Nekat Terima Tamu Langsung Diusir
Ramadan di Sunan Kuning
Oleh Andik Sismanto
Oleh Andik Sismanto
BAGAIMANA nasib pekerja seks komersial (PSK) Kota Semarang di bulan Ramadan, terutama di Resos Argorejo atau lebih dikenal dengan sebutan Sunan Kuning (SK)? Mungkinkah mereka menghentikan pekerjaannya selama puasa? Bagaimana pula aktivitasnnya selama Ramadan?Memasuki kawasan lokalisasi terbesar di Semarang tersebut, pintu gerbang masuk lokasi dipalang dengan besi, dan di depannya terdapat papan bertuliskan “Hari Ini Tutup”. Hal ini menegaskan jika lokalisasi selama puasa diliburkan.
Ketika waktu menunjukkan pukul 19.00, kumandang adzan sholat Isya sudah menggema dari pengeras Masjid Al-Hikmah, yang berada di kawasan lokalisasi tersebut. Sejumlah orang, baik warga maupun sejumlah penghuni lokalisasi, mulai berdatangan ke masjid untuk menjalankan sholat Isya dan Tarawih. Pemandangan ini jelas jauh berbeda dari biasanya.
Warga sekitar dan penghuni resos berbaur menjadi satu untuk menghadap Illahi, berharap ampunan di bulan yang suci ini. Para jamaah tampak khusuk menjalan ibadah.
Usai sholat Tarawih, tak seperti malam-malam biasanya, malam itu tak banyak penghuni yang duduk-duduk di kursi depan teras wisma. Yakni perempuan-perempuan yang biasanya selalu memanggil-manggil tamu yang bertandang ke lokalisasi tersebut. Dan bahkan sebagian wisma-wisma yang ada di kampung ini tak ada keramaian.
Suara musik yang biasanya menggelegar memekak telinga pun hanya terdengar samar-samar dan nyaris tidak ada keramaian.
Namun meski begitu, bukan berarti kegiatan di lokalisasi tersebut berhenti. Di setiap gang masih
ada beberapa wanita yang tetap mejeng di halaman wisma, dengan mengenakan pakaian seksi, dengan celana pendek di atas lutut, dan tetap menggoda setiap kali ada orang yang melintas di hadapannya.
Iin, salah satu PSK yang berada di lokasisasi tersebut mengatakan, selama bulan Ramadan, sebagian penghuni resos pulang ke kampung masing-masing. Hal ini disebabkan adanya kebijakan dari pengurus resos yang menutup SK selama bulan puasa, sehingga mereka tidak lagi bisa menerima tamu.
Wanita berkulit sawo matang itu mengaku, selama bulan puasa ini, dirinya juga ikut menjalankan puasa seperti yang lainnya, “Ya tetap puasalah,” tuturnya genit.
Namun meski puasa di siang hari, dirinya mengaku tidak menampik jika ada tamu yang mengajaknya berkencan, dan itu biasanya dilakukannya setelah sholat Tarawih. Hal ini dilakukannya untuk memenuhi kebutuhannya seharihari. ”Lha kalau tidak kerja nanti saya makan apa?” ungkapnya.
Diakuinya, pendapatannya dan sejumlah PSK yang masih bertahan di resos saat ini ibarat terjun
bebas, karena hanya ada sedikit orang yang menggunakan jasanya. Bahkan tidak setiap hari ada
orang yang mengajaknya berkencan. Untuk itu dirinya mengaku dalam waktu dekat akan pulang kampung.
Bahkan akibat larangan tidak boleh menerima tamu selama bulan puasa, banyak penghuni resos
yang alih profesi menjadi penjual makanan dan minuman menjelang buka puasa.
Terpisah, Ketua Resos Suwandi mengatakan, pihaknya sengaja melakukan penutupan SK untuk menghormati kaum muslim yang sedang menjalankan puasa, dan selama puasa semua PSK tidak diperbolehkan untuk melayani tamu.
Dikatakannya, penutupan tersebut dilakukan sejak H-3 puasa dan akan buka lagi pada H+3 Lebaran. “Sekitar 60% penghuni resos sudah pulang kampung, dan sisanya masih di sini karena masih menunggu arisan Lebaran,” tuturnya.
Untuk mengantisipasi adanya PSK yang tetap menerima tamu, pihak resos melakukan patroli keliling untuk memantau para PSK. Jika kedapatan sedang melayani tamu akan langsung diusir. “Ya memberi kesempatan yang ingin beribadah, karena 11 bulan melakukan maksiat dan satu bulan ini bisa digunakan untuk ibadah” tuturnya.
