Berita

[Berita][bleft]

Artikel

[Ekonomi][twocolumns]

Pengrajin Barongsai Mainan Butuh Bantuan

INGIN BANTUAN: Sri Indastuti di depan rumah di antara barongsai mainan yang diproduksinya. (Foto: Harsem/Lissa Febrina)

SEKILAS, dari luar tak terlihat adanya kegiatan pembuatan barongsai mainan di rumah Sri Indastuti (57), warga RT 01 RW 03 Kelurahan Gabahan, Kecamatan Semarang Timur.  Karena rumah sederhana berukuran kecil yang berada di pinggir Kali Semarang itu tertutup dengan tirai kain.

Hanya saja setelah melongok ke dalam rumah, baru terlihat adanya kegiatan pembuatan barongsai mainan. Banyak tumpukan bahan mentah untuk membuat barongsai. Selain itu, di lantai juga terlihat beberapa kertas bertebaran, penggaris, pulpen, gunting, lem, serta kain renda dan peralatan lain yang menandakan keluarga ini pengrajin barongsai.

Dikatakan Sri, usaha pembuatan barongsai mainan tersebut sudah ditekuninya bersama sang suami, Awang (62) sejak belasan tahun silam. “Sebetulnya ini usaha keluarga suami, sekarang kami juga menjalankan untuk memenuhi kebutuhan keluarga,” ujarnya.

Kendati tak terlalu besar, namun usaha keluarga ini masih bertahan, di tengah kesulitan yang sedang melanda saat ini. “Sudah 2,5 bulan kami belum menerima pesanan, akhirnya selama itu bapak bekerja serabutan,” ujarnya ramah.

Sri begitu mencintai barongsai. Kendati barongsai yang diproduksinya belum memberikan kelayakan bagi keluarganya, namun ibu 3 anak ini tetap menjalankan usaha ini bersama suami dengan sepenuh hati.

Diceritakan Sri, untuk cetakan barongsai, menggunakan cetakan dari batu yang beratnya hingga puluhan kilogram. Di atasnya lalu ditempel kertas stofmap satu lapis tanpa lem. Baru setelah itu ditempel lagi kertas stofmap dengan lem.

“Membuatnya sederhana saja, karena kami membuat barongsai mainan anak. Beda dengan barongsai untuk pertunjukan. Namun kami tetap membuat yang terbaik dan berkualitas,” bebernya.

Ditambahkan Sri, untuk membuat barongsai mainan ini juga tergantung cuaca. Jika cuaca hujan atau mendung, dirinya dan suami tidak memproduksi, namun jika panas hasilnya jauh lebih bagus lagi. Hasil akhirnya menggunakan sentuhan sinar matahari untuk mengeringkan lem dan cat.

“Untuk prosuksi barongsai ini kami menerima sistem pesanan, karena kalau dijual sehari-hari sepi. Di Semarang ini hanya saat Sampo bulan Agustus. Selebihnya kita memilih menjual ke luar kota seperti Tegal, Pekalongan, Rembang, dan lain-lain,” ujarnya.

Sri juga mengakui pesanan yang datang kepada dirinya juga tak mampu diambil banyak-banyak, mengingat keterbatasan modal yang dimilikinya. “Paling pesanan datang 10-20 buah, dan kita hanya melayani segitu, karena dana juga terbatas,” ujarnya.

Dengan modal yang terbatas tersebut, Sri dan suaminya sulit bergerak untuk mengembangkan usaha mereka. “Mau berharap dapat bantuan dana, tapi bantuan yang biasa saja saya tidak dapat. Saya selalu berdoa semoga usaha barongsai mainan anak ini tetap bisa berjalan,” tandasnya. (lif/12)
 
"Kalau tidak ada pesanan saya terpaksa narik becak sambil tetap membuat barongsai sedikit-sedikit untuk stok," aku Temon. Seringkali saat ada pesanan yang melimpah Temon tak mampu memenuhi. Bukan karena saking banyaknya pesanan, namun karena dia tak punya

stok. Alasannya klise. Modal terbatas. Kriswanto pun demikian. Modal mepet menyebabkan dia sulit memenuhi pesanan para bakul terutama saat event Sam Poo besar.

"Dulu dari Pemkot Semarang pernah menawarkan pinjaman uang. Tapi kami tak berani mengambilnya. Takut nggak bisa mengembalikan. Ya, kalau bisa sih bentuknya bukan kredit tapi hibah. Untuk tambah-tambah modal. Jadi kalau ada pesanan banyak bisa ngatasi," harapnya.

Berhubungan dengan hal penawaran kredit itu dulu sempat muncul rencana pembentukan paguyuban pengrajin barongsai Karangroto. "Katanya itu sebagai syarat untuk mendapat modal. Tapi paguyuban itu gagal dibentuk seiring mundurnya kami dari tawaran pinjaman kredit dari Pemkot," jelas Kriswanto.

Post A Comment
  • Blogger Comment using Blogger
  • Facebook Comment using Facebook
  • Disqus Comment using Disqus

No comments :

Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.


Desakundi

[Desakundi][threecolumns]

Pendidikan

[Pendidikan][list]

Ekonomi

[Ekonomi][grids]

Politik

[Politik][bsummary]

Oase

[Oase][threecolumns]
Create gif animations. Loogix.com. Animated avatars. Animated avatar. Motley Animated avatar. Gif animator. Animated avatar. Gif animator. Zoom Gif animator. Motley Create gif animations. Zoom Animated avatar. Movie Create gif animations. Gif animator. Zoom Animated avatar. Loogix.com. Animated avatars. Negative Animated avatar. Zoom Rumah Zakat Animated avatar. Negative Babyface, Harian Semarang liquid executive club, tonitok rendezvous