Berita

[Berita][bleft]

Artikel

[Ekonomi][twocolumns]

Rencana Pembangunan Pasar Rejosari Pedagang Harus Segera Diberi Sosialisasi

TEMUI DEWAN: Sebanyak 50 pedagang Pasar Rejosari berdialog dengan Komisi II di ruang paripurna dewan. 


SALATIGA– Sebanyak limapuluhan pedagang Pasar Rejosari Salatiga yang tergabung dalam Paguyuban Pedagang Pasar Rejosari (P3R) memenuhi undangan Komisi II DPRD salatiga untuk melakukan dialog. Materinya, pembangunan pasar oleh investor PT Patra Berkah Itqoni (PBI). Komisi II mengundang mereka untuk mengetahui aspirasi pedagang.
          
Tiyarso (60), salah seorang pedagang mengatakan, bahwa para pedagang menginginkan adanya keterbukaan akan informasi terkait rencana pembangunan pasar yang dibangun sejak 1983 silam. Bahkan, untuk memperlancar dan mempercepat pembangunannya jangan sampai berbagai kepentingan masuk didalamnya, sehingga akan memperlambat realisasi pembangunannya.
          
Bahkan, terungkap pula jika selama ini beberapa pedagang telah setuju dengan apa yang ditawarkan PT PBI, hal itu dinilainya adalah penuh dengan rekayasa yang dilakukan P3R lama, dengan Ketua Sutikno dengan PT PBI. Hal ini karena sebanyak 15 pedagang yang telah bertandatangan dalam kertas kosong, akhirnya ini dijadikan acuan P3R lama dan PT PBI, jika pedagang telah setuju dengan keinginan investor.
          
“Menyangkut masalah tanda tangan para pedagang, tandatangan itu merupakan bukti kehadirannya saat diundang PT PBI di salah satu rumah makan di Salatiga. Namun, dalam perjalanannya, dalam kertas itu diganti kop suratnya dan dijadikan bukti jika tandatangan perwakilan pedagang itu sebagai bentuk telah menyetujui penawaran,” jelas Katam, salah seorang pengurus P3R yang baru pimpinan Sudiman, dihadapan semua anggota Komisi II DPRD salatiga, kemarin.
          
Sedangkan pedagang yang lain, Sri Widodo, Widodo, dan Hadi Prabowo mengaku gerah dengan sepakterjang PT PBI dan pengurus P3R lama. Pada intinya, para pedagang sangat mengharapkan pembangunan Pasar Rejosari ini segera dilakukan. Namun, harapannya pembangunan tersebut dapat menggunakan dana dari APBD Kota Salatiga ataupun APBN. Selain itu, Pasar Rejosari dalam pembangunannya mengarah pada pasar tradisionil bukan pasar modern.
          
Khusus mengenai harga kios maupun los, hendaknya benar-benar disosialisasikan kembali kepada pedagang. Dan jangan sampai harga tersebut memberatkan para pedagang serta ke depan Pasar Rejosari tidak akan menyusul pasar yang lain yang akhirnya mangkrak. Sebagai contoh, Pasar Jetis yang sejak beberapa tahun ini mangkrak.
          
Sementara, Ketua Komisi II DPRD Salatiga Elizabeth Dwi Kurniasih setelah mendengarkan tanggapan, paparan maupun keluhan para pedagang dapat disimpulkan, bahwa sosialisasi oleh PT PBI kepada para pedagang secara resmi belum pernah dilakukan. Begitu juga mengenai harga kios dan los sampai sekarang belum ada kesepakatan. Serta, jumlah pedagang yang masuk ke komisi berjumlah 423 pedagang, namun dalam data investor berjumlah 617 pedagang. (hes/15) 


Post A Comment
  • Blogger Comment using Blogger
  • Facebook Comment using Facebook
  • Disqus Comment using Disqus

No comments :

Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.


Desakundi

[Desakundi][threecolumns]

Pendidikan

[Pendidikan][list]

Ekonomi

[Ekonomi][grids]

Politik

[Politik][bsummary]

Oase

[Oase][threecolumns]
Create gif animations. Loogix.com. Animated avatars. Animated avatar. Motley Animated avatar. Gif animator. Animated avatar. Gif animator. Zoom Gif animator. Motley Create gif animations. Zoom Animated avatar. Movie Create gif animations. Gif animator. Zoom Animated avatar. Loogix.com. Animated avatars. Negative Animated avatar. Zoom Rumah Zakat Animated avatar. Negative Babyface, Harian Semarang liquid executive club, tonitok rendezvous