Berita

[Berita][bleft]

Artikel

[Ekonomi][twocolumns]

Unik, Upacara Berbahasa Jawa

HARSEM/M ICHWAN
Guru dan pegawai Balai Diklat Keagaman (BDK) Semarang mengikuti upacara berbahasa Jawa

APA jadinya jika apel pagi (upacara) pegawai negeri menggunakan bahasa Jawa? Tentu unik dan menarik. Bahkan menggelitik, membuat pesertanya senyum-senyum mendengar istilah yang tidak biasa. “Kagem pangembating apel, kurmaaaaat… tandiya!!”
Serempak peserta apel mengangkat tangan kanan lantas meletakkan telapak secara miring di dahi. Menghormat kepada pembina upacara.
Komandan upacara lantas memberi aba-aba dengan bahasa Jawa. Kata perintah “gerak!” diganti dengan “tandiya!” Pembaca acara juga memakai bahasa Jawa, naskah prasetya Korpri juga diganti dengan bahasa Jawa. Tentu saja, pembina upacara berpidato dengan bahasa Jawa, full krama inggil. 
Itulah yang terjadi di Balai Diklat Keagaman (BDK) Semarang, Sabtu (24/9) kemarin. Kurang lebih 200 orang mengikutinya. Terdiri atas peserta pendidikan dan pelatihan guru bahasa Jawa dan pegawai BDK.
Seluruh peserta mengenakan baju batik. Hanya Kepala BDK Chobirun Zuhdy dan Kabag TU Sholahuddin yang memakai jas hitam, karena hendak menyambut tamu utusan gubernur yang hendak mengikuti halal bihalal.
Suyatno, guru bahasa Jawa Madrasah Tsanawiyah Gemolong Sragen yang menjadi pembina upacara sangat piawai berpidato. Suasana terasa syahdu oleh indahnya kata-kata yang dia pakai.
Sekira setengah jam dia berpidato, peserta apel tetap berdiri tenang mendengarkan. Tak seperti apel yang biasa terjadi di kantor-kantor pemerintah dengan berbahasa Indonesia. Selalu ada yang gojekan atau guneman dewe. Bahkan barisan sering tidak tertib karena bosan mendengar “ocehan” pembina.
“Para sedherek sedaya ingkang tansah kinurmatan. Gesang kita punika ngalami pinten-pinten tahapan. Sedaya mawi aksara Ba. Sepindah bayi, lajeng bocah. Teras baligh, besus, bebrayan. Sak sampunipun bebrayan, kita berbanakan, dados tiyang sepuh,” tutunya.
Dia melanjutkan pidatonya dengan menjelaskan tahapan manusia hingga menjadi bathang (mayat). Hadirin manggut-manggut karena khusyuknya.
“Luar biasa. Pidato dengan bahasa Jawa terasa di hati. Ada ruhnya. Menyentuh kesadaran nurani,” komentar peserta apel, Pujo Susilo, yang diwawancarai Harsem usai upacara.
Guru Bahasa Jawa MTs Negeri Nguntoronadi Wonogiri ini berharap, setiap kantor atau sekolah sesekali mengadakan upacara bahasa Jawa. “Sebab anak-anak kita sudah tidak mengenal budaya Jawa. Ini juga demi pelestarian bahasa Jawa,” usulnya.
Senada, guru MTsN Semarang Dwi Hartatik mengusulkan agar dilakukan di sekolah dan kantor pemerintah. Setidaknya setahun sekali atau syukur lebih sering.  “Kita sering mengeluh bahasa Jawa kurang populer. Maka saya usul agar upacara berbahasa Jawa sering dilakukan,” ujarnya.
Kepala BDK Semarang Chobirun Zuhdi menjelaskan, pihaknya sengaja menggelar apel unik tersebut setelah  mendapat ide dalam rapat bersama para stafnya.
Tujuannya untuk membuat kesan berbeda. “Kami rapat, lalu muncul ide mengadakan apel berbahasa Jawa. Kebetulan ada Diklat untuk guru bahasa Jawa. Tanpa latihan langsung bagus hasilnya,” ujar Chobirun sambil tersenyum puas. (m ichwan)

Post A Comment
  • Blogger Comment using Blogger
  • Facebook Comment using Facebook
  • Disqus Comment using Disqus

No comments :

Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.


Desakundi

[Desakundi][threecolumns]

Pendidikan

[Pendidikan][list]

Ekonomi

[Ekonomi][grids]

Politik

[Politik][bsummary]

Oase

[Oase][threecolumns]
Create gif animations. Loogix.com. Animated avatars. Animated avatar. Motley Animated avatar. Gif animator. Animated avatar. Gif animator. Zoom Gif animator. Motley Create gif animations. Zoom Animated avatar. Movie Create gif animations. Gif animator. Zoom Animated avatar. Loogix.com. Animated avatars. Negative Animated avatar. Zoom Rumah Zakat Animated avatar. Negative Babyface, Harian Semarang liquid executive club, tonitok rendezvous