Jateng Tolok Ukur Program KKB Nasional
REVIEW KEPENDUDUKAN: Suasana acara Review Kependudukan Keluarga Berencana Jateng Semester I tahun 2012, di Hotel Horison, Kamis (26/7). (Harsem/Lissa Febrina) |
APA yang diraih oleh BKKBN Provinsi Jawa Tengah, hingga saat ini tidaklah mudah, butuh kerja keras, dan kebersamaan yang solid untuk mewujudkan keberhasilan setiap program yang dijalankan, termasuk program kependudukan keluarga berencana (KKB).
Dengan keberhasilan ini Jateng ini dinilai pantas menjadi barometer program KKB nasional. Hal itu disampaikan langsung oleh Direktur Bina Pelayanan KB Jalur Swasta BKKBN Pusat, Dr Muhammad Tri Tjahjadi, mewakili Sekretaris Utama.
“Jateng itu miniaturnya Indonesia, tolak ukur program KKB nasional adalah Jawa Tengah. Semua program Jateng menjadi barometer, kalau KKB Jateng maju Indonesia maju, bahkan sebaliknya,” ujarnya Tri Tjahjadi disela-sela kegiaran Review Kependudukan Keluarga Berencana Jateng Semester I, di Hotel Horison, Kamis (26/7).
Diakui Tri Tjahjadi, segala program KKB Jateng sudah on the track, tinggal bagaimana memacu itu dalam konsistensi yang tepat. “Dan ini perlu dilakukan, karena satu hal, bahwa ada kalender sosial yang selalu maju, yaitu puasa dan hari raya maju, sedangkan kalender nasional maju tapi bertambah. Jateng polanya sudah enak sekali, yang penting kita mengejar penurunan laju pertumbuha penduduk dan TFR,” tuturnya.
Gerakan bersama mitra kerja yang dilakukan BKKBN Jateng dikatakan Tri Tjahjadi sudah luar biasa, dan harusnya menjadi panduan bagi provinsi lain. “Saya mohon Jateng mau menjadi guru bangsa, dan harus mau dikunjungi. Karena itu tadi kegiatan Jateng menjadi barometer di Indonesia,” tegasnya.
Ditambahkannya, beberapa hal yang menjadi keunggulan Jateng dalam melaksanakan program KKB adalah jaringannya yang sangat luas dengan sistem kebersatuan antar-stakeholder.
Terbukti, instansi berhasil menggandeng jajaran TNI, kepolisian, ikatan bidan Indonesia (IBI), ikatan dokter indonesia (IDI), dan pihak lainnya. Kerja sama ini meliputi kegiatan pemasangan alat kontrasepsi, advokasi masyarakat, sosialisasi dan lainnya.
“Semuanya itu dikerjakan bersama dan saling sinergi sehingag bisa terlaksana dengan baik. Inilah Jateng. Seharusnya provinsi lain mencontoh Jateng,” katanya.
Sementara itu Kepala Perwakilan BKKBN Jateng, Sri Murtiningsih menjelaskan, per Januari-Juni 2012, beberapa indikator sasaran sudah mulai menunjukkan keberhasilannya. Misalnya, jumlah peserta baru KB dimana ditarget 982.124 orang, hingga semester satu ini sudah tercapai 51,65 persen atau 507.253 orang.
Demikian juga dengan kelompok PIK Remaja yang sudah mencapai 98 persen atau 1223 PIK Remaja dengan target 1248 PIK Remaja. Belum lagi melihat indikator sasaran peserta pelatihan, laporan keuangan dan kelompok keluarga sejahtera yang semuanya sudah mencapai 100 persen di pertengahan tahun ini. “Ini berkat kerja sama dan dukungan semua pihak,” ujar Murtiningsih.
Hanya saja lanjutnya, dalam proses pencapaian itu, pihaknya menemukan beberapa kendala yang cukup sulit, seperti pergantian kepala daerah menjadi tantangan tersendiri, yang berimbas pada perubahan kebijakan yang dibuat.
Belum lagi masih ada 10% keluarga yang sudah ingin ikut KB, tetapi belum bisa terlayani secara maksimal. “Mereka tersebar di daerah-daerah, seperti Brebes, Cilacap, Banyumas, Tegal, karena wilayahnya sangat luas dan areanya itu naik turun, ada di pegunungan dan juga berbatasan dengan Jabar, faktor bahasa juga menjadi kendala untuk kegiatan KKB.
Dan juga ada masalah kegagala dan komplikasi dari keluarga yang ikut KB. Semua ini akan kita perbaiki,” tandasnya. (lif/12)
Post A Comment
No comments :
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.