Berita

[Berita][bleft]

Artikel

[Ekonomi][twocolumns]

Akibat Kurang Perhatian

Nasehat mulia zaman dulu selalu diugemi  setiap orang tua. Di masa bapak  dan emak atau simbah kita dulu, meski mereka miskin, tak pernah melupakan pendidikan bagi anak-anaknya. Lebih-lebih pendidikan budi pekerti.

Anak-anak yang tiap hari hanya bisa diberi makan nasi jagung dan ikan asin, atau nasi beras plus sambal saja, tak pernah kekurangan kasih sayang dan tuntunan moral. Semiskin-miskinnya orang tua, masih sempat mengenalkan Tuhan dan agama pada anak-anaknya.

Namun kini, tampaknya kemiskinan selalu dijadikan “kambing hitam”  untuk perkara apa saja. Seolah semua masalah berasal dan disebabkan oleh kefakiran. Ya, kekurangan uang alias seretnya rejeki sering jadi dalih jika terjadi kerusakan akhlak anak-anak.

Seperti terjadi pada keluarga Maryo (48), sebut saja begitu, warga pinggir kali Semarang yang berpofesi sebagai kuli bangunan. Dua anak perempuan dia, setamat SMP langsung menjadi ciblek alias pelacur cilik betah melek.

Sejak kecil, Anggrek (18) dan Mawar  (16), nama samaran anak Maryo, tak pernah dikenalkan agama. Soal dosa dan pahala tak pernah mereka ketahui. Ayah dan ibunya sendiri tak pernah beribadah. Praktis keduanya tak pernah melihat contoh manusia beriman.

Setiap hari waktu Maryo dan istrinya, Minoel (samaran) hanya bekerja dan bekerja. Namun kehidupan mereka serba kekurangan. Menghadapi kemiskinan bergitu, Maryo bukannya mendekat, malah menjauh dari Tuhan.

Mawar dan Anggrek tak pernah mendapat asupan rohani. Otaknya hanya dijejali tontontan TV setiap hari. Pelajaran yang mereka terima dari sekolah umum, hanyalah memberi pengetahuan kognitif. Tentu saja jiwa mereka kosong.

Waktunyapun lebih banyak dihabiskan untuk bermain karena tak betah di  rumah. Selain karena orang tua mereka cuek, lebih menyenangkan bergaul di jalanan bersama teman-teman. 

Sampai suatu ketika, rakyat jelata yang awam ini ketiban petaka. Dua anak gadisnya kenar ‘garuk’ polisi pamong praja di kawasan Tugu Muda. Rupanya si anak sering mangkal di waktu malam untuk mencari lelaki hidung belang.

Maryo dan Minoel tentu malu tatkala menebus untuk mengeluarkan dua anaknya yang tertangkap. Masalah tambah rumit usai Maryo memarahi anak-anaknya di rumah. Kedua gadis yang mengenal seks bebas sejak umur 15 tahun itu minggat  karena sakit hati diomeli.

Belakangan diketahui, keduanya lalu dikenal sebagai primadona di sebuah lokalisasi di pinggir pantai Semarang.  Bukan karena cantiknya, tetapi karena usia mudanya. (ichwan)
Post A Comment
  • Blogger Comment using Blogger
  • Facebook Comment using Facebook
  • Disqus Comment using Disqus

No comments :

Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.


Desakundi

[Desakundi][threecolumns]

Pendidikan

[Pendidikan][list]

Ekonomi

[Ekonomi][grids]

Politik

[Politik][bsummary]

Oase

[Oase][threecolumns]
Create gif animations. Loogix.com. Animated avatars. Animated avatar. Motley Animated avatar. Gif animator. Animated avatar. Gif animator. Zoom Gif animator. Motley Create gif animations. Zoom Animated avatar. Movie Create gif animations. Gif animator. Zoom Animated avatar. Loogix.com. Animated avatars. Negative Animated avatar. Zoom Rumah Zakat Animated avatar. Negative Babyface, Harian Semarang liquid executive club, tonitok rendezvous