Bayi Ditemukan di Mushola
Kepala KPPA didampingi Camat Gajah menggendong bayi mungil itu |
Rabu malam (1/2) sekitar pukul 21.00 lalu warga Desa Gajah digegerkan penemuan bayi di Mushola Fatkhurrohman. Diduga bayi laki-laki ini baru saja dilahirkan dari hasil hubungan gelap (hugel).
Kali pertama bayi ditemukan oleh Agus Suritno, warga setempat. "Saya baru datang dari acara mauludan. Saat melintasi mushola, terdengar tangisan bayi. Saya cari-cari ternyata ada bayi di mushola," aku Agus.
Kontan saja ia mengadu ke ketua RT sekitar. Oleh Ketua RT Arikin, penemuan itu segera dilaporkan ke Polisi. "Stelah menerima lporan Kapolsek Kota, anggota KSPK beserta piket Reskrim mendatangi TKP," ungkap Kasubag Humas Polres AKP Sutomo.
Unuk sementara bayi berkulit putih dengan berat dan panjang 3,5 kg/51 cm dan sudah menerima imunisasi HB saat ditemukan itu dirawat di Puskesmas Gajah I. Saat ditemukan, orok itu tertutup selimut, berpakaian hangat lengkap topi bayi, serta peralatan minum susu dan sekaleng susu.
Menurut Kepala Puskesmas I Gajah Dr Nugroho Aris Kusuma, kondisi bayi sehat dan diperkirakan baru berusia tiga hari. "Bila melihat bekas potongan tali pusar, bayi ini dilahirkan atas bantuan seorang bidan," jelasnya.
Pihaknya sudah berkoordinasi dengan seluruh bidan desa sewilayah Kecamatan Gajah guna mendeteksi asal usul sang orok. Namun dari hasil laporan bidan, semua kelahiran bayi baru berada di rumah masing-masing bersama ibunya.
Dari peralatan bayi yang ada disekitar temuan, kemungkinan orang tua si bayi dari keluarga berekonomi cukup, seperti selimut dan botol dot yang berharga mahal. Ada dugaan si ibu merasa iba ketika meninggalkan anaknya sendirian di mushola, sehingga menyertakan susu dan peralatannya agar si bayi bisa diminumkan bila ditemukan oleh seseorang.
Camat Gajah Supriyainingsih segera berkoordinasi dengan dinas atau kantor terkait. "Bayi ini ada kharismanya, selain karena ditemukan di mushola juga ganteng. Baru sehari di Puskesmas sudah lima orang ingin mengadopsinya," ujarnya.
Lima orang yang ingin mengadopsi si bayi antara lain warga Gajah tapi belum menyebutkan identitasnya, lalu perawat Puskesmas I Guntur Imam Sunoto, dan Kapolsek Kebonagung AKP Supriyanto.
Kepala Kantor Pemberdayaan Perempuan dan Anak (KPPA) Muliana yang datang di Puskesmas bersama Kabid Perlindungan Sosial Dinsosnakertrans Titil Pujiati menyarankan sementara bayi ini dirawat di Puskesmas. "Namun menurut dokter setempat, lebih baik dirawat di rumah saja," kata Muliana.
Sebab itulah, oleh Kepala Puskesmas, si bayi dibolehkan dirawat dirumah Imam Sunoto, warga RT 02/RW 03, Desa Harjowinangun, Gajah. Hampir semua pihak menyarankan agar orangtua baru bayi itu memberi nama bernuansa Islam yang ada kaitannya dengan nama mushola. (swi/rif)
Kali pertama bayi ditemukan oleh Agus Suritno, warga setempat. "Saya baru datang dari acara mauludan. Saat melintasi mushola, terdengar tangisan bayi. Saya cari-cari ternyata ada bayi di mushola," aku Agus.
Kontan saja ia mengadu ke ketua RT sekitar. Oleh Ketua RT Arikin, penemuan itu segera dilaporkan ke Polisi. "Stelah menerima lporan Kapolsek Kota, anggota KSPK beserta piket Reskrim mendatangi TKP," ungkap Kasubag Humas Polres AKP Sutomo.
Unuk sementara bayi berkulit putih dengan berat dan panjang 3,5 kg/51 cm dan sudah menerima imunisasi HB saat ditemukan itu dirawat di Puskesmas Gajah I. Saat ditemukan, orok itu tertutup selimut, berpakaian hangat lengkap topi bayi, serta peralatan minum susu dan sekaleng susu.
Menurut Kepala Puskesmas I Gajah Dr Nugroho Aris Kusuma, kondisi bayi sehat dan diperkirakan baru berusia tiga hari. "Bila melihat bekas potongan tali pusar, bayi ini dilahirkan atas bantuan seorang bidan," jelasnya.
Pihaknya sudah berkoordinasi dengan seluruh bidan desa sewilayah Kecamatan Gajah guna mendeteksi asal usul sang orok. Namun dari hasil laporan bidan, semua kelahiran bayi baru berada di rumah masing-masing bersama ibunya.
Dari peralatan bayi yang ada disekitar temuan, kemungkinan orang tua si bayi dari keluarga berekonomi cukup, seperti selimut dan botol dot yang berharga mahal. Ada dugaan si ibu merasa iba ketika meninggalkan anaknya sendirian di mushola, sehingga menyertakan susu dan peralatannya agar si bayi bisa diminumkan bila ditemukan oleh seseorang.
Camat Gajah Supriyainingsih segera berkoordinasi dengan dinas atau kantor terkait. "Bayi ini ada kharismanya, selain karena ditemukan di mushola juga ganteng. Baru sehari di Puskesmas sudah lima orang ingin mengadopsinya," ujarnya.
Lima orang yang ingin mengadopsi si bayi antara lain warga Gajah tapi belum menyebutkan identitasnya, lalu perawat Puskesmas I Guntur Imam Sunoto, dan Kapolsek Kebonagung AKP Supriyanto.
Kepala Kantor Pemberdayaan Perempuan dan Anak (KPPA) Muliana yang datang di Puskesmas bersama Kabid Perlindungan Sosial Dinsosnakertrans Titil Pujiati menyarankan sementara bayi ini dirawat di Puskesmas. "Namun menurut dokter setempat, lebih baik dirawat di rumah saja," kata Muliana.
Sebab itulah, oleh Kepala Puskesmas, si bayi dibolehkan dirawat dirumah Imam Sunoto, warga RT 02/RW 03, Desa Harjowinangun, Gajah. Hampir semua pihak menyarankan agar orangtua baru bayi itu memberi nama bernuansa Islam yang ada kaitannya dengan nama mushola. (swi/rif)
Post A Comment
No comments :
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.