Suamiku Anugerah Terindah Bagiku

Jika orang menyesali perbuatan dosanya di masa lalu, mau bertobat dan memperbaiki diri, pastilah rahmat Tuhan tetap bisa didapat. Jika rahmat sudah didapat, maka anugerah akan datang.

YANA (29, nama samaran), penduduk Kecamatan Tugu sangat bersyukur atas limpahan rahmat yang dia terima. Dia merasa sangat disayang Tuhan dengan apa yang diterimanya sekarang.

Kepada Harsem dia mengabarkan, dirinya telah hamil sembilan bulan dan bersiap melahirkan. Penantiannya dan harap-harap cemasnya, bercampur dalam rasa bahagia yang membuncah di dada.

Namun tak hanya itu yang dia syukuri. Suaminya, sebut saja Anto, adalah anugerah terindah baginya. Anto yang berusia 11 tahun lebih tua darinya, sangat sayang padanya. Perhatian, loman, romantis, dan rela berkorban. Rela nglajo Semarang- Tegal demi bisa bertemu istrinya tiap hari. Selain bertanggungjawab, Anto juga orang saleh. Dia rajin beribadah, tak pernah marah, dan ramah kepada setiap orang.

“Aku sungguh bersyukur dapat diperistri Mas Anto. Bagiku dia anugerah terindah,” tutur Yana seraya minta doa untuk kelancaran persalinannya kelak.

Dia sadari, jika mengingat masa lalunya, rasanya mustahil mendapat pria sebaik itu. Sebab Yana adalah janda satu anak yang dulu menikah karena “kecelakaan”. Ya. Saat kuliah dulu, dia hamil karena berpacaran ngawur dengan Anang (samaran), teman lain fakultasnya.

Delapan tahun lalu, Yana membuat malu keluarganya. Menjelang kelulusan, dia menghasilkan karya tak hanya skripsi, melainkan juga bayi.

Sehingga titelnya tak hanya sarjana, tetapi juga MBA (married by accident). Ia dinikahkan dengan Anang secara terpaksa, tergesagesa dan rahasia. Persis dua bulan sebelum janinnya nongol ke haribaan dunia Seperti umumnya dialami pasangan MBA, mereka hilang kemesraan begitu berstatus suami istri sekaligus bapak-ibu. Anang stres dan hanya makan tidur di rumah mertuanya. Tak ada motivasi bekerja, karena tak siap menjadi kepala rumah tangga. Yana juga. Pikiran dan hatinya menolak kenyataan, ia serahkan bayinya kepada ibunya. Jangankan momong, menyusui pun ia tak mau. Hidup mereka sungguh tak nyaman.

Seperti tersurat dalam kitab suci, orang yang menikah setelah zina tidak awet. Mudah berpisah karena tidak didasari cinta dan iman yang benar.

Menyesali imannya pernah tidak beres, paskacerai Yana “bertapa”. Dia meminta bimbingan kiai dan mengisi aktivitas dengan mengajar. Ia jalani ritual tobat; sholat taubah tiap hari, rajin mengaji, dan menghidupkan malam dengan dzikir. Puasa juga dilakukannya.

Alhamdulillah, dua tahun kemudian Yana mendapat jalan kebaikan. Pada suatu hari ketika naik bus hendak mengurus ijazah di kampusnya, seorang lelaki mengajaknya kenalan. Dialah Anto yang sekarang jadi suaminya. Anugerah terindah baginya. (ichwan)

Newer Post Older Post