Berita

[Berita][bleft]

Artikel

[Ekonomi][twocolumns]

Mengikuti Safari Ranmadan Hj Sinta Nuriyah “Kita Butuh Islam yang Ramah, Bukan Marah”

KOKOHKAN PERSATUAN: Hj Sinta Nuriah memaparkan pentingnya memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa, di aula Ponpes Riyadhul Jannaah Ngaliyan, Sabtu (28/7). (Harsem/jbsm)


DI atas kursi roda, Sinta Nuriyah (64) "menginterograsi" jamaah salat tarawih di aula pondok pesantren Riyadhul Jannah, Sabtu (28/7) malam. Awalnya, istri almarhum Abdurrahman Wahid menanyakan tentang dalil kewajiban puasa, namun merambah pada efek puasa yang telah dijalankan belasan bahkan puluhan tahun.

"Kalau puasa akhirnya membentuk ketakwaan. Sekarang apa buktinya. Padahal sudah dijalani setiap tahun," katanya di ponpes yang berada di Perum Bhakti Persada Indah Blok K-2 Ngaliyan.

Selama satu jam, pola ceramahnya komunikatif dengan menanyakan asal usul jamaah. Satu persatu ia sebutkan berbagai daerah, namun peserta kebanyakan suku Jawa. Ada beberapa yang menikah dengan etnis Cina. "Kita ini bersaudara, bahkan berkeluarga dengan berbagai latar belakang, lalu kenapa sering muncul permusuhan di antara sesama saudara," tanyanya.

Persaudaraan, kata Sinta, harusnya melampaui segala sekat termasuk aliran agama. Ia mengatakan, aliran agama di Indonesia banyak yang masih dipandang sebelah mata. Akibatnya perlakuan terhadap minoritas mewujud anarkis dan muncul kekerasan. "Keutuhan NKRI harus dijaga dan jangan mudah terpecah akibat berbeda pandangan," tandasnya.

Pembedaan tegas dari Allah hanya iman dan takwa, selain itu tidak ada. Sehingga ia berharap penghargaan sesama manusia diutamakan, karena mereka bukan orang lain tetapi bagian dari diri sendiri.

Selama Ramadan, mantan Ibu Negara ini, bersafari sahur ke berbagai komunitas dan daerah. Tradisi untuk merajut kerukunan ini telah dilakoninya selama 12 tahun. Ia memfokuskan pada kaum dhuafa, tukang becak, anak jalanan, dan pengamen. Orang-orang yang dipinggirkan menjadi sasarannya, karena perhatian dari orang luar akan membuatnya merasa dihargai.

Di hadapan puluhan jamaah, ia tak lupa menyampaian pesan dari Gus Dur berupa kalimat "Kita butuh Islam yang ramah, bukan Islam yang marah".

Tiga Kali

 
Kepala Ponpes Riyadul Jannah, KH Ahmad Anas mentakan, kedatangan Sinta Nuriah dalam rangka safari Ramadan. Sebelumnya saat berbuka telah dilaksanakan di sebuah perusahaan swasta di Mangkang kemudian dilanjutkan mampir ke ponpes yang diasuhnya.

Ahmad Anas pun mencatat kedatangan Sinta sebanyak tiga kali, yakni ketika sebelum jadi Ibu Negara, saat jadi Ibu Negara, dan kemarin. (Zakki Amali/jbsm/12)

Post A Comment
  • Blogger Comment using Blogger
  • Facebook Comment using Facebook
  • Disqus Comment using Disqus

No comments :

Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.


Desakundi

[Desakundi][threecolumns]

Pendidikan

[Pendidikan][list]

Ekonomi

[Ekonomi][grids]

Politik

[Politik][bsummary]

Oase

[Oase][threecolumns]
Create gif animations. Loogix.com. Animated avatars. Animated avatar. Motley Animated avatar. Gif animator. Animated avatar. Gif animator. Zoom Gif animator. Motley Create gif animations. Zoom Animated avatar. Movie Create gif animations. Gif animator. Zoom Animated avatar. Loogix.com. Animated avatars. Negative Animated avatar. Zoom Rumah Zakat Animated avatar. Negative Babyface, Harian Semarang liquid executive club, tonitok rendezvous