Diakui Suwandi, untuk mengisi kegiatan selama Ramadan, memang banyak penghuni resos yang
beralih profesi menjadi penjual yang menyediakan makanan dan minuman untuk berbuka puasa.***
Ketika waktu menunjukkan pukul 19.00, kumandang adzan sholat Isya sudah menggema dari pengeras Masjid Al-Hikmah, yang berada di kawasan lokalisasi tersebut. Sejumlah orang, baik warga maupun sejumlah penghuni lokalisasi, mulai berdatangan ke masjid untuk menjalankan sholat Isya dan Tarawih. Pemandangan ini jelas jauh berbeda dari biasanya.
Warga sekitar dan penghuni resos berbaur menjadi satu untuk menghadap Illahi, berharap ampunan di bulan yang suci ini. Para jamaah tampak khusuk menjalan ibadah.
Usai sholat Tarawih, tak seperti malam-malam biasanya, malam itu tak banyak penghuni yang duduk-duduk di kursi depan teras wisma. Yakni perempuan-perempuan yang biasanya selalu memanggil-manggil tamu yang bertandang ke lokalisasi tersebut. Dan bahkan sebagian wisma-wisma yang ada di kampung ini tak ada keramaian.
Suara musik yang biasanya menggelegar memekak telinga pun hanya terdengar samar-samar dan nyaris tidak ada keramaian.
Namun meski begitu, bukan berarti kegiatan di lokalisasi tersebut berhenti. Di setiap gang masih
ada beberapa wanita yang tetap mejeng di halaman wisma, dengan mengenakan pakaian seksi, dengan celana pendek di atas lutut, dan tetap menggoda setiap kali ada orang yang melintas di hadapannya.
Iin, salah satu PSK yang berada di lokasisasi tersebut mengatakan, selama bulan Ramadan, sebagian penghuni resos pulang ke kampung masing-masing. Hal ini disebabkan adanya kebijakan dari pengurus resos yang menutup SK selama bulan puasa, sehingga mereka tidak lagi bisa menerima tamu.
Wanita berkulit sawo matang itu mengaku, selama bulan puasa ini, dirinya juga ikut menjalankan puasa seperti yang lainnya, “Ya tetap puasalah,” tuturnya genit.
Namun meski puasa di siang hari, dirinya mengaku tidak menampik jika ada tamu yang mengajaknya berkencan, dan itu biasanya dilakukannya setelah sholat Tarawih. Hal ini dilakukannya untuk memenuhi kebutuhannya seharihari. ”Lha kalau tidak kerja nanti saya makan apa?” ungkapnya.
Diakuinya, pendapatannya dan sejumlah PSK yang masih bertahan di resos saat ini ibarat terjun
bebas, karena hanya ada sedikit orang yang menggunakan jasanya. Bahkan tidak setiap hari ada
orang yang mengajaknya berkencan. Untuk itu dirinya mengaku dalam waktu dekat akan pulang kampung.
Bahkan akibat larangan tidak boleh menerima tamu selama bulan puasa, banyak penghuni resos
yang alih profesi menjadi penjual makanan dan minuman menjelang buka puasa.
Terpisah, Ketua Resos Suwandi mengatakan, pihaknya sengaja melakukan penutupan SK untuk menghormati kaum muslim yang sedang menjalankan puasa, dan selama puasa semua PSK tidak diperbolehkan untuk melayani tamu.
Dikatakannya, penutupan tersebut dilakukan sejak H-3 puasa dan akan buka lagi pada H+3 Lebaran. “Sekitar 60% penghuni resos sudah pulang kampung, dan sisanya masih di sini karena masih menunggu arisan Lebaran,” tuturnya.
Untuk mengantisipasi adanya PSK yang tetap menerima tamu, pihak resos melakukan patroli keliling untuk memantau para PSK. Jika kedapatan sedang melayani tamu akan langsung diusir. “Ya memberi kesempatan yang ingin beribadah, karena 11 bulan melakukan maksiat dan satu bulan ini bisa digunakan untuk ibadah” tuturnya.
Diakui Suwandi, untuk mengisi kegiatan selama Ramadan, memang banyak penghuni resos yang
beralih profesi menjadi penjual yang menyediakan makanan dan minuman untuk berbuka puasa.***
Post A Comment
No comments :
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.