Berita

[Berita][bleft]

Artikel

[Ekonomi][twocolumns]

Muhamad Farchan

Gelegak Semangat “Warak Ngendhok”

Di antara kandidat yang ada, Muhamad Farchan (49) dan Dasih Ardiyantari (46) adalah satu-satunya pasangan calon walikota- wakil walikota yang asli kelahiran Semarang.

FARCHAN, pria kelahiran Kampung Kulitan, Kelurahan Jagalan ini sejak kecil hidup sebagaimana warga Semarang pada umumnya. Bergaul dengan banyak orang dari berbagai golongan. Karena kampungnya yang ada di Jalan Mataram adalah kawasan kuno yang dihuni beragam etnis. Sejak kanak-kanak Farchan berada dalam budaya pembauran kaum Tionghoa, Arab, dan Jawa. Itulah sebabnya alumnus SD Ma’had Islam Semarang ini menjadikan “Warak Ngendhok” sebagai simbol slogannya, “Semarang Bangkit.”

“Sejak kecil saya hidup dengan beragam corak warga. Simbol akulturasi dan kerukunan dalam Warak Ngendhok jadi inspirasi saya mengabdi kepada kota yang majemuk ini,” tuturnya saat dia berkunjung ke kantor redaksi Harian Semarang.

Baginya, kota yang didirikan oleh Sunan Pandan Aran atas restu Sultan Fatah Demak dan dukungan spiritual dari Sunan Kalijaga ini sejak awal ditopang kerukunan warga keturunan Cina-Jawa dan Arab yang disimbolkan dalam Warak Ngendhok.

Karena jiwa pluralis itulah, sarjana Teknik Kimia dari Undip yang mengaku pengagum Gus Dur ini langsung membeli rumah di Perumahan Semarang Indah, begitu pengembang membuka Cluster Oriental.

Salah satu penggagas Komunitas Pecinan Semarang untuk Pariwisata (Kopi Semawis) dan Pasar Imlek ini meyakini, kearifan budaya Semarang yang berciri kerukunan dan harmoni, menjadi modal untuk membangun kota pantai utara Jawa ini. Semangat kebersamaanlah yang menurutnya harus digunakan untuk membawa “Semarang Bangkit.”

”Di Semarang, masih banyak orang ramai-ramai memikul keranda jenazah. Itu modal sosial kita yang luar biasa. Sedangkan di ibukota provinsi lain sudah langka,” tutur suami Nur Nadia Hussein (45) ini.

Ketertinggalan Semarang dibanding kota lain, kata Farchan, harus diminimalisasi dengan keguyuban tersebut. Karena itulah ia tak mau mengumbar program muluk-muluk dalam pencalonannya.

Prinsip Kerukunan
Bagi Kepala Bidang Perencanaan III Bappeda Kota Semarang ini, calon pemimpin yang baik itu harus menjadikan kerukunan sebagai prinsip. Jika biasa bertengkar atau membuat konflik, menurutnya tidak layak menjadi imam. Apalagi jika punya catatan buruk di masa lalunya.

Bukan apa-apa. Bagi pemersatu PANPKB- PPP sekaligus penjalin keeratan NU-Muhammadiyah ini, rakyat pada dasarnya hanya ingin hidupnya tenteram, jauh dari masalah. Lalu bisa sejahtera.
Itu, menurutnya, bisa diwujudkan dengan persatuan dan kerukunan yang dipupuk dengan nilai kemanusiaan. Yang jujur dan tulus. Tanpa kepalsuan atau kebohongan.

“Alhamdulillah, kami didukung Koalisi Pelangi. Formalnya tiga partai berbasis Islam. Tapi faktanya berasal dari berbagai partai lewat tokoh masing-masing. Ada merah, kuning, biru, putih, dan lain-lain. Benar-benar pelangi,” tambah penyuka batik yang 30 tahun berkecimpung menangani masalah perencanaan perkotaan ini.

Menurut ayah Fadia Idza (16) dan Hadian Qisman (11) ini, ketika dia mengatakan warga asli Semarang perlu menata kotanya, bukan berarti itu fanatisme kedaerahan. Namun selama 60 tahun terakhir, kota berslogan ATLAS ini selalu dipimpin orang luar Semarang. Barangkali, kata dia, perlu dibuka kesempatan kepemimpinan untuk bocahe dhewe.

