
bakul menyampaikan uneg unegnya secara terbuka. Seperti Waliyah, salah satu pedagang anggota kelompok kakilima Bugangan tersebut dengan terus terang meminta modal. “Kalau terpilih, beri kami modal gratis ya, bu! Kalau tidak nanti tak datangi ke balaikota,” katanya di sambut tawa pedagang yang lain.
Usai bercengkrama dengan pedagang di Pasar Regol, Harini meneruskan kunjungannya ke Pasar Dargo. Pasar yang terkenal sebagai pusat beras tersebut terlihat lengang. Menurut Budiharjo, salah seorang petugas pasar, sepinya Pasar Dargo saat ini disebabkan karena banyak produsen beras yang langsung menjualnya ke konsumen dan distributor.
“Sekarang komunikasi lebih mudah bu. Tingggal telpon atau sms langsung dianter sampai rumah. Jadi di sini sepi. Lantai dua juga tak kalah sepi bu,” keluh Budiharjo saat berjumpa dengan Harini.
Dan memang benar apa yang dikatakan Budiharjo. Suasana di lantai dua pasar tersebut nampak
lengang. Hanya beberapa pedagang yang bertahan dengan pembeli seadanya.
Ketua Tim Sukses Pasangan Harini-Ari, Ahmadi mengatakan, sengaja calon yang diusungnya mengunjungi sejumlah pasar tradisional di Kota Semarang. tujuannya adalah untuk lebih mengetahui persoalan yang ada. Selama ini maraknya pusat perbelanjaan seringkali menjadi kambing hitam menurunnya pasar tradisional, padahal belum tentu demikian. “Makanya kita kesini agar memiliki penilaian lebih obyektif. Dan ternyata problem pasar tradisional sangat beragam,” tandasnya. (abas-harian semarang)
Heru+Setiabudi+dan+Tarmuji.(FOTO+ARIEL).jpg)
Post A Comment
No comments :
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.