Berita

[Berita][bleft]

Artikel

[Ekonomi][twocolumns]

Sabar tanpa Batas

Oleh Khizanatur Rohmah
Ketua III PW Fatayat NU Jateng

SETIAP Senin dan Kamis, Rasulullah terbiasa puasa. Tanpa banyak diketahui orang, di tengah puasanya itu beliau mendatangi rumah seorang tua Yahudi yang buta. Kepada kakek sebatang kara tersebut, Rasulullah menyuapkan makanan, tapi tanpa menyebutkan jati dirinya.

Si Yahudi, yang merasa tidak perlu mengenal siapa tamunya, suka ngrasani Nabi Muhammad. Dia bilang, Muhammad itu menyesatkan orang-orang. Sudah ada agama lama yang dianut nenek moyang kok bawa agama baru segala. Tukang sihir dia, katanya.

Rasulullah diam saja. Sambil tetap menyuapi, diajak ngobrol si Yahudi itu. Segala caci-maki dan kebencian terhadap dirinya tidak ditanggapi. Tetap tenang dan sabar. Jiwanya sebagai seorang yang puasa benar-benar dipraktikkan. Kebiasaan menyuapi si Yahudi buta itu diteruskan Abu Bakar kala Nabi Muhammad wafat. Si Yahudi yang merasa ada perbedaan pada orang yang menyuapinya, pada suatu ketika bertanya.

“Anda siapa, kok tangannya terasa beda?”
“Saya Abu Bakar.”
“Lha, yang kemarin atau duludulu suka menyuapi saya itu siapa?”.
“Itu Nabi Muhammad. Beliau sudah wafat. Jadi saya lanjutkan perbuatannya.”

Betapa kaget si Yahudi. Lantas menangis terharu, menyesali perbuatannya selama ini sekaligus terkesan atas keluhuran budi Rasulullah. Saat itu juga dia meminta Abu Bakar agar menuntunnya mengucap kalimat syahadat.

“Wahai Abu Bakar. Tolong ajari aku agama yang dibawa Nabimu. Sungguh benar apa yang didakwahkanya,” pinta Si Yahudi sambil menangis haru.

Demikianlah teladan dari Nabi Agung kita, sebaik-baik manusia. Kesabarannya tanpa batas. Melebihi usianya. Meski ajal lebih dulu menjemput, kesabaran itu masih melekat. Sampai-sampai diteruskan sahabatnya, Abu Bakar As-Siddiq yang juga teramat mulia.

Betapa indah Islam jika kita terus melestarikan cara dakwah Nabi yang demikian. Tak ada nada marah. Apalagi menghujat. Bukan dengan slogan tegakkan syariat, tetapi ndandani moral masyarakat. Karena memang diutusnya beliau semata-mata untuk menyempurnakan akhlak manusia.

Semoga di bulan puasa ini, kita bisa meniru kesabarannya. Walaupun sedikit demi sedikit, step bystep. Rasa lapar di perut, haus di mulut, semoga bisa mengikir hati kita agar jadi lembut. Agar tidak terus mengeras karena terlalu banyak marah, jengkel, sakit hati maupun benci.

Marilah bersholawat. Semoga dengan sholawat itu kita mendapat tumpahan rahmat sehingga bisa meniru Nabi Muhammad. Amin. ***.

Post A Comment
  • Blogger Comment using Blogger
  • Facebook Comment using Facebook
  • Disqus Comment using Disqus

No comments :

Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.


Desakundi

[Desakundi][threecolumns]

Pendidikan

[Pendidikan][list]

Ekonomi

[Ekonomi][grids]

Politik

[Politik][bsummary]

Oase

[Oase][threecolumns]
Create gif animations. Loogix.com. Animated avatars. Animated avatar. Motley Animated avatar. Gif animator. Animated avatar. Gif animator. Zoom Gif animator. Motley Create gif animations. Zoom Animated avatar. Movie Create gif animations. Gif animator. Zoom Animated avatar. Loogix.com. Animated avatars. Negative Animated avatar. Zoom Rumah Zakat Animated avatar. Negative Babyface, Harian Semarang liquid executive club, tonitok rendezvous