Lee Kuan Yiew, Farchan mengisahkan, adalah orang Semarang. Namanya moncer sebagai Bapak Kemajuan Singapura. Sebab semasa kepemimpinannya, Singapura jadi negara maju, makmur, dan disegani.

“Kalau orang Semarang saja bisa memimpin Singapura begitu hebatnya, tentu patut kita coba warga ini diberi amanat untuk memberi pengabdian bagi kotanya,” ungkapnya tanpa maksud sentimentil.

Rapuh dan Pasrah
Ruang batin masyakarat Semarang saat ini, kata penyuka lunpia dan sate ayam ini, telah begitu rapuh. Masalah banjir dan rob seolah jadi kutukan takdir. Karena begitu akrabnya dengan genangan air, warga seolah pasrah dan menerima getir kenyataan pahit itu dengan nyanyian ”Semarang Kaline Banjir. Yen ora banjir dudu Semarang.”

Itulah sebabnya, meski dibilang calon underdog, dia yakin masyarakat ingin mengatasi problem akut tersebut. Farchan akan mengajak seluruh warga menjadikan penanganan rob dan banjir sebagai prioritas.

“Kami percaya, masyarakat ingin keluar dari masalah besar itu, yang membuat kita susah dan menderita. warga ingin pemimpin yang mumpuni untuk itu, karena ingin Semarang Bangkit,” tutur pengidola Mahatma Gandhi yang dikenal sebagai pembangkit PSIS saat kesulitan ini.

Dalam memilih pasangan, Lik Farchan, panggilan akrabnya, lebih mempertimbangkan faktor kesesuaian dengan visi ”Semarang Bangkit” itu. Maka, sosok yang punya semangat, mengerti masalah secara mendalam, serta mampu menggerakkan sektor perekonomian adalah pilihannya.

Didapatlah Dasih Ardiyantari, pengusaha mapan yang punya kepedulian pada masalah ekonomi dan kerakyatan. Kebetulan, Ida, panggilan Dasih, juga asli kelahiran Semarang seperti dirinya. Sehingga dia yakin, mengerti, dan mumpuni.***

Yakin, Dukungan Warga Bisa Atasi Banjir

BANJIR dan rob yang seolah kutukan bagi warga Semarang, telah membuat ruang batin warga kota peninggalan Sunan Pandan Aran ini rapuh. Rakyat, terutama yang tinggal di kawasan langganan genangan air, seolah pasrah tanpa harapan.

Rakyat hanya bisa tersenyum getir sembari menyanyikan tembang “Semarang Kaline Banjir. Telinga mereka pun telah kebal mendengar cemoohan “Nek ora banjir dudu Semarang.” Lantas, bagaimana mengurai dan mengatasi masalah tersebut? Salah satu orang yang tahu persis soal penanganan masalah itu sejak perencanaannya adalah Muhamad Farchan, Kabid Perencanaan Bappeda Kota Semarang yang telah 30 tahun bergelut dengan hal itu.

Terpanggil oleh penderitaan rakyat akibat banjir abadi di kota kelahirannya, Farchan memberanikan diri menawarkan konsep dengan memohon dukungan masyarakat dalam Pemilihan Walikota Semarang, 18April mendatang. Kepada Harian Semarang Farchan menjelaskan pemikiran dan proyek yang hendak dijalankannya.

Menurut Farchan, Kota Semarang berada di permukaan tanah yang relatif rendah. Punya sejumlah sungai besar maupun kecil yang bermuara di Laut Jawa. Sungai-sungai itu jadi jalur aliran air dari kawasan atas menuju laut, serta jadi pintu masuk air laut saat pasang (rob).

Parahnya, bukannya sedimentasi di kali dikurangi, justru kawasan perbukitan yang dulu rimbun oleh hutan, dibabat dan dijadikan permukiman. Bukitnya pun dikeruk tanpa ampun. Sehingga bukan hanya daerah resapan berkurang, tapi sedimentasi di kali pun bertambah tak karuan.

Peralihan fungsi lahan, penambangan galian C, pendangkalan sungai, hilangnya ruang terbuka hijau, seolah tak pernah terkendali. “Itu semua membuktikan, betapa pemimpin dan rakyat kota ini telah berbuat banyak kesalahan dan –mungkin— tak pernah mau sadar,” tuturnya.

