Pembunuh Suporter Diringkus, Pelaku Kelas 3 SMP
Ibu tersangka, Partini, histeris menyambangi anaknya berinisial AJR siswa SMP Islam Sultan Agung di Mapolrestabes (Mughis) |
Setelah bekerja keras selama dua hari, Sat Reskrim Polrestabes berhasil menciduk penusuk suporter PSIS. Dan, Masya Allah, pelakunya pelajar SMP!
PELAKU penusukan dalam bentrok suporter yang menewaskan satu anggota SneX pada Sabtu (14/1) malam lalu, kemarin diringkus. Pelaku yang berinisial AJR (14) ini adalah siswa SMP Islam Sultan Agung Jalan Seroja Selatan 14 A Semarang. Dia dicokok tim Resmob Polrestabes Semarang usai pulang sekolah.
Pelajar kelas tiga ini mengaku diprovokasi oleh kelompok yang diduga senior di Panser Biru (yang sayang identitasnya tak dikenal). “Kowe nek ora wani nusuk wong kuwi, kowe dudu Panser Biru,” (Jika kamu tidak berani menusuk orang itu, kamu bukan Panser Biru). Itulah kalimat yang membakar keberanian jiwa pelajar ini. Maka, dengan senjata yang diberikan oleh orang tadi, ia pun mantap dan bergegas menghujamkan pisau ke perut Ovik Arangga (19).
Sejak berada di arena pertandingan di Stadion Jatidiri, tersangka mendapat doktrin bahwa SneX adalah musuh bebuyutan Panser Biru. Hingga sampai di depan Apotek Kimia Farma Brigjen Soediarto, pisau sepanjang 50 cm dalam genggamannya pun menelusup masuk punggung menembus jantung hingga menyebabkan korban warga Sidorejo Kelurahan Cabean, Kecamatan Karangawen, Demak, tersebut tewas.
Saat melakukan penusukan, AJR yang warga Sidorejo 1 A Kelurahan Sambirejo Kecamatan Gayamsari Kota Semarang ini bersama temannya, Eko Haryanto (17), pelajar SMK Pelita Nusantara, warga Sidorejo III Sambirejo, Semarang Timur. Eko saat itu memboncengkan tersangka dengan motor Satria X H 4457 LP warna merah milik AJR. Usai penusukan itu, dia pun pulang.
“Pisau yang saya gunakan menusuk dibuang ke sungai Halmahera oleh ayah saya,” ujar anak pengusaha korden ini dengan menangis sesenggukan di depan petugas.
Barang bukti tersebut kemarin berhasil ditemukan oleh Sat Reskrim Polrestabes setelah beberapa saat mengobok-obok sungai berlumpur tersebut sekitar pukul 16.30. Begitu pisau tersebut ditemukan lantas dicuci di depan rumah seorang warga di kawasan tersebut.
Dia juga mengaku melakukan sendiri, sementara Eko hanya mengantarkan. Terkait siapa yang menyuruh penusukan tersebut, AJR mengaku tidak mengenal namanya. “Saya menusuk satu kali ke arah perut,” tambah pelajar yang menjadi anggota Panser Biru sejak dua tahun lalu itu.
“Saya hanya memboncengkan saja, tidak ikut menusuk,” ujar Eko saat diperiksa di Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polrestabes.
Kapolrestabes Kombes Elan Subilan mengatakan, pihaknya melakukan penyelidikan secara intensif selama dua hari. Dari keterangan beberapa saksi, polisi kemudian menemukan titik terang terkait siapa pelaku penusukan yang mengakibatkan nyawa melayang tersebut.
“Tersangka ditangkap tanpa perlawanan saat pulang sekolah dan masih mengenakan seragam sekolah,” ujar Kapolrestabes, kemarin. Pihaknya akan koordinasi dengan Lembaga Perlindungan Anak dan tidak gegabah menangani kasus tersebut. Namun demikian ia berjanji akan terus memproses kasus tersebut hingga tuntas.
Dalang Kerusuhan Diburu
Ditanya apakah ada dalang dalam pergolakan suporter PSIS ini? Elan belum berani menyimpulkan. Namun kepolisian tetap memburu siapa dalang kerusuhan ini, atau siapa yang menyuruh penusukan berdasarkan pernyataan tersangka.
“Nanti dulu. Kami masih selidiki. Tidak berani menyimpulkan sebelum benar-benar terbukti. Yang pasti kami bukan tipe pemalas, kita masih bekerja terus menerus,” katanya didampingi Kasat Reskrim Augustinus Pangaribuan.
