Melacur Setelah Menolak Kawin Paksa
Anda ingat lirik lagu Kupu-Kupu Malam ciptaan Titiek Puspa? Barangkali demikianlah yang yang dialami Krisan (18) bukan nama sebenarnya, warga Karawang yang terdampar di lokalisasi Sunan Kuning.
Dua tahun lalu dia datang di Kota Atlas ini sebagai pelarian. Krisan lari dari rumahnya karena menolak dikawinkan paksa oleh orang tuanya. Saat itu, dia belum lulus SMP.
Gadis hitam manis ini minggat usai diamuk bapaknya dan dikatai sebagai anak durhaka. Sebab dia ngotot tak mau menerima suami pilihan orang tuanya. Alasannya, pemuda yang hendak dijodohkan itu terkenal nakal. Repotnya, Krisan sudah punya pacar dan sering melakukan petting. Jadilah, meski masih perawan, dia tak asing dengan aktivitas seksual.
Krisan bersembunyi di rumah kenalannya di Semarang bagian barat. Karena sang kawan tak bisa banyak membantu, hanya memberi tumpangan hidup selama seminggu, tak ayal Krisan harus mencari uang sendiri.
Ditambah pendidikannya yang rendah, pikiran Krisan yang dipenuhi emosi membawa dia ke lembah hitam. Dia datangi seorang Mami (sebutan untuk mucikari) dan memohon diberi tumpangan tinggal.
“Biarlah kupilih jalan ini. Jika pulang dilecehkan laki-laki. Sama-sama, mending di sini dapat uangnya,” begitu gumam dia saat memasrahkan diri kepada si germo.
“Biarlah kupilih jalan ini. Jika pulang dilecehkan laki-laki. Sama-sama, mending di sini dapat uangnya,” begitu gumam dia saat memasrahkan diri kepada si germo.
Dalam waktu singkat nama Krisan moncer di kompleks pelacuran tersebut. Dia masyhur sebagai pendatang baru yang masih “hijau”. Rata-rata lima hingga tujuh lelaki dia layani setiap hari. Paling sepi tiga orang per hari. Keperawanannya dia serahkan kepada Germo yang menolongnya.
Pelanggannya berasal dari semua jalangan. Ada tentara, polisi, PNS, pedagang, karyawan swasta, kuli, tukang becak, satpam, mahasiswa, hingga pelajar SMA. Lama-kelamaan Krisan berubah, dari wanita lugu menjadi PSK jalang.
Bagaimana jika dirinya nanti tak laku lagi karena usia?. Krisan hanya menjawab lirih. Dia ingin menemukan laki-laki yang bisa dia cintai lalu diajak berumah tangga.
“Kodrat wanita itu jadi ibu, Mas. Saya juga ingin hidup berkeluarga. Punya suami dan anak-anak,” ucapnya jujur.
“Kodrat wanita itu jadi ibu, Mas. Saya juga ingin hidup berkeluarga. Punya suami dan anak-anak,” ucapnya jujur.
Lantas siapa yang akan mau menikahinya?. “Ada kok. Seorang pengusaha tua yang kasihan pada saya, hendak menjadikan saya istri kedua. Tak masalah, yang penting saya bisa keluar dari sini dan hidup normal,” tuturnya tanpa basa-basi. (Ichwan)
Labels
Romantika
Post A Comment
No comments :
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.