Produksi Denim Turun 20 Persen

 DENIM EKSPOR : Karyawan PT Sandang Asia Maju Abadi di Kawasan Industri Tugu Wijaya Kusuma menyelesaikan pesanan jaket denim yang akan diekspor ke AS untuk kebutuhan musim dingin, Kamis (2/8). (SM/Modesta Fiska)

SEMARANG- Produksi denim berorientasi ekspor mengalami penurunan hingga 20 persen, menyusul dampak krisis Eropa dan Amerika Serikat yang masih terus berlanjut hingga kini.
 

Kondisi tersebut terlihat dari Denim yang diproduksi PT Sandang Asia Maju Abadi, di  Semarang. Pada semester I/2012 rata-rata produksi hanya berkisar 200.000-300.000 pieces saja per bulannya, merosot dari sebelumnya yang bisa mencapai 350.000-450.000 pieces.
 

General Manager PT Sandang Asia Maju Abadi Dedi Mulyadi Ali mengungkapkan, selain akibat pasar Eropa yang masih lesu rupanya sejumlah brand/merek juga melakukan relokasi pabrik ke sejumlah negara di Asia seperti misalnya Vietnam.
 

Selain menekan biaya produksi, upaya relokasi ini juga mempertimbangkan masalah upah pekerja yang relatif masih murah ataupun terjangkau.
 

''Ada beberapa brand yang sedikit turun tapi dalam dunia garmen itu biasa. Mereka juga merelokasi pabrik ke suatu negara dan bisa juga finishingnya di negara lainnya atau multicountry, semuanya untuk menekan biaya produksi,'' kata Dedi, kemarin.
 

PT Sandang sendiri kini memproduksi delapan merek ternama yang dilempar ke pasar AS dan Eropa. Sebelumnya ada sembilan brand namun karena kondisi pasar yang belum begitu bagus, satu merek mengalami penurunan dan tidak lagi ditangani oleh PT Sandang yang 70% pasarnya masih didominasi AS dan Eropa.
 

''Merek turun itu sangat seasonal (musiman) dan nanti biasanya naik lagi. Itu biasa di bisnis garmen khususnya denim, kalau industri tekstil dan produk tekstil secara keseluruhan menurut Menteri Perdagangan relatif mengalami kenaikan ekspornya,'' imbuhnya.
 

Saat ini terdapat 2.500 pekerja yang menyelesaikan orderan denim dengan 22 line produksi. Jumlah line yang beroperasi ini tetap namun hanya volume produksinya yang sedikit mengalami penurunan.
 

''Line yang beroperasi tetap hanya jam lemburnya yang sedikit berkurang karena pesanannya memang turun tipis,'' papar Dedi. (J14/jbsm/14)

Newer Post Older Post