Peringatan Wafat Isa Al Masih Merenungkan Kesengsaraan Yesus
SELURUH umat Kristiani memeringati peristiwa sengsara, wafat, dan penyaliban Yesus Kristus,kemarin. Dalam rangka peringatan Jumat Agung, banyak cara yang bisa dilakukan agar ketakwaan umat Kristiani terus meningkat.
Salah satunya dengan menggelar teatrikal penyiksaan Yesus dengan cara disalib yang akhirnya meninggal dunia. Dari kisah kesengsaraan Yesus inilah, umat Kristiani bisa merenungkan, dan selanjutkan bisa meniru pengorbanannya demi peningkatan keimanan.
Dalam teatrikal itu semua pemainnya memakai pakaian ala Keraton Jawa mulai dari raja sampai prajurit. Cerita yang mengambil judul Balada Kisah Sengsara Yesus Kristus diangkat oleh umat di wilayah Santa Angela Merici Candi Baru, Paroki Karangpanas di Kapel RS Elisabeth dan melibatkan karyawan, mahasiswa, dan keluarga dokter.
Dalam drama penyaliban Yesus itu, para pemeran tidak mengenakan pakaian khas pasukan Romawi atau orang Timur Tengah, melainkan pakaian adat Jawa. Drama itu menceritakan soal Yesus yang menyebarkan ajaran kebenaran kemudian ditentang oleh kalangan imam/alim ulama setempat. Para imam itu merasa terancam akan kehilangan umatnya yang lebih suka dengan ajaran Yesus, tapi mereka akhirnya mendapat angin segar karena salah satu murid Yesus yakni Yudas Iskariot berkhianat.
Yudas memang berhasil memberikan informasi kepada para imam soal keberadaan Yesus dan menerima sekantung uang 30 perak. Para imam pun mulai mengarang cerita kepada pemerintahan Romawi di Yerusalem agar Yesus segera ditangkap dan ditahan.
Meski begitu, Yudas akhirnya menyesal telah menyerahkan Yesus dan akhirnya ia pun bunuh diri. Sementara, para imam sendiri berhasil meyakinkan Gubernur Romawi Pontius Pilatus untuk menyalibkan Yesus.
Ketua wilayah Santa Anggela Merici Candi Baru, Paroki Karangpanas yang juga Dirut Santa Elisabet dr E Nindyawan mengatakan, kegiatan tersebut merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan keimanan serta membangun spiritual bagi masyarakat atau umat. Terkait dengan penggunaan kostum Jawa, kata dia, dalam teatrikal itu sebenarnya tidak menggunakan pakaian adat Jawa, hanya untuk pemain saja yang memakai pakaian ala keraton.
“Kalau baju itu hanya sebagai casing-nya saja tetapi intinya sama. Kami berharap setelah umuat Kristiani melihat drama itu, keimanannya terhadap Tuhan Yesus akan bertambah sehingga dalam meniti kehidupan akan semakin baik,” ujarnya.
Dalam peringatan hari Paskah kali ini, lanjut Nindyawan, para pemain yang terlibat dalam drama teatrikal hanya latihan empat kali saja. Hal itu dikarenakan para pemaian kebanyakan sudah bekerja.
“Kendati demikian kami bersyukur semua berjalan lancer dan ditutup doa oleh Romo Krisna Odokarmell dari Jawa Timur,” tandasnya.(lif/12)
Salah satunya dengan menggelar teatrikal penyiksaan Yesus dengan cara disalib yang akhirnya meninggal dunia. Dari kisah kesengsaraan Yesus inilah, umat Kristiani bisa merenungkan, dan selanjutkan bisa meniru pengorbanannya demi peningkatan keimanan.
Dalam teatrikal itu semua pemainnya memakai pakaian ala Keraton Jawa mulai dari raja sampai prajurit. Cerita yang mengambil judul Balada Kisah Sengsara Yesus Kristus diangkat oleh umat di wilayah Santa Angela Merici Candi Baru, Paroki Karangpanas di Kapel RS Elisabeth dan melibatkan karyawan, mahasiswa, dan keluarga dokter.
Dalam drama penyaliban Yesus itu, para pemeran tidak mengenakan pakaian khas pasukan Romawi atau orang Timur Tengah, melainkan pakaian adat Jawa. Drama itu menceritakan soal Yesus yang menyebarkan ajaran kebenaran kemudian ditentang oleh kalangan imam/alim ulama setempat. Para imam itu merasa terancam akan kehilangan umatnya yang lebih suka dengan ajaran Yesus, tapi mereka akhirnya mendapat angin segar karena salah satu murid Yesus yakni Yudas Iskariot berkhianat.
Yudas memang berhasil memberikan informasi kepada para imam soal keberadaan Yesus dan menerima sekantung uang 30 perak. Para imam pun mulai mengarang cerita kepada pemerintahan Romawi di Yerusalem agar Yesus segera ditangkap dan ditahan.
Meski begitu, Yudas akhirnya menyesal telah menyerahkan Yesus dan akhirnya ia pun bunuh diri. Sementara, para imam sendiri berhasil meyakinkan Gubernur Romawi Pontius Pilatus untuk menyalibkan Yesus.
Ketua wilayah Santa Anggela Merici Candi Baru, Paroki Karangpanas yang juga Dirut Santa Elisabet dr E Nindyawan mengatakan, kegiatan tersebut merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan keimanan serta membangun spiritual bagi masyarakat atau umat. Terkait dengan penggunaan kostum Jawa, kata dia, dalam teatrikal itu sebenarnya tidak menggunakan pakaian adat Jawa, hanya untuk pemain saja yang memakai pakaian ala keraton.
“Kalau baju itu hanya sebagai casing-nya saja tetapi intinya sama. Kami berharap setelah umuat Kristiani melihat drama itu, keimanannya terhadap Tuhan Yesus akan bertambah sehingga dalam meniti kehidupan akan semakin baik,” ujarnya.
Dalam peringatan hari Paskah kali ini, lanjut Nindyawan, para pemain yang terlibat dalam drama teatrikal hanya latihan empat kali saja. Hal itu dikarenakan para pemaian kebanyakan sudah bekerja.
“Kendati demikian kami bersyukur semua berjalan lancer dan ditutup doa oleh Romo Krisna Odokarmell dari Jawa Timur,” tandasnya.(lif/12)
Labels
Warta Kota
Post A Comment
No comments :
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.