Berita

[Berita][bleft]

Artikel

[Ekonomi][twocolumns]

Lebaran

Catatan Dwi NR
Wartawan Harsem

LEBARAN menjadi kata yang fenomenal di Indonesia. Meski bukan melulu “milik” hari raya kaum muslim, Lebaran telanjur identik dengan Idul Fitri (atau Idul Adha).

Meski semua juga hampir sepakat jika istilah Lebaran itu aslinya dari kata Jawa yang berarti “sudah selesai” alias usainya Ramadan, maka tibalah hari raya itu. Meski demikian, ternyata cukup tertarik juga mengupas lebih jauh kata “Lebaran” itu sendiri. Apalagi jika dihubungkan dengan banyaknya fenomena dan budaya masyarakat kita dalam memeriahkannya.

Lebaran berarti “Lebar“ Sudah jelas bahwa Idul Fitri dirayakan setelah kaum muslimin selesai beribadah secara marathon di Bulan Ramadan.

Karenanya, seusai masa ibadah yang intensif tersebut, muncul kegembiraan dari kesudahan masa tempaan itu. Sehingga disebut dengan “lebar” alias bubaran atau kesudahan. Kegembiran saat usai Ramadan ini adalah sesuatu yang sebenarnya telah dijanjikan oleh Rasulullah SAW, lewat sabdanya dalam hadis: “Bagi orang yang berpuasa ada dua kegembiraan, kegembiraan ketika berbuka (buka puasa dan saat Idul Fitri) dan kegembiraan saat bertemu Tuhan mereka.” (HR Bukhori & Muslim)

“Laburan”
Labur dalam bahasa Jawa adalah mengecat rumah dengan cat putih yang terbuat dari bahan gamping. Begitulah hakikat Hari Raya Idul Fitri. Bukan saja secara fisik banyak rumah dipercantik dengan cat baru, tapi juga lebih pada esensi kita mengecat hati dengan cat putih pertanda kesucian. Ramadan ini menjadi momentum setiap muslim untuk membersihkan hatinya melalui tempaan ibadah yang tak terkira. Karenanya, hari raya menjadi sebuah simbol putihnya hati , bersihnya diri, karena selama sebulan penuh telah “dilabur” atau dicat putih oleh pemiliknya dengan puasa dan tarawih.

Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa yang berpuasa Ramadan dengan keimanan dan penuh pengharapan, maka akan diampuni dosa-dosanya yang terdahulu, dan barangsiapa yang sholat malam dengan penuh iman dan pengharapan, maka akan diampuni dosa-dosanya yang terdahulu.“ (HR Bukhori Muslim).

“Leburan“
Lebur adalah hancur dalam bahasa Indonesia. Maka Idul Fitri adalah menjadi simbol leburnya dosa-dosa di antara sesama manusia. Apalagi kita juga menikmati tradisi silaturahmi dan halal bihalal di hari fitri. Saling mengunjungi satu sama lainnya dengan niatan tulus di hati untuk meminta maaf dan keridhoan. Maka ucapan mohon maaf lahir dan batin pun terdengar di manamana. Hari ini ucapan maaf terasa jauh lebih ringan ketimbang di hari-hari lainnya. Itu semua karena kita benar-benar ingin total membersihkan diri kita.

Setelah Ramadan dengan paket ibadah intensifnya, insya Allah menghapus dosa-dosa kita secara vertikal, maka Idul Fitri menjadi momentum tepat untuk meleburkan dosa-dosa horizontal kepada sesama. Maka maaf memaafkan menjadi tradisi yang berpahala dan mengikat ukhuwah secara lebih kuat dari sebelumnya.

Allah SWT berfirman tentang ciri orang bertakwa: “(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.” (QS Ali Imron 134)

“Luberan“
Kata luber berarti limpahan atau sesuatu yang berlebih hingga melimpah ke yang lainnya. Maka di Hari Raya Idul Fitri ini bisa kita saksikan bagaimana baik harta maupun manusia meluber dengan sedemikian rupa. Harta meluber dari yang kaya ke miskin melalui zakat dan sedekah yang begitu intensif di Bulan Ramadan ini. Begitupula manusia meluber dari kota ke desa dan kampungkampung mengusung momen mudik dengan niatan bersilaturahmi ke kerabat, tetangga, dan teman sepermainan di kampung halaman. Begitu pula aktivitas sholat ied di lapangan-lapangan besar dalam waktu yang bersamaan, tidak aneh juga jika disebut sebagai momentum luberan manusia yang luar bisa.

Bahkan saat sholat ied pun Rasulullah SAW melibatkan wanita haid untuk ikut menghadirinya. Salah satu wanita sahabat, Athiyyah ra berkata: “Kami diperintahkan supaya keluar pada hari raya, sehingga kami mengeluarkan gadis-gadis perawan dari pingitannya dan mengeluarkan wanita-wanita haid. Mereka berada di belakang orang banyak, ikut bertakbir dan berdoa bersama yang lainnya karena mengharap berkah dan kesucian hari tersebut.” (HR Bukhori & Muslim).

“Liburan“
Momentum Lebaran mesti diakui juga sebagai ajang liburan yang mengasyikkan. Bertemu bersama kerabat dan keluarga di kampung halaman, lalu menghabiskan beberapa hari dengan nuansa liburan yang menyenangkan. Lihat saja banyak obyek wisata menjadi ajang bulan-bulanan para pengunjung di masa libur ini. Bukan saja wisata alam, hari ini kita juga menjadi saksi betapa wisata kuliner menjadi tujuan perjalanan yang tidak bisa disangsikan lagi.

Hari raya benar-benar menjadi ajang liburan sekaligus makanmakan yang menguatkan ukhuwah antarkeluarga. Tidak heran, fenomena ini juga telah diprediksi oleh Rasulullah SAW lewat sabdanya: “Itu adalah hari-hari (untuk) makan dan minum.” (Fiqh Sunnah: I/598).

Apapun memaknainya, akhirnya saya sampaikan Taqobbalallahu minna wa minkum. Selamat Idul Fitri 1431 H. Mohon maaf lahir dan batin. Semoga semangat Ramadan abadi di hati, mewarnai hari-hari kita hingga nanti.***
Post A Comment
  • Blogger Comment using Blogger
  • Facebook Comment using Facebook
  • Disqus Comment using Disqus

No comments :

Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.


Desakundi

[Desakundi][threecolumns]

Pendidikan

[Pendidikan][list]

Ekonomi

[Ekonomi][grids]

Politik

[Politik][bsummary]

Oase

[Oase][threecolumns]
Create gif animations. Loogix.com. Animated avatars. Animated avatar. Motley Animated avatar. Gif animator. Animated avatar. Gif animator. Zoom Gif animator. Motley Create gif animations. Zoom Animated avatar. Movie Create gif animations. Gif animator. Zoom Animated avatar. Loogix.com. Animated avatars. Negative Animated avatar. Zoom Rumah Zakat Animated avatar. Negative Babyface, Harian Semarang liquid executive club, tonitok rendezvous