Diduga Banjiri Persawahan Petani Tuntut Pembangunan Rel Ganda Dihentikan
DEMAK- Pelaksanaan pembangunan double track jalur kereta api, diduga mengakibatkan banjir. Warga Desa Jamus dan Desa Bandungrejo, Kecamatan Mranggen sangat geram, mereka menuntut proyek tersebut segera dihentikan.
Awal musim hujan ini, puluhan hektar lahan pertanian warga Jamus dan Bandungrejo kebanjiran. Sebagian warga menuduh, banjir akibat pelaksanaan pembangunan double track jalur kereta api yang melintasi desa tersebut, tidak memperhatikan kondisi lingkungan.
Puluhan hektar sawah milik petani terendam banjir, akibat saluran air irigasi atau pembuangan ditutup oleh pelaksana proyek pembangunan double track. Lantaran tak terima atas kondisi tersebut, Senin (5/11) pagi, puluhan petani menggeruduk pelaksana proyek, dan menuntut segera dihentikannya mega proyek milik pemerintah itu.
“Kemarahan warga memuncak akibat penutupan saluran pembuangan dan irigasi,” ungkap Ketua kelompok Tani Tlogorejo Desa Jamus, Zaenuri, kemarin. Proyek pembangunan double track di sepanjang wilayah Desa Jamus sampai Desa Bandungrejo, telah menutup sejumlah saluran pembuangan dari persawahan, sehingga air kembali membanjiri sawah.
Petani Rugi
Akibat banjir sebanyak 20 hektar lebih sawah milik petani terendam, hingga padi, jagung dan palawija lain terendam, menjadi membusuk. Karena sawah terendam air, petani menanggung kerugian hingga ratusan juta rupiah.
Hal senada dikeluhkan Ketua Kelompok Tani Sidodadi Desa Bandungrejo, Slamet. Selain menderita kerugian materi, saat ini para petani tidak bisa bercocok tanam, lantaran sawahnya masih terendam genangan air.
“Kami menuntut agar saluran irigasi dibuka kembali dan mengganti rugi tanaman yang sudah busuk akibat terendam,” tandasnya.
Aksi demo berlangsung cukup lama, karena belum ada tanggapan dari pelaksana proyek, para petani semakin marah, mereka mengancam pelaksana proyek agar segera membuka saluran irigasi yang ditutup.
Saat berlangsunganya adu argumen, pelaksana proyek double track dari PT Indra Putra Persada hampir kewalahan memberikan pengertian kepada para petani. Beruntung Kades Jamus Muhammad Zaid turun ke lapangan. Dia berusaha memediasikan kepentingan kedua belah tersebut.
“Perseteruan ini bisa dimusyawarahkan, termasuk meminta pertanggung jawaban terhadap pelaksana proyek, kami harap warga bersabar,” kata Zaid ketika meredam amarah warga dari dua desa tersebut.
Korlap Satker Pelaksanaan Proyek Double Track wilayah Demak-Purwodadi, Dedy mengakui harus membicarakan dulu persoalan ini dengan warga setempat dengan pihak desa untuk mencari titik terang persoalan ini.
“Saya cek dulu persoalan ini, saya cek dengan pihak pemerintahan desa, proyek di bagian mana yang mengganggu pertanian,” jelasnya saat dihubungi melalui polselnya. (swi/15)
Post A Comment
No comments :
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.