Naik Haji dari Sumbangan Bule Rp 1,5 M
BERI PAKAN: Warga memberi pakan ikan lele di kolam, yang dibudidayakan menggunakan sistem ‘bule’.(HARSEM/SUKMA WIJAYA) |
DEMAK-Berkat sumbangan dari bule, warga mendapat keuntungan miliaran. Banyak yang akhirnya bisa pergi ke tanah suci. Jangan salah, bule di sini merupakan kependekkan dari ‘jambu’ dan ‘lele’. Kedua komoditas ini berhasil meningkatkan perekonomian warga Desa Mranak Wonosalam. Mereka diwajibkan menanam pohon jambu merah delima dan beternak lele. Hasilnya luar biasa, warga bisa memiliki apa saja. Ada haji jambu, mobil jambu, rumah jambu, atau meubeler jambu.
Kades Mranak, Wartini mengatakan sejak 1981 pohon jambu merah delima sudah ada di desanya, namun belum ada pemberdayaan intensif. “Mulai tahun 2000 kami mencoba mengintensifkan, seluruh warga disarankan menanam pohon jambu air," katanya.
Bahkan perawatan jambu air dilakukan juga secara off-season (di luar musim) sehingga harga relatif tinggi. Desa Mranak yang berpenduduk 3.221 jiwa sekarang ini telah menjadikan JambuAir sebagai penghasilan tetap. Dari data Desa telah tercatat penghasilan desa dari jambu tahun 2010 sebesar Rp.1,440 milyar jumlah tersebut semakin naik akibat pola off-season, terbukti tahun 2011 hasil penjualan jambu selama setahun mencapai Rp.1,518 miliar.
Pendapatan yang luar biasa itu dari hasil penjual jambu air selama dua musim dan satu off-season dari 2.872 pohon di lahan kosong. "Satu pohon bisa menghasilkan 50 kilogram buah atau senilai R .500 ribu," jelas Ketua Kelompok Tani Jambu Merah Delima Desa Mranak, Barnawi, kemarin.
Pihaknya sengaja mengejar off-season, sebab penjualan jambu saat panen raya hanya Rp 150 – Rp 200 per biji, beda di luar musim bisa mencapai Rp 500 lebih.
Bahkan karena penjualan jambu off-season menjanjikan, warga merelakan lahan kosongnya yang luas untuk ditanami jambu. Seperti H Subur (50) warga Mranak, merelakan lahannya untuk ditanam 200 pohon jambu. Hasilnya luar biasa, sekali petik Rp 15 juta.
Budidaya Lele
Desa Mranak yang menjadi tempat tinggal semasa kecil Gubernur Jateng Bibit Waluyo ini, tak hanya memberdayakan jambu merah delima. Tetapi juga membudidayakan ikan lele, nila dan gurami.
"Di atas jambu air, di bawahnya kolam lele atau bule," ungkap petani Hadi Mulyo. Dia yang mengelola hingga 25 tambak di Desa Mranak mampu memanen ikan gurame 5 ton dalam satu musim.
Ketua BPD Mranak, Iskandar mengatakan desa vokasi yang diterapkan di Desa Mranak cukup berhasil. Seperti Gapoktan Mekarsari yang membawahi 4 kelompok tani, yaitu kelompok tani 'Arumtani', 'Sekar Tani', 'Makaryotani', dan 'Saritani' telah mengelola lahan persawahan seluas 201,50 hektar. Selain menanam padi, anggota kelompok tani juga dianjurkan berternak ikan atau kerbau dan sapi. (swi/16)
Post A Comment
No comments :
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.