Ratusan (Bekas) Pedagang Protes Dulu Digusur, Kini Kembali Dibangun Kios

DULU DIGUSUR: Pembangunan kios di Kawasan Kartini yang dipertanyakan paguyuban PKL.

SALATIGA–Pembangunan kawasan Jalan Kartini yang hingga kini masih berlangsung, dipertanyakan para pedagang kaki lima (PKL) yang pernah menghuni kawasan tersebut. Para pedagang yang tergabung dalam Paguyuban Pedagang Kaki Lima Kartini (PPKLK) Salatiga mempertanyakan pembangunan kios di lokasi itu.

Ketua PPKLK, Agus Riyanto mengatakan, akhir tahun lalu ada kesepakatan antara Kepala Disperindagkop UMKM Suseno Gunawi (sekarang Kepala Badan Kesbangpol) dengan PKL. Bahwa di sepanjang Jalan kartini tidak akan dibangun kios. Saat dibangun, PKL diberi kesempatan menempati Pasar Rejosari. Selain itu, irigasi kali yang membentang di sepanjang Jalan Kartini tidak boleh dibangun permanen.

“Tetapi mengapa, sekarang malah dibangun puluhan kios. Bahkan, peruntukannya sama sekali tidak jelas. Para PKL tidak pernah diajak komunikasi,” terang Agus didampingi beberapa bekas PKL Kartini kepada Harsem, kemarin. .

Ditambahkan, pernyataannya juga telah telah dikirimkan kepada Kepala Disperindagkop UMKM Salatiga, tertanggal 18 Nopember 2012. Dengan nomor surat: 001/PPKKartini/XI/2012, perihal kejelasan kios Kartini. 

Surat ditandatangani Ketua Paguyuban Agus Riyanto, Wakil Ketua Yanti dan Sekretaris Istoyo dan ditembuskan Walikota Salatiga, DPRD, Kepala DPU, serta Gubernur Jateng.

“Intinya mempertanyakan keberadaan pembangunan Kawasan Kartini. Sebanyak 25 pedagang ikut menandatangani. Dua diantaranya warga Kabupaten Semarang, yaitu Ngatno warga Kesongo Tuntang dan Rudi dari Sraten Tuntang,” kata Agus.

Hal senada diungkapkan pemilik kios lain, M Sapuan (45), warga Pungkursari, Salatiga. Menurutnya, pembangunan menyalahi kesepakatan yang dibuat antara Kepala Disperindagkop UMKM dengan para PKL. 

Ini patut dipertanyakan. Pihaknya bersama pedagang yang tergabung dalam PPKLK akan melakukan demo ke Disperindagkop UMKM, Pemkot Salatiga maupun DPRD Salatiga. (hes/nji)

Newer Post Older Post