Dari kegigihan Farchan dan unsur Pemkot lain melobi negara-negara luar, saat ini sebenarnya Pemkot Semarang bersama Pemprov Jateng dan pemerintah pusat “mengantongi” komitmen pinjaman dari Japan Bank for International Cooperation (JBIC) senilai Rp 1,7 triliun.

Megaproyek yang disiapkan, meliputi tiga komponen: normalisasi Kali Garang, Bendung Simongan, dan Banjirkanal Barat yang masuk komponen A. Lalu komponen B, berupa pembangunan Waduk Jatibarang. Dan komponen C, normalisasi Kali Semarang, Kali Asin, Kali Baru, serta kolam retensi di dekat muara Kali Semarang.

“Pemkot atas bantuan Kerajaan Belanda juga tengah mengupayakan pembentukan otoritas Kali Banger. Kalau semua proyek itu selesai, ditargetkan pada 2012, seluruh wilayah yang masuk dalam area tangkapan air telah terbebas dari banjir dan rob,” ujarnya.

Namun ia mengingatkan, persoalan banjir bukan hanya masalah pemerintah. Melainkan problem bersama antara pemerintah dan masyarakat. Oleh karenanya, masyarakat juga perlu memberi dukungan sesuai kapasitas masing-masing untuk rencana besar tersebut.***

Bio Farchan

LAHIR di Semarang, 2 April 1961, dan dibesarkan di lingkungan majemuk kampung kuno Kulitan, Kelurahan Jagalan (kawasan Jl Mataram). Usai sekolah di SD Ma’had Islam, Muhammad Farchan meneruskan sekolah di SMP Muhammadiyah Jakarta, dilanjutkan ke SMAN 1 Magelang. Lalu kembali studi di Semarang, masuk Undip pada Jurusan Teknik Kimia. Dari diploma sampai sarjana.

Pendidikannya berlanjut di Program Magister Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota (MPWK). Sejak SMP dia sudah aktif di organisasi. Jadi ketua OSIS dan penegak bantara di Pramuka. Semasa SMA, jadi ketua bidang penalaran, lalu semasa kuliah jadi ketua senat mahasiswa.

Di luar kampus, pemuda Farchan giat di AMPI, KNPI, dan kepengurusan PSIS Semarang. Berlanjut pula di KNPI Jateng, KONI Jateng, dan organisasi sosial kemasyarakatan lain. Di antaranya di Badan Pengelola Kota Lama (BPK2L), Dewan Pertimbangan Pembangunan Kota (DP2K), dan Ikatan Ahli Perencana. Dia termasuk pula sebagai pemrakarsa Kopi Semawis dan menjadi penasihat komunitas pecinan itu hingga kini.

Selama hampir 30 tahun, Ir Muhamad Farchan MT bergelut dengan perencanaan pembangunan Kota Semarang. Maka dia termasuk salah seorang yang tahu persis perencanaan penanganan banjir dan rob di kota ini. Karirnya sebagai PNS dimulai sebagai staf kantor Kecamatan Semarang Tengah, lalu staf Bappeda, hingga kini sebagai Kepala Bidang Perencanaan Pembangunan di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Semarang.

Beristri Nur Nadia Hussein, Farchan dikaruniai dua anak, Fadia Idza dan Hadyan Qisman. Keluarga kecil ini kini tinggal berbahagia di Cluster Oriental Perumahan Semarang Indah.***

Oleh: M.Ichwan (Harian Semarang)

Post A Comment
  • Blogger Comment using Blogger
  • Facebook Comment using Facebook
  • Disqus Comment using Disqus

No comments :

Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.


Desakundi

[Desakundi][threecolumns]

Pendidikan

[Pendidikan][list]

Ekonomi

[Ekonomi][grids]

Politik

[Politik][bsummary]

Oase

[Oase][threecolumns]
Create gif animations. Loogix.com. Animated avatars. Animated avatar. Motley Animated avatar. Gif animator. Animated avatar. Gif animator. Zoom Gif animator. Motley Create gif animations. Zoom Animated avatar. Movie Create gif animations. Gif animator. Zoom Animated avatar. Loogix.com. Animated avatars. Negative Animated avatar. Zoom Rumah Zakat Animated avatar. Negative Babyface, Harian Semarang liquid executive club, tonitok rendezvous