Semangka Panen Raya, Harga Anjlok
DITEBAS: Semangka yang dipanen ditebas oleh pedagang dengan harga murah. (HARSEM/SUKMA WIJAYA) |
DEMAK-Fluktuasi harga komoditi pertanian masih menghantui petani. Di
tengah panen raya, petani semangka gelo
karena harga anjlok hingga 50 persen lebih. Kemarin, sejumlah petani terlihat
memanen buah semangka. Meski masuk Bulan Ramadan dan permintaan tinggi, harga
semangka masih belum menggembirakan petani.
Suradi alias Bagong (41) petani semangka asal Desa Mranak Wonosalam, harus merelakan hasil penenannya ditebas dengan harga murah. Semula semangka jenis amor F1, seperti yang ditanam dirinya bisa laku Rp 3.500 per kilogram. Akibat panen secara serentak, harga semangka petik anjlok menjadi Rp 1.500 per kilogram
Sebiji semangka biji merah miliknya bisa berbobot 6 kg – 8 kilogram. Tapi pasaran buah saat ini mulai menurun akibat panen raya hampir merata di semua wilayah pertanian.
“Beruntung semangka amor yang tumbuh dari Demak masih digandrungi karena kualitasnya lebih bagus dari daerah lain, sehingga kami tak kesulitan menjual,” jelas Bagong, kemarin.
Seorang pedagang buah asal Purwodadi, Masudi (39) mengakui kualitas semangka amor dari Demak hampir sama yang tumbuh dari lahan Purwodadi. Kendati demikian dia tak berani membeli melebihi harga pasar.
Semangka amor yang tumbuh di Demak, memiliki kelebihan tebal, biji merahnya tanpa serat putih, manis dan padat. Sehingga tahan disimpan hingga berhari-hari tanpa busuk.
“Saya sengaja membeli semangka langsung ke petani, karena bisa memilih kualitas Semangka yang akan dibeli,” ungkap Masudi.
Sehari sebelumnya, Masudi telah memborong semangka satu truk engkel untuk dikirim ke Cirebon. Hari ini (Minggu 30/7) semangka yang dibeli akan dikirimnya ke Bandung dan Jakarta.
Selain semangka Amor, Masudi juga membeli semangka jenis black orange. Harganya juga anjlok dari Rp 4.000 menjadi Rp 1.900 per kilogram.
Bagi beberapa petani kondisi alam dan irigasi sangat penting dalam proses tanam. Bila keduanya bisa saling mendukung kemungkinan petani bisa menanam buah semangka di luar musim dengan harga lebih tinggi.
Namun panen raya yang terjadi benar-benar memeras air mata petani. Mereka bekerja keras menanam, namun harga tak melebihi dengan modal tanam, sementara pemerintah tidak mampu mengatasi fluktuasi harga. (swi/16)
Post A Comment
No comments :
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.