Nyepi, Momentum Penyadaran Diri
LEBIH dari 500 umat Hindu yang berasal dari 13 pura yang tersebar di beberapa kota seperti Semarang, Jepara, Kudus, Ungaran, Kendal, Purwodadi, Salatiga, Demak, Pati dan beberapa kota lainnya, kemarin menyelenggaran Upacara Melasti atau Labuhan Suci di Pantai Marina.
Kegiatan ini merupakan rangkaian Hari Raya Nyepi yang jatuh 16 Maret besok. Ritual Melasti juga bertujuan menyucikan diri (bhuana alit) dan alam semesta (bhuana agung). Momen ini diharapkan jadi penyadaran diri bagi umat yang merayakan Nyepi.
Kegiatan ini merupakan rangkaian Hari Raya Nyepi yang jatuh 16 Maret besok. Ritual Melasti juga bertujuan menyucikan diri (bhuana alit) dan alam semesta (bhuana agung). Momen ini diharapkan jadi penyadaran diri bagi umat yang merayakan Nyepi.
Di sisi lain, Nyepi Tahun Saka 1932 atau 2010 Masehi ini, diharapkan jadi momentum penyadarandiri untuk mengangkat persaudaraan, sehingga dapat membangun persatuan dan kebersamaan yang dapat memajukan bangsa.
Menurut Humas Perayaan Nyepi 1932 Saka, Anak Agung Ketut Darmaja, harapan tersebut disesuaikan dengan tema tahun saka kali ini. “Setiap umat Hindu harus memiliki kesadaran untuk membangun bangsanya. Kesadaran itu diawali dengan membangun harmoni dalam dirinya, dengan alam, dan yang terakhir dengan makhluk lain,” terangnya, di selasela Upacara Melasti.
Lepaskan Itik Upacara tersebut diawali dengan Upacara Pekelem, yakni melepaskan itik ke laut sebagai simbol kebaikan dan kebijaksanaan. Ketut mengatakan, Upacara Pekelem diharapkan agar laut memberikan kebaikan kepada manusia.
Upacara dilanjutkan dengan sembahyang dan menerima air suci. “Inti Upacara Melasti adalah mengawali Perayaan Hari Raya Nyepi untuk memohon air suci dari Tuhan dalam wujud Dewa Baruna. Air suci itu nantinya digunakan untuk menyucikan diri, dipercikkan di pura, rumah, mobil dan lain sebagainya,” ungkap Ketua Perayaan Nyepi, Nyoman Romangsi.
“Selain menyucikan diri, Melasti juga menyucikan benda-benda sakral milik pura seperti Pratima,” lanjutnya. (lissa-harian semarang)
Menurut Humas Perayaan Nyepi 1932 Saka, Anak Agung Ketut Darmaja, harapan tersebut disesuaikan dengan tema tahun saka kali ini. “Setiap umat Hindu harus memiliki kesadaran untuk membangun bangsanya. Kesadaran itu diawali dengan membangun harmoni dalam dirinya, dengan alam, dan yang terakhir dengan makhluk lain,” terangnya, di selasela Upacara Melasti.
Lepaskan Itik Upacara tersebut diawali dengan Upacara Pekelem, yakni melepaskan itik ke laut sebagai simbol kebaikan dan kebijaksanaan. Ketut mengatakan, Upacara Pekelem diharapkan agar laut memberikan kebaikan kepada manusia.
Upacara dilanjutkan dengan sembahyang dan menerima air suci. “Inti Upacara Melasti adalah mengawali Perayaan Hari Raya Nyepi untuk memohon air suci dari Tuhan dalam wujud Dewa Baruna. Air suci itu nantinya digunakan untuk menyucikan diri, dipercikkan di pura, rumah, mobil dan lain sebagainya,” ungkap Ketua Perayaan Nyepi, Nyoman Romangsi.
“Selain menyucikan diri, Melasti juga menyucikan benda-benda sakral milik pura seperti Pratima,” lanjutnya. (lissa-harian semarang)
Post A Comment
No comments :
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.