Sundep Mengganas, Padi Terpaksa Dipanen Dini
DISERANG SUNDEP: Sebagian petani di Desa Sari Kecamatan Gajah sudah melakukan panen dini lantaran padinya diserang sundep. (HARSEM/SUKMA WIJAYA) |
DEMAK-Petani tak berdaya mengatasi serangan hama sundep belok (semacam ulat) yang kian ganas. Mereka terpaksa memanen padi secara dini. Beradu cepat dengan hama itu, karena terlambat sedikit saja, padi akan gabuk dimakan hama.
Di Desa Sari Kecamatan Gajah, puluhan hektar padi siap panen hancur oleh sundep belok. Padi yang masih muda akhirnya dipanen sebelum waktunya. Kebanyakan panen dini dilakukan di sawah yang berlokasi dekat jalan raya. Karena kondisi lahan yang penuh gorong-gorong dan kumuh mengundang kawanan hama tikus. Selainnya banyak lampu penerangan yang mengundar datangnya kaper (kupu-kupu kecil berwarna putih) yang merupakan induk dari hama sundeo.
Kebanyakan padi yang dipetik, berumur kurang dari seminggu masa normal panen. “Memang sebagaian sudah diserang tikus, juga ada sedikit yang sudah gapuk akibat sundep belok," aku Manawir (43) warga Desa Sari.
Dia bersama beberapa buruh dodos (tenaga perontok padi) disewa secara untuk memanen gabah. Ketua Kelompok Tani "Margi Mulyo" Desa Sari, Masturi mengakui langkah petani melakukan panen dini untuk menghindari semakin besarnya kerugian.
Kendati gabah dipanen muda, namun harga gabah kering panen di Desa Sari masih relatif tinggi dibanding harga gabah dari kecamatan lain. Sebab pengairannya bagus sehingga pertumbuhan padi juga cukup bagus. Walau demikian, tetap ada perbedaan harga antara hasil gabah dari persawahan di Desa Sari wilayah utara dan wilayah selatan.
“Persawahan di sebelah utara yang dekat dengan Jalan Raya Demak-Kudus rentan dengan serangan hama sehingga mengalami penurunan harga," katanya.
Gabah di sawah di utara, satu bahu (0,725 hektar) dihargai Rp 11juta, Adapun di sawah yang airnya bagus, lebih tahan hama sehingga harganya bisa mencapai Rp 15 juta per bahu dengan hasil gabah 4-6 ton per bahu.
Dalam kunjungannya, anggota Komisi B DPRD Demak, Rozikan dan H Farodli menerima banyak keluham dari petani terkait hama tikus yang sulit dimusnahkan. Kendati dinas pertanian sudah membantu alat pengasapan, masih banyak tikus yang menyerang. “Kami upayakan untuk membahas masalah hama secara terpadu dengan instansi lain saat pembahasan di DPRD,” kata Rozikan, kemarin. (swi/16
Post A Comment
No comments :
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.