Terminal Bayangan Kembali Bermunculan

BIANG KESEMRAWUTAN: Sejumlah bus menurunkan dan menaikkan penumpang di terminal bayangan Sukun Banyumanik Semarang, kemarin. Keberadaan terminal bayangan tersebut kerap menimbulkan kemacetan dan kesemrawutan arus lalin. Jelang arus mudik, Dishubkominfo Kota akan berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk menertibkannya. (SM/Maulana M Fahmi)

SEMARANG-Kebijakan pelarangan masuk kota trayek bus Angkutan Kota Antar Provinsi (AKAP) , Angkutan Kota Dalam Provinsi (AKDP) dari terminal Terboyo ke arah selatan, berdampak pada munculnya terminal bayangan di sekitar kawasan Banyumanik. 

Halte Sukun yang berada di depan ADA Swalayan Banyumanik, menjadi sasaran awak bus untuk dijadikan terminal baru. Setiap hari, puluhan bus bergantian berhenti di tempat tersebut untuk menurunkan atau mencari penumpang. Akibatnya, arus lalu lintas semrawut. Kemacetan tak bisa dihindarkan, terutama pagi dan sore hari.

Kabid Perhubungan Darat Dishubkominfo Kota Semarang Kusnendar mengakui, hingga saat ini pihaknya belum mampu mengatasi masalah tersebut. Alasannya belum tersedianya terminal di sebelah selatan yang bisa menampung bus-bus tersebut.

“Terminal bayangan yang ada di Kota Semarang saat ini ada tiga titik. Paling mencolok memang di kawasan Sukun Banyumanik. Karena belum tersedianya terminal di selatan, sehingga banyak bus yang menaikkan dan turunkan penumpang di sana,” ujarnya.

Keberadaan terminal bayangan Sukun, juga sulit ditertibkan. Meski begitu, lanjut Kusnendar, pihaknya terus melakukan koordinasi dengan Dishub Provinsi maupun pihak kepolisian.

“Akan terus kami tata sedemikian rupa, supaya tidak mengganggu arus lalu lintas. Sesuai amanah UU no 22 tahun 2009 tentang LAJ, kewenangan dishub hanya ada dalam terminal. Sedangkan di luar terminal, kami harus koordinasi dengan kepolisian,” bebernya.

Agar kemacetan terminal bayangan tak meluber hingga jalan raya, Dishub dan pengusaha transportasi di Kota Semarang memiliki kesepakatan bersama. “Kesepakatan itu berupa jadwal dan waktu berhenti. Tujuannya agar bus tak menumpuk di sana. Ini memang tidak resmi dan hanya untuk meminimalisasi kemacetan,” ujarnya.

Selain terminal bayangan Sukun Banyumanik, masih ada terminal bayangan di pertigaan terminal Penggaron dan di pintu keluar masuk Terminal Terboyo. Kondisi ini juga selalu dikoordiansikan Dishub dengan pihak kepolisian.

Sementara itu kondisi terminal bayangan Krapyak, dikatakan Kusnendar sudah berkurang jauh sejak bus AKAP masuk terminal Mangkang. Penumpang yang beli tiket di Krapyak tetap naik di Terminal Mangkang.

“Mulai jam 4, petugas kami sudah melakukan patroli di Krapyak. Tujuannya sebagai langkah antisiapsi, agar di sana tak terjadi penumpukan bus dan angkutan,” katanya.

Keberadaan terminal bayangan, memang akan berdampak pada kelancaran lalu lintas. Tapi di sisi lain, terminal-terminal "palsu" juga dibutuhkan oleh masyarakat. Selain karena tempatnya yang strategis, tak tersediakannya tempat tunggu yang layak di lokasi tepat, membuat calon penumpang lebih memilih menunggu di tempat-tempat yang tak semestinya.

"Kalau harus masuk di terminal, jaraknya cukup jauh. Sementara bus-bus tersebut juga masih diperbolehkan menaikkan penumpang di luar. Saya memilih nunggu di luar saja," kata Sri Purwanti (35) warga Grobogan yang ditemui di depan terminal Penggaron.(H71-JBSM/11)

Newer Post Older Post