Berita

[Berita][bleft]

Artikel

[Ekonomi][twocolumns]

Jelang Bulan Ramadan, Ribuan Warga Jetis, Arak Tumpeng Agung



 TUMPENG AGUNG :  Tumpeng agung yang sengaja dibawa keliling desa Jetis untuk menyambut datangnya bulan suci Ramadan tahun ini(HARSEM / HERU SANTOSO)


SALATIGA – Menyambut datangnya bulan suci ramadan (puasa) tahun 2012 ini, ribuan warga yang beragama Islam di Desa Jetis, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Semarang menggelar acara tumpengan agung, kemarin sore. 

Tumpeng agung tersebut oleh warga diarak mengelilingi wilayah desa setempat. Tujuan acara ini, sebagai bentuk rasa syukur dan suka cita menyongsong datangnya bulan suci yang sebentar lagi akan dilaksanakan.
          
Ketua Panitia Naimun (48) mengatakan, acara semacam ini mungkin saja berbeda dengan yang dilakukan umat Islam di lain daerah. Namun, untuk Desa Jetis ini, mengarak tumpeng agung ini merupakan wajib hukumnya harus dilakukan menjelang bulan ramadan. 

Tumpeng agung tersebut diarak sejauh kurang lebih tiga kilometer mengelilingi wilayah desanya. Tumpeng dengan tinggi kurang lebih dua meter dan diameter satu meter ini dinaikkan mobil bak terbuka.
          
“Dikatakan tumpeng agung karena besarnya melebihi tumpeng-tumpeng yang lain yang disajikan dalam acara ini. Selain tumpeng agung itu, ratusan tumpeng ukuran kecil mengikuti arak-arakan ini yang dibawa warga dengan berjalan kaki. 

Usai berkeliling desa, tumpeng agung ini ditaruh di halaman masjid Riyadhul Jannah Jetis untuk diperebutkan warga. Yang sebelumnya dilakukan doa bersama yang dipimpin tokoh agama Desa Jetis,” jelas Naimun.
          
Selain tumpeng, warga juga menyajikan aneka sayuran maupun makanan dan camilan hasil olahan warga setempat. Bahkan, karena telah meyakini jika membawa pulang makanan dari tumpeng agung itu akan membawa berkah tersendiri, akhirnya saat pulang warga membawanya ke rumahnya. Saat berkeliling desa maupun istirahat bersama untuk menikmati tumpeng agung, warga dihibur kesenian rodat maupun rebana dari warga. (hes/15)


Pelayanan RSU Harus Segera Dibenahi
SALATIGA – Terkait dengan pelayanan yang dilakukan kepada pasien di RSU salatiga yang dikeluhkan masyarakat masih amburadul, hal itu harus segera dilakukan pembenahan. Percuma saja jika gedungnya megah dan mewah namun pelayanannya kepada masyarakat maupun pasien tidak ada peningkatan, hal itu akan sia-sia saja.
          
Demikian diungkapkan Anggota Komisi III DPRD Salatiga H Suniprat ketika dihubungi Harsem, kemarin. Pelayanan itu tidak perlu dengan adanya gedung yang megah dan nampak mewah, namun dengan bangunan atau gedung yang sederhana tetapi pelayanannya bagus, itu yang sangat dinanti masyarakat. 
          
Pihaknya juga mengakui jika pelayanan dari RSU salatiga masih jauh dari harapan masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari pelayanan yang diberikan oleh dokter, perawat maupun karyawan/tenaga medis lainnya kepada masyarakat ataupun pasien masih kurang maksimal. Dari banyaknya keluhan masyarakat dan pasien itu, khususnya pelayanan harus segera dibenahi.
          
“Contoh riil saja, jika nanti gedung perawatan Klas III RSU Salatiga dengan empat lantai sudah jadi dan difungsikan, namun pelayanannya masih tetap sama dengan sebelumnya, itu adalah sia-sia dan percuma membangun gedung yang megah,” kata Suniprat kepada Harsem, rabu (11/7) kemarin.
          
Ditambahkan, pihaknya memang telah banyak mendapatkan keluhan akan pelayanan yang dilakukan oleh tenaga medis di RSU salatiga yang asal-asalan. Yang terakhir, mendapatkan laporan akan penanganan kepada pasien anak-anak yang menelan uang koin Rp 500 seminggu lalu. 

Harusnya, baik dokter dan perawat ang piket di UGD RSU Salatiga harus cekatan menanganinya. Namun, yang terjadi justru mereka melempar sana-sini dan akhirnya pasien yang sudah darurat itu akan dilayani esok harinya. Ini kan tidak bener.
          
Seperti diberitakan Harsem, Gondo Sulistyono, warga Modangan, Blotongan, Salatiga yang kesehariannya bekerja menjadi sopir di Yayasan Percik Salatiga marah besar kepada perawat dan dokter piket di UGD RSU Salatiga, pada Selasa (10/7) malam – (bukan hari Rabu), saat membawa anak kandungnya yang bernama Safira Khoirunnissa (7) yang malam itu pada tenggorokannya kemasukan uang koin Rp 500. Pelayanan saat itu, sepertinya tidak dilakukan secara maksimal dan justru diombang-ambingkan yang katanya dokternya baru dating esok harinya.
          
“Saat usai dirontgen, anak saya sempat muntah-muntah namun perawat yang ada hanya cuek dan diam bahkan lebih asyik mainan HP yang dibawanya. Jika dibandingkan dengan pelayanan di RS ‘dr. Ari Wirawan’ Salatiga, sangat jauh. 

Setelah melihat hasil rontgen, langsung merujuknya ke RS dr Karyadi Semarang. Dan di Semarang itu hanya setengah jam, uang di dalam tenggorokan anak saya dapat dikeluarkan. Sampai sekarang mas, saya tidak habis piker, rumah sakit dengan bangunan megah ternyata pelayanannya amburadul,” terang Sulist didampingi istri dan anaknya saat ditemui Harsem di rumahnya, Selasa (10/7) kemarin malam. (hes)

Post A Comment
  • Blogger Comment using Blogger
  • Facebook Comment using Facebook
  • Disqus Comment using Disqus

No comments :

Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.


Desakundi

[Desakundi][threecolumns]

Pendidikan

[Pendidikan][list]

Ekonomi

[Ekonomi][grids]

Politik

[Politik][bsummary]

Oase

[Oase][threecolumns]
Create gif animations. Loogix.com. Animated avatars. Animated avatar. Motley Animated avatar. Gif animator. Animated avatar. Gif animator. Zoom Gif animator. Motley Create gif animations. Zoom Animated avatar. Movie Create gif animations. Gif animator. Zoom Animated avatar. Loogix.com. Animated avatars. Negative Animated avatar. Zoom Rumah Zakat Animated avatar. Negative Babyface, Harian Semarang liquid executive club, tonitok rendezvous