“Kami akan memanggil pengurus PSIS untuk membahas kasus tersebut. Kita juga perlu mendiskusikan dengan walikota. Apakah pertandingan masih perlu ada atau tidak. Jika masih perlu, apa yang akan dilakukan, mau bagaimana, termasuk membahas risiko-risikonya,” kata Elan. (rif)
PELAKU penusukan dalam bentrok suporter yang menewaskan satu anggota SneX pada Sabtu (14/1) malam lalu, kemarin diringkus. Pelaku yang berinisial AJR (14) ini adalah siswa SMP Islam Sultan Agung Jalan Seroja Selatan 14 A Semarang. Dia dicokok tim Resmob Polrestabes Semarang usai pulang sekolah.
Pelajar kelas tiga ini mengaku diprovokasi oleh kelompok yang diduga senior di Panser Biru (yang sayang identitasnya tak dikenal). “Kowe nek ora wani nusuk wong kuwi, kowe dudu Panser Biru,” (Jika kamu tidak berani menusuk orang itu, kamu bukan Panser Biru). Itulah kalimat yang membakar keberanian jiwa pelajar ini. Maka, dengan senjata yang diberikan oleh orang tadi, ia pun mantap dan bergegas menghujamkan pisau ke perut Ovik Arangga (19).
Sejak berada di arena pertandingan di Stadion Jatidiri, tersangka mendapat doktrin bahwa SneX adalah musuh bebuyutan Panser Biru. Hingga sampai di depan Apotek Kimia Farma Brigjen Soediarto, pisau sepanjang 50 cm dalam genggamannya pun menelusup masuk punggung menembus jantung hingga menyebabkan korban warga Sidorejo Kelurahan Cabean, Kecamatan Karangawen, Demak, tersebut tewas.
Saat melakukan penusukan, AJR yang warga Sidorejo 1 A Kelurahan Sambirejo Kecamatan Gayamsari Kota Semarang ini bersama temannya, Eko Haryanto (17), pelajar SMK Pelita Nusantara, warga Sidorejo III Sambirejo, Semarang Timur. Eko saat itu memboncengkan tersangka dengan motor Satria X H 4457 LP warna merah milik AJR. Usai penusukan itu, dia pun pulang.
“Pisau yang saya gunakan menusuk dibuang ke sungai Halmahera oleh ayah saya,” ujar anak pengusaha korden ini dengan menangis sesenggukan di depan petugas.
Barang bukti tersebut kemarin berhasil ditemukan oleh Sat Reskrim Polrestabes setelah beberapa saat mengobok-obok sungai berlumpur tersebut sekitar pukul 16.30. Begitu pisau tersebut ditemukan lantas dicuci di depan rumah seorang warga di kawasan tersebut.
Dia juga mengaku melakukan sendiri, sementara Eko hanya mengantarkan. Terkait siapa yang menyuruh penusukan tersebut, AJR mengaku tidak mengenal namanya. “Saya menusuk satu kali ke arah perut,” tambah pelajar yang menjadi anggota Panser Biru sejak dua tahun lalu itu.
“Saya hanya memboncengkan saja, tidak ikut menusuk,” ujar Eko saat diperiksa di Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polrestabes.
Kapolrestabes Kombes Elan Subilan mengatakan, pihaknya melakukan penyelidikan secara intensif selama dua hari. Dari keterangan beberapa saksi, polisi kemudian menemukan titik terang terkait siapa pelaku penusukan yang mengakibatkan nyawa melayang tersebut.
“Tersangka ditangkap tanpa perlawanan saat pulang sekolah dan masih mengenakan seragam sekolah,” ujar Kapolrestabes, kemarin. Pihaknya akan koordinasi dengan Lembaga Perlindungan Anak dan tidak gegabah menangani kasus tersebut. Namun demikian ia berjanji akan terus memproses kasus tersebut hingga tuntas.
Dalang Kerusuhan Diburu
Ditanya apakah ada dalang dalam pergolakan suporter PSIS ini? Elan belum berani menyimpulkan. Namun kepolisian tetap memburu siapa dalang kerusuhan ini, atau siapa yang menyuruh penusukan berdasarkan pernyataan tersangka.
“Nanti dulu. Kami masih selidiki. Tidak berani menyimpulkan sebelum benar-benar terbukti. Yang pasti kami bukan tipe pemalas, kita masih bekerja terus menerus,” katanya didampingi Kasat Reskrim Augustinus Pangaribuan.
“Kami akan memanggil pengurus PSIS untuk membahas kasus tersebut. Kita juga perlu mendiskusikan dengan walikota. Apakah pertandingan masih perlu ada atau tidak. Jika masih perlu, apa yang akan dilakukan, mau bagaimana, termasuk membahas risiko-risikonya,” kata Elan. (rif)
Post A Comment
No comments